Mendorong Masyarakat Menyadari dan Mengembangkan Potensi
                                                                                150 maupun  masyarakat  mulai  mandiri  dengan  adanya  keterampuilan  yang
mereka  dapatkan  dari  program-program  pelatihan  dan  pembentukan homestay, juga dari masyarakat yang membuka usaha di bidang kuliner.
Melalui  Kampung  Wayang,  para  pengrajin  dan  masyarakat mengalami  perbaikan  pendapatan  maupun  perbaikan  kehidupan.  Seperti
yang  diungkapkan    Chabib  Soleh  2014:81  bahwa  tujuan  akhir  dari pemberdayaan  masyarakat  adalah  untuk  meningkatkan  harkat  dan
martabat  hidup  manusia,  dengan  kata  lain  secara  sederhana  untuk meningkatkan  kualitas  hidup.  Perbaikan  kualitas  hidup  tersebut  bukan
semata  menyangkut  aspek  ekonomi,  tetapi  juga  fisik,  mental,  politik, keamanan dan sosial budaya.
Dalam  perkembangannya,  wayang  menjadi  salah  satu  ideologi atau tuntunan dalam kehidupan masyarakat  tidak hanya sebagai  hiburan
semata.  Wayang  kulit  memiliki  berbagai  ajaran  dan  nilai  etis  yang bersumber dari agama, sistem filsafat dan etika. Ajaran-ajaran dan nilai-
nilai  tersebut  oleh  masyarakat  di  Desa  Kepuhsari  sampai  saat  ini  masih dipakai  untuk  kelangsungan  hidupnya.  Masyarakat  di  Desa  Kepuhsari
memiliki  semangat  yang  dalam  untuk  mempertahankan  kebudayaan wayang  kulit.  Mereka  merasa  memiliki,  mencintai  dan  menghargai
budaya wayang kulit sehingga perlu untuk dilestarikan. Terbukti dengan adanya wayang kulit yang tetap bertahan di Desa Kepuhsari.
Masyarakat  di  Desa  Kepuhsari  menggelar  pertunjukan  seni wayang  kulit  dalam  upacara  adat,  acara  keluarga  dan  perayaan  sebagai
151 wujud  kepercayaan  dan  rasa  syukur  kepada  Yang  Maha  Kuasa.  Seperti
yang  diungkapkan  oleh  Herry  Lisbijanto  2013:49,  bahwa  wayang sebenarnya  tidak  bisa  lepas  dari  kepercayaan  yang  hidup  dalam
masyarakat.  Masyarakat  menikmati  pertunjukan  wayang  selain  sebagai sarana  hiburan  juga  sebagai  sarana  penghayatan  dan  perenungan  atas
cerita  dan  falsafah  wayang  guna  menghadapi  hidup  ini.  Pada  dasarnya pertunjukan  wayang  kulit  merupakan  upacara  keagamaan  atau  upacara
yang berhubungan dengan kepercayaan kepada Yang Maha Kuasa. Wayang  tidak  hanya  menjadi  sumber  nilai-nilai  kehidupan  di
masyarakat  tetapi  wayang  juga  merupakan  salah  satu  wahana  atau  alat pendidikan  watak  yang  baik  yaitu  melalui  tokoh-tokoh  pewayangan.
Dimana  setiap  tokoh  memiliki  watak  dan  karakter  yang  berbeda-beda sehingga  mampu  memberikan  pembelajaran  bagi  mereka  yang  mau
mempelajarinya.  Oleh  karena  itu,  kerajinan  wayang  kulit  saat  ini  telah secara  formal  dimasukkan  ke  dalam  dunia  pendidikan  dengan
menjadikannya  muatan  lokal  untuk  jenjang  pendidikan  SD  dan  SMP  di kecamatan Manyaran yaitu pada SD Negeri Kepuhsari 2 dan SMP Negeri
2 Manyaran. Hal ini bertujuan untuk mempertahankan  budaya kerajinan wayang kulit yang telah berjalan secara turun temurun di masyarakat.
Dengan  demikian  masyarakat  tidak  hanya  sekedar  memiliki keterampilan  dalam  pembuatan  wayang,  namun  wayang  juga  menjadi
pendidikan di masyarakat baik dalam hal pendidikan agama maupun budi pekerti. Melalui pengetahuan akan para tokoh dalam pewayangan mereka
                                            
                