157 4
Home industri wayang kulit, 5
Pengrajin memiliki keterampilan tambahan yaitu melukis dengan media kaca,
6 Masyarakat menjadikan rumah mereka menjadi homestay
7 Masyarakat non pengrajin memiliki pekerjaan tambahan seperti
berdagang dan menjual jasa. Dengan adanya bukti-bukti diatas, sesuai dengan yang diungkapkan
Chabib Soleh 2014:94 bahwa pada akhirnya pemberdayaan harus mampu meningkatkan kapasitas diri secara otomatis pada pihak yang diberdayakan.
Hal ini dapat terjaidi apabila, mereka sudah merasakan manfaat langsung sosial ekonomi maupun manfaat tidak langsung yaitu berupa peningkatan
kapasitas diri yang diperoleh secara otomatis baik dari belajar pada pengalaman yang telah mereka rasakan.
Dapat disimpulkan bahwa Kampung Wayang merupakan upaya pemberdayaan masyarakat dari memberikan penyadaran akan potensi yang
dimiliki dan memberikan keterampilan sampai menjadikan masyarakat yang mandiri dan dapat menciptakan maupun mengembangkan usaha yang
dimiliki serta menjadikan masyarakat lebih sadar akan kelestarian budaya mereka yaitu seni kerajinan wayang kulit.
158
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Kampung Wayang sebagai salah satu upaya pemberdayaan masyarakat di Desa
Kepuhsari, Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Proses pemberdayaan masyarakat Kampung Wayang di Desa Kepuhsari
dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu tahap pertama dengan dilakukan penyadaran akan potensi yang dimiliki dan pemberian motivasi untuk
melakukan perubahan dalam perbaikan diri. Tahap kedua yaitu dengan pemberian pengetahuan mengenai potensi atau kekuatan dan peluang serta
kelemahan dan ancaman yang ada di Desa Kepuhsari dengan adanya Kampung Wayang sehingga masyarakat dapat menemukan solusi dengan
adanya masalah yang akan dihadapi. Tahap ketiga yaitu peningkatan keterampilan dengan adanya program-program yang ada di Kampung
Wayang dimana program tersebut ditujukan baik bagi pengrajin maupun masyarakat di sekitar Desa Kepuhsari.
2. Program-program pemberdayaan masyarakat yang ada di Desa Kepuhsari
yaitu pengelolaan Kampung Wayang yang terdiri dari regenerasi pengrajin wayang maupun pengelola Kampung Wayang, pembentukan homestay yang
melibatkan partisipasi masyarakat dan pengelolaan kegiatan yang ada di Kampung Wayang. Selain itu ada juga program pengembangan industri
159 kreatif bagi pengrajin setempat melalui pelatihan-pelatihan seperti pelatihan
lukis kaca untuk menunjang keterampilan sebagai trainer, pelatihan bahasa Inggris dan pelatihan pengembangan produk. Serta setiap bulan sekali
diadakan perkumpulan kelompok sadar wisata Tetuko untuk saling mengakrabkan baik pengelola, anggota maupun masyarakat. Faktor
pendukung dalam pengembangan Kampung Wayang Desa Kepuhsari yakni faktor masyarakat, sejarah, alam, sumber daya manusia, kegiatan di
kampung wayang, dan kerjasama dengan berbagai pihak. Namun faktor masyarakat, sumber daya manusia dan infrastruktur juga menjadi faktor
penghambat dalam berkembangnya Kampun Wayang Desa Kepuhsari. 3.
Hasil pemberdayaan masyarakat melalui Kampung Wayang yaitu mendorong masyarakat menyadari dan mengembangkan potensi yang
dimiliki, mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang diantara para pengrajin, pengrajin maupun masyarakat yang berada di sekitar Kampung
Wayang Desa Kepuhsari semakin sejahtera dengan adanya perbaikan pendapatan dan perbaikan kehidupan pada diri mereka. Baik pengrajin
maupun masyarakat dapat mengembangkan usaha di bidang seni kerajinan wayang kulit. Setelah Kampung Wayang dibuat, baik masyarakat maupun
wisatawan semakin dekat dengan budaya wayang kulit dan ikut serta dalam melestarikan kebudayaan tersebut. Bukti-bukti dari masyarakat yang
berdaya setelah mengikuti kegiatan yang diselenggarakan kelompok sadar wisata di Kampung Wayang anatar lain: berkurangnya pengangguran,
bertambahnya pengetahuan dan wawasan, mampu meningkatkan kualitas
160 dan kuantitas produksi, home industri wayang kulit, pengrajin memiliki
keterampilan tambahan yaitu melukis dengan media kaca, dan banyak masyarakat yang menjadikan rumah mereka menjadi homestay, serta
masyarakat non pengrajin memiliki pekerjaan tambahan seperti berdagang dan menjual jasa.
B. Saran
1. Masyarakat Desa Kepuhsari sebaiknya berusaha berpartisipasi dalam
kegiatan yang diselenggarakan kelompok sadar wisata Tetuko melalui Kampung Wayang sehingga masyarakat dapat merasakan manfaat
adanya Kampung Wayang secara langsung. 2.
Meningkatkan pemahaman terhadap cerita pewayangan serta seni tatah sungging bagi para trainer dan guide, sehingga mereka mampu
menyampaikan secara detail dan benar kepada wisatawan yang datang berkunjung ke Kampung Wayang mengenai cerita pewayangan dan seni
tatah sungging di Desa Kepuhsari, Manyaran, Wonogiri. 3.
Selain keterampilan yang telah diperoleh sebelumnya seperti pelatihan lukis kaca, pelatihan bahasa Inggris dan pelatihan pengembangan produk,
pengrajin sebaiknya diberikan pelatihan packaging pengemasan produk yang dibuat oleh pengrajin agar memiliki nilai jual lebih dan
memperindah tampilan produk sehingga wisatawan yang datang berkunjung tertarik untuk membeli produk tersebut.
4. Kelompok sadar wisata Tetuko dan pemerintah sebaiknya bekerjasama
dalam perbaikan sarana dan prasarana terutama infrastruktur jalan dan
161 penambahan petunjuk arah sebagai ajang promosi serta memudahkan
wisatawan dalam mengadakan kunjungan ke Kampung Wayang Desa Kepuhsari, Manyaran, Wonogiri.
5. Masyarakat yang belum mengikuti kegiatan yang ada di Kampung
Wayang seharusnya menumbuhkan kesadaran diri dan lebih berperan aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan dalam Kampung Wayang
sehingga masyarakat mampu menerima adanya Kampung Wayang dan dapat merasakan manfaat baik dari segi ekonomi maupun kecintaan
akan kebudayaan wayang kulit dan desa Kepuhsari sendiri.