Tahap Pemberian dan Peningkatan Keterampilan

92 kehidupannya. Dalam pembentukan struktur kelompok sadar wisata yang mengelola Kampung Wayang ini, beberapa pengrajin mengajak kaum muda untuk bergabung sebagai usaha dalam regenerasi baik sebagai pengrajin maupun pengelola Kampung Wayang sendiri, seperti yang dinyatakan Mbak “RT” selaku pengurus kelompok sadar wisata yang mengelola Kampung Wayang, bahwa : “Prosesnya ya berawal dari beberapa pengrajin muda yang tergugah setelah adanya sosialisasi Kampung Wayang tersebut, mereka kemudian membentuk pokdarwis dan menanyakan siapa saja yang mau dan bersedia untuk bergabung ke pokdarwis yang mengelola Kampung Wayang. Kita mengajak yang muda-muda biar nanti ada pergantian mbak baik pengrajin maupun pengelolanya”CW.1BP.a. Dinyatakan pula oleh Bapak “ST” selaku pengurus kelompok sadar wisata yang mengelola Kampung Wayang, bahwa dalam kepengurusan kelompok sadar wisata diutamakan adalah generasi muda dikarenakan pemikiran kaum muda lebih maju sehingga dapat mengembangkan Kampung Wayang ke arah yang lebih baik. Lebih jelasnya pernyataan Bapak “ST” yaitu: “Recruitmennya ya menawari siapa saja baik itu pengrajin atau masyarakat mbak. Siapa yang mau masuk ke pokdarwis untuk mengelola Kampung wayang dan ingin mengembangkan desa. Sebisa mungkin kita mengajak anak muda mbak yang masuk karena mereka kan pikirannya sudah maju, nantinya buat regenerasi mbak”CW.2BP.a. Setelah dibentuknya kelompok sadar wisata ini, yang bergabung didalamnya memiliki motivasi agar desanya lebih maju sehingga kehidupan pada dirinya juga akan maju. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Mbak “RT” berikut: 93 “Ingin maju dan ingin berkembang baik untuk dirinya sendiri maupun untuk desanya. Dan kebanyakan itu anak mudanya de k, yang berpikiran seperti itu”CW.1BP.b. Sama halnya dengan pernyataan pengrajin yang merupakan anggota kelompok sadar wisata, Mas “TK” bahwa: Kalau buat saya sendiri, motivasi mengikuti kegiatan ya untuk memajukan desa mbak, kalau desanya maju ya masyarakatnya juga ikutan maju”CW.5BP.b. Dari hasil wawancara, pengamatan dan dokumentasi yang dilakukan peneliti bahwa Kampung Wayang berusaha memberdayakan kaum muda sebagai generasi penerus baik pengrajin maupun pengelola Kampung Wayang. Hal itu dimaksudkan karena kaum muda lebih berpikiran maju dan dapat mengikuti perkembangan zaman sehingga diharapkan dengan mengikutkan kaum muda dalam kepengurusan kelompok sadar wisata Tetuko yang mengelola Kampung Wayang dapat mengembangkan ke arah yang lebih baik dan Desa Kepuhsari menjadi lebih maju serta mampu untuk perbaikan kehidupannya seperti meningkatnya keterampilan dalam pembuatan kerajinan wayang dan pengelolaan Kampung Wayang itu sendiri. 2 Pembentukan Homestay Sasaran dari kegiatan Kampung Wayang tidak hanya untuk pengrajin maupun pengunjung yang datang di Desa Kepuhsari, tetapi juga untuk masyarakat di sekitar Kampung Wayang Desa Kepuhsari. Bentuk pemberdayaan bagi masyarakat yaitu dengan dibuatnya homestay. Yang dimaksud homestay disini yaitu sebuah rumah tinggal 94 yang berada di sekitar kawasan wisata yang berfungsi untuk menginap sementara bagi wisatawan. Wisatawan dapat melihat dari dekat kehidupan sehari-hari masyarakat, melihat pemandangan, bahkan menjalani kehidupan seperti penduduk lokal. Dari homestay inilah, masyarakat diajak untuk bergabung sehingga nantinya pendapatan mereka akan bertambah dan dapat menyejahterakan masyarakat. Masyarakat yang bergabung, diberikan pengetahuan dan keterampilan dalam menerima tamu seperti yang diungkapkan oleh Mbak “RT” berikut: “Kegiataannya ya kita tawarkan kepada masyarakat, siapa yang mau atau ingin rumahnya dijadikan sebagai homestay. Kan nantinya pengunjung ada yang ditawarkan untuk menginap jadi perlu adanya homestay. Nah, dari situ kita ajarkan bagaimana cara menerima tamu dan apa saja kegiatan serta keperluan kalau ada tamu yang menginap, gitu dek”CW.1BP.c. Pernyataan Mbak “RT” didukung oleh pernyataan Bapak “ST” bahwa: “Kalau masyarakat sendiri biasanya ikut di homestay, untuk keperluan menginap para pengunjung. Masyarakat yang ikut itu diberikan pengetahuan dan keterampilan dalam menerima dan mengurus tamu selama menginap”CW.2BP.c. Pembentukan homestay ini mendapatkan tanggapan positif dari masyarakat sekitar Kampung Wayang Desa Kepuhsari. Masyarakat pun ikut andil dalam kegiatan yang ada. Banyak masyarakat yang berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh kelompok sadar wisata yang mengelola Kampung Wayang. Hal ini seperti diungkapkan oleh salah satu masyarakat yaitu Ibu “PI” berikut:

Dokumen yang terkait

Tradisi Masyarakat Desa Janji Mauli Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan (1900-1980)

3 83 104

Respon Masyarakat Desa Sitio Ii Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Oleh Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul

2 59 107

Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Program Pengembangan Kecamatan Di Kabupaten Aceh Utara...

0 33 3

Program Pemberdayaan Perempuan Kursus Wanita Karo Gereja Batak Karo Protestan (Kwk-Gbkp) Pada Perempuan Pengungsi Sinabung Kecamatan Payung Kabupaten Karo

2 51 132

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SANGGAR WAYANG KULIT SEBAGAI WISATA BUDAYA DI DESA KEPUHSARI MANYARAN Sanggar Wayang Kulit Sebagai Wisata Budaya Di Desa Kepuhsari Manyaran Wonogiri.

0 2 25

DASAR PROGRAM PERENCANAAN DANPERANCANGAN ARSITEKTUR Sanggar Wayang Kulit Sebagai Wisata Budaya Di Desa Kepuhsari Manyaran Wonogiri.

0 1 18

PENDAHULUAN Sanggar Wayang Kulit Sebagai Wisata Budaya Di Desa Kepuhsari Manyaran Wonogiri.

0 3 17

PENGARUH PENDIDIKAN FORMAL, PENDAPATAN, JARINGAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN TERHADAP KEBERLANJUTAN USAHA KERAJINAN WAYANG KULIT DI DESA KEPUHSARI KECAMATAN MANYARAN KABUPATEN WONOGIRI.

0 0 14

PENDIDIKAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL MELALUI PELESTARIAN WAYANG KULIT DI DESA KEPUHSARI, KECAMATAN MANYARAN, KABUPATEN WONOGIRI | Widyamaharani | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 8494 17909 1 SM

0 0 19

PENDIDIKAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL MELALUI PELESTARIAN WAYANG KULIT DI DESA KEPUHSARI KECAMATAN MANYARAN KABUPATEN WONOGIRI

0 0 16