Sejarah Perkembangan Wayang Kulit
72 sertakan dalam lomba yang diadakan bank BUMN kemudian memperoleh
penghargaan dan juara satu tingkat Nasional. Kemudian disosialisasikan ke masyarakat Desa Kepuhsari. Dengan adanya sosialisasi tersebut, beberapa
pengrajin tergugah dan memikirkan cara bagaiamana mereka dapat tergabung dalam satu wadah yang didalamnya terdapat orang-orang yang
memiliki kesadaran dan pikiran yang sama untuk mengembangkan desanya. Oleh karena itu dibentuklah kelompok sadar wisata Pokdarwis Tetuko
yang kemudian mengelola dan mengembangkan Kampung Wayang. Pengembangan Kampung wayang Kepuhsari berusaha memberikan
informasi nilai-nilai
historis, filosopis
dan sosiologis
dibalik berkembangnya seni tatah sungging, yang kebetulan seni ini berkembang
dengan baik di desa Kepuhsari. Yang ditawarkan bukan hanya produk wayang beserta variasinya, namun juga proses pembuatan wayang,
kehidupan sosial ekonomi masyarakat dibalik produksi tatah sungging, seni-seni pendukung pagelaran wayang seperti gamelan dan pedalangan.
Pengunjung yang datang akan disuguhi secara sequen bertahap proses pembuatan wayang sampai pergelarannya. Wisata yang ditawarkan dikemas
dalam paket-paket mulai dari yang hanya kunjungan satu hari atau paket menginap dengan segala pendukungnya. Wisatawan yang datang juga diajak
untuk menikmati kondisi alam desa Kepuhsari, sehingga wisatawan memiliki gambaran yang lengkap terkait kondisi sosial ekonomi masyarakat
desa kepuhsari.
73 Komponen kedua dari desa wisata adalah Akomodasi, yang
merupakan sarana utama untuk memenuhi kebutuhan wisatawan, seperti tempat tinggal homestay, air bersih, jaringan komunikasi, kuliner dan
pendukung lainnya juga telah disiapkan. Khusus untuk homestay memanfaatkan rumah-rumah penduduk dengan tetap mempertahankan
keaslianya. Sentuhan yang dilakukan lebih pada menyiapkan kelayakan dari aspek kebersihan dan ketersediaan sarana pendukung di setiap homestay.
Dari aspek kuliner disiapkan menu-menu khas Desa Kepuhsari. Komponen ketiga terkait apa yang bisa dibawa setelah melaksanakan
kunjungan yaitu berupa souvenir. Berbagai model souvenir, terutama bernuansa wayang dengan berbagai model dan ukuran telah banyak tersedia.
Setiap pengrajin menghasilkan souvenir, sehingga semua pengrajin memiliki akses yang sama untuk memasarkan produknya.