81
B. Hasil Penelitian
1. Proses Pemberdayaan di Desa Kepuhsari Kecamatan Manyaran
Kabupaten Wonogiri melalui Kampung Wayang
Kampung Wayang yang ada di Desa Kepuhsari Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri merupakan salah satu upaya pemberdayaan
bagi masyarakat setempat. Dalam proses pemberdayaan masyarakat pada Kampung Wayang, terbagi menjadi tiga tahapan antara lain tahap
penyadaran, tahap pemberian pengetahuan, tahap pemberian dan peningkatan keterampilan. Tahapan proses pemberdayaan tersebut dapat
dijabarkan sebagai berikut:
a. Tahap Penyadaran
Tahap penyadaran merupakan tahapan awal yang dilakukan ketika suatu program yaitu pemberdayaan masyarakat akan dilaksanakan.
Dalam tahapan penyadaran yang pertama kali dilakukan adalah melihat bagaimana kondisi masyarakat baik dalam kegiatan sehari-hari maupun
kesejahteraan masyarakatnya. Sebelum adanya Kampung Wayang, kegiatan yang biasa dilakukan oleh para pengrajin seperti yang dijelaskan
oleh Mbak “RT” selaku pengurus kelompok sadar wisata yang mengelola Kampung Wayang bahwa:
“Mayoritas disini kan pengrajin ya dek, selain membuat wayang mereka memiliki pekerjaan tetap seperti PNS, petani, mencari
ikan, pedagang jadi melakukan rutinitas setiap hari ya membuat wayang dan melakukan pekerjaannya masing-
masing”CW 1.PP.a.
82 Pengurus kelompok sadar wisata yang mengelola Kampung Wayang
yang lain, Bapak “ST” menambahkan dengan pernyataan berikut: “Kegiatannya ya sekedar melakukan apa yang dilakukan sehari-
hari mbak, disini kan dibagi dua, ada yang pengrajin dan pengepul ada yang jadi buruh. Kalau pengrajin itu kan punya
pelanggan tetap jadi ya setiap hari natah. Nah, yang buruh kalau ada kerjaan natah ya natah, kalau tidak ada kerjaan ya biasanya
jadi buruh tani”CW.2PP.a. Sebelum adanya Kampung Wayang, kesejahteraan masyarakat Di
Desa Kepuhsari, belum sebaik sekarang seperti pernyataan Mbak “RT”
bahwa: “Jika dilihat dari masyarakatnya sendiri ya mbak, sebelum adanya
kampung wayang ini, banyak masyarakat yang penghasilannya bisa dikatakan kurang, anak muda banyak yang menganggur,
masyarakat yang awalnya jadi pengrajin jika tidak ada pesanan ya, alih profesi mbak. Sebagian besar penduduk disini petani dan
juga buruh tani”CW.1PP.b. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Bapak “ST” bahwa:
“Ya, sebelumnya banyak yang menganggur, sebelum ada Kampung Wayang kan masyarakat kebanyakan cuma buruh
pengrajin wayang mbak jadi kalau tidak ada kerjaan, mereka cuma mengandalkan buruh tani atau dagang. Pendidikan pun,
masyarakat biasanya cuma tamat sampai SD dan SMP. Pengha
silan juga tidak menentu mbak”CW.2PP.b. Masyarakat pun belum pernah mengikuti atau merasakan bentuk
pemberdayaan lain sebelum adanya Kampung Wayang seperti yang disampaikan oleh Mbak “RT” bahwa:
“Tidak ada mbak, baru Kampung Wayang ini yang menjadi pemberdayaan
masyarakat di Desa Kepuhsari”CW.1PP.c.