Mencegah Terjadinya Persaingan yang Tidak Seimbang
151 wujud kepercayaan dan rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa. Seperti
yang diungkapkan oleh Herry Lisbijanto 2013:49, bahwa wayang sebenarnya tidak bisa lepas dari kepercayaan yang hidup dalam
masyarakat. Masyarakat menikmati pertunjukan wayang selain sebagai sarana hiburan juga sebagai sarana penghayatan dan perenungan atas
cerita dan falsafah wayang guna menghadapi hidup ini. Pada dasarnya pertunjukan wayang kulit merupakan upacara keagamaan atau upacara
yang berhubungan dengan kepercayaan kepada Yang Maha Kuasa. Wayang tidak hanya menjadi sumber nilai-nilai kehidupan di
masyarakat tetapi wayang juga merupakan salah satu wahana atau alat pendidikan watak yang baik yaitu melalui tokoh-tokoh pewayangan.
Dimana setiap tokoh memiliki watak dan karakter yang berbeda-beda sehingga mampu memberikan pembelajaran bagi mereka yang mau
mempelajarinya. Oleh karena itu, kerajinan wayang kulit saat ini telah secara formal dimasukkan ke dalam dunia pendidikan dengan
menjadikannya muatan lokal untuk jenjang pendidikan SD dan SMP di kecamatan Manyaran yaitu pada SD Negeri Kepuhsari 2 dan SMP Negeri
2 Manyaran. Hal ini bertujuan untuk mempertahankan budaya kerajinan wayang kulit yang telah berjalan secara turun temurun di masyarakat.
Dengan demikian masyarakat tidak hanya sekedar memiliki keterampilan dalam pembuatan wayang, namun wayang juga menjadi
pendidikan di masyarakat baik dalam hal pendidikan agama maupun budi pekerti. Melalui pengetahuan akan para tokoh dalam pewayangan mereka
152 mampu memahami akan arti kehidupan, mana yang baik dan mana yang
buruk, mana yang dapat dicontoh mana yang seharusnya tidak mereka lakukan. Dengan cerita pewayangan yang disampaikan, menjadi
pembelajaran bagi mereka dalam menyikapi segala hal dalam kehidupan. Hal tersebut berlaku baik untuk pengrajin maupun masyarakat luas.
Adanya Kampung Wayang di Desa Kepuhsari melatih pengrajin untuk berpikiran maju. Selain itu bertambahnya wawasan pengetahuan
yang mendukung dalam mengembangkan keterampilan yang dimiliki. Tidak dapat dipungkiri, perkembangan wayang kulit sangat berpengaruh
dalam kegiatan ekonomi di masyarakat. Baik bagi para pengrajin maupun masyarakat di sekitar Desa Kepuhsari. Dengan adanya Kampung
Wayang banyak pihak-pihak yang melakukan kerjasama dengan para pengrajin dalam pemesanan kerajinan wayang kulit sehingga pendapatan
pun bertambah. Ada pula pengrajin lain yan dulunya hanya buruh pengrajin, setelah adanya Kampung Wayang dapat menerima pemesanan
sendiri untuk pembuatan wayang kulit. Dan juga banyak pengrajin yang mulai melakukan modifikasi dalam pembuatan wayang. Seperti membuat
kaligrafi, hiasan dinding wayang dalam pigura, gantungan, miniatur wayang.
Sedangkan untuk masyarakat sendiri, beberapa masyarakat telah berubah dari seorang yang bisa dikatakan menganggur menjadi seorang
yang memiliki pekerjaan dan usaha sendiri. Ada pula masyarakat yang dulunya berpenghasilan jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan