Prinsip-prinsip Pemberdayaan Masyarakat Kajian tentang Pemberdayaan Masyarakat

33 serta mendorong keseimbangan antara kebutuhan keluarga dan kebutuhan usaha. Pemberdayaan harus mampu mendidik anggota keluarga yang masih muda dan mengembangkan kegiatan-kegiatan keluarga, memperkokoh kesatuan keluarga, baik yang menyangkut masalah sosial, ekonomi, maupun budaya serta mengembangkan pelayanan keluarga terhadap masyarakatnya. Kepuasan, artinya pemberdayaan harus mampu mewujudkan tercapainya kepuasan. Adanya kepuasan, akan sangat menentukan keikutsertaan sasaran pada program-program pemberdayaan selanjutnya.

c. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan merupakan implikasi dari strategi pembangunan yang berbasis pada masyarakat people centered development. Pemberdayaan masyarakat bukan membuat masyarakat menjadi makin tergantung pada berbagai program pemberian charity. Karena, pada dasarnya setiap apa yang dinikmati, harus dihasilkan atas usaha sendiri yang hasilnya dapat dipertukarkan dengan pihak lain. Dengan demikian, tujuan akhirnya adalah memandirikan masyarakat, memampukan, dan membangun kemampuan untuk memajukan diri ke arah kehidupan yang lebih baik secara sinambung Ginanjdar. Kartasasmita, 1997 : 10 . Menurut Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato 2015:111- 112, tujuan pemberdayaan meliputi beragam upaya perbaikan diantaranya perbaikan pendidikan better education, perbaikan 34 aksesibilitas better accesibility, perbaikan tindakan better action, perbaikan kelembagaan better institution, perbaikan usaha better business, perbaikan pendapatan better income, perbaikan lingkungan better environment, perbaikan kehidupan better living, dan perbaikan masyarakat better community. Selanjutnya dijelaskan lebih rinci yaitu pertama perbaikan pendidikan better education dalam arti bahwa pemberdayaan harus dirancang sebagai suatu bentuk pendidikan yang lebih baik. Kedua perbaikan pendidikan yang dilakukan melalui pemberdayaan, tidak terbatas pada : perbaiakan materi, perbaikan metoda, perbaikan yang menyangkut tempat dan waktu, serta hubungan fasilitator dan penerima manfaat, tetapi yang lebih penting adalah perbaikan pendidikan yang mampu menumbuhkan semangat belajar seumur hidup. Ketiga aksesibilitas better accesibility, dengan tumbuh dan berkembangya semangat belajar seumur hidup, diharapkan akan memperbaiki aksesibilitasnya, utamanya tentang aksesibilitas dengan sumber informasiinovasi, sumber pembiayaan, penyediaan produk dan peralatan, serta lembaga pemasaran. Keempat tindakan better action, dengan berbekal perbaikan pendidikan dan perbaikan aksesibilitas dengan beragam sumber daya yang lebih baik, diharapkan akan terjadi tindakan-tindakan yang semakin lebih baik. Kelima perbaikan kelembagaan better institution, dengan perbaikan kegiatantindakn yang dilakukan, diharapkan akan 35 memperbaiki kelembagaan, termasuk pengembangan jejaring kemitraan- usaha. Keenam perbaikan usaha better business, perbaikan pendidikan semangat belajar, perbaikan aksesibilitas, kegiatan dan perbaikan kelembagaan, diharapkan akan memperbaiki bisnis yang dilakukan. Ketujuh perbaikan pendapatan better income, dengan terjadinya perbaikan bisnis yang dilakukan, diharapkan akan dapat memperbaiki pendapatan yang diperolehnya, termasuk pendapatan keluarga dan masyarakat. Kedelapan perbaikan lingkungan better environment, perbaikan pendapatan diharapkan dapat memperbaiki lingkungan fisik dan sosial, karena kerusakan lingkungan seringkali disebabkan oleh kemiskinan atau pendapatan yang terbatas. Dan yang kesembilan perbaikan kehidupan better living, tingkat pendapatan dan keadaan lingkungan yang membaik, diharapkan dapat memperbaiki keadaan kehidupan setiap keluarga dan masyarakat. Perbaikan masyarakat better community, keadaan kehidupan yang lebih baik, yang didukung oleh lingkungan fisik dan sosial yang lebih baik, diharapkan akan terwujud kehidupan masyarakat yang lebih baik pula. Tujuan akhir dari pemberdayaan masyarakat adalah untuk meningkatkan harkat dan martabat hidup manusia, dengan kata lain secara sederhana untuk meningkatkan kualitas hidup. Perbaikan kualitas hidup tersebut bukan semata menyangkut aspek ekonomi, tetapi juga 36 fisik, mental, politik, keamanan dan sosial budaya Chabib Soleh, 2014:81.

d. Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat

Menurut Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato 2015:161- 162, pendekatan pemberdayaan, dapat pula diformulasikan dengan mengacu kepada landasan filosofi dan prinsip-prinsip pemberdayaan, yaitu pendekatan partisipatif, pendekatan kesejahteraan dan pendekatan pembangunan keberlanjutan. Pendekatan partisipatif disini diartikan selalu menempatkan masyarakat sebagai titik-pusat pelaksanaan pemberdayaan, yang mencakup pemberdayaan selalu bertujuan untuk pemecahan masalah masyarakat, bukan untuk mencapai tujuan- tujuan “orang luar” atau penguasa. Pilihan kegiatan, metoda mapun teknik pemberdayaan, maupun teknologi yang ditawarkan harus berbasis pada pilihan masyarakat. Pendekatan kesejahteraan, dalam arti bahwa apapun kegiatan yang akan dilakukan, dari manapun sumber daya dan teknologi yang akan digunakan, dan siapapun yang akan dilibatkan, pemberdayaan masyarakat harus memberikan manfaat terhadap perbaikan mutu hidup atau kesejahteraan masyarakat penerima manfaatnya. Pendekatan pembangunan berkelanjutan, dalam arti bahwa kegiatan pemberdayaan masyarakat harus terjamin keberlanjutannya. Oleh sebab itu pemberdayaan masyarakat tidak boleh menciptakan

Dokumen yang terkait

Tradisi Masyarakat Desa Janji Mauli Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan (1900-1980)

3 83 104

Respon Masyarakat Desa Sitio Ii Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Oleh Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul

2 59 107

Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Program Pengembangan Kecamatan Di Kabupaten Aceh Utara...

0 33 3

Program Pemberdayaan Perempuan Kursus Wanita Karo Gereja Batak Karo Protestan (Kwk-Gbkp) Pada Perempuan Pengungsi Sinabung Kecamatan Payung Kabupaten Karo

2 51 132

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SANGGAR WAYANG KULIT SEBAGAI WISATA BUDAYA DI DESA KEPUHSARI MANYARAN Sanggar Wayang Kulit Sebagai Wisata Budaya Di Desa Kepuhsari Manyaran Wonogiri.

0 2 25

DASAR PROGRAM PERENCANAAN DANPERANCANGAN ARSITEKTUR Sanggar Wayang Kulit Sebagai Wisata Budaya Di Desa Kepuhsari Manyaran Wonogiri.

0 1 18

PENDAHULUAN Sanggar Wayang Kulit Sebagai Wisata Budaya Di Desa Kepuhsari Manyaran Wonogiri.

0 3 17

PENGARUH PENDIDIKAN FORMAL, PENDAPATAN, JARINGAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN TERHADAP KEBERLANJUTAN USAHA KERAJINAN WAYANG KULIT DI DESA KEPUHSARI KECAMATAN MANYARAN KABUPATEN WONOGIRI.

0 0 14

PENDIDIKAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL MELALUI PELESTARIAN WAYANG KULIT DI DESA KEPUHSARI, KECAMATAN MANYARAN, KABUPATEN WONOGIRI | Widyamaharani | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 8494 17909 1 SM

0 0 19

PENDIDIKAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL MELALUI PELESTARIAN WAYANG KULIT DI DESA KEPUHSARI KECAMATAN MANYARAN KABUPATEN WONOGIRI

0 0 16