Pengelolaan Kampung Wayang Program-Program Pemberdayaan Masyarakat Kampung Wayang di
94 yang berada di sekitar kawasan wisata yang berfungsi untuk menginap
sementara bagi wisatawan. Wisatawan dapat melihat dari dekat kehidupan sehari-hari masyarakat, melihat pemandangan, bahkan
menjalani kehidupan seperti penduduk lokal. Dari homestay inilah, masyarakat diajak untuk bergabung sehingga nantinya pendapatan
mereka akan bertambah dan dapat menyejahterakan masyarakat. Masyarakat yang bergabung, diberikan pengetahuan dan keterampilan
dalam menerima tamu seperti yang diungkapkan oleh Mbak “RT”
berikut: “Kegiataannya ya kita tawarkan kepada masyarakat, siapa
yang mau atau ingin rumahnya dijadikan sebagai homestay. Kan nantinya pengunjung ada yang ditawarkan untuk
menginap jadi perlu adanya homestay. Nah, dari situ kita ajarkan bagaimana cara menerima tamu dan apa saja kegiatan
serta keperluan kalau ada tamu yang menginap, gitu
dek”CW.1BP.c. Pernyataan Mbak “RT” didukung oleh pernyataan Bapak “ST” bahwa:
“Kalau masyarakat sendiri biasanya ikut di homestay, untuk keperluan menginap para pengunjung. Masyarakat yang ikut
itu diberikan pengetahuan dan keterampilan dalam menerima dan
mengurus tamu selama menginap”CW.2BP.c. Pembentukan homestay ini mendapatkan tanggapan positif dari
masyarakat sekitar Kampung Wayang Desa Kepuhsari. Masyarakat pun ikut andil dalam kegiatan yang ada. Banyak masyarakat yang
berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh kelompok sadar wisata yang mengelola Kampung Wayang. Hal ini seperti
diungkapkan oleh salah satu masyarakat yaitu Ibu “PI” berikut:
95 “Setelah masyarakat tahu kegiatan pokdarwis, banyak
masyarakat yang ikut mendaftar untuk menjadi homestay, yang lainnya jualan mbak kalau ada tamu. Ada juga yang jadi ojek
sama tukang pijet”CW.6BP.d. Hal serupa juga diungkapkan oleh masyarakat yang lain, Ibu “SP”
bahwa: “Kebanyakan masyarakat ikut dalam kegiatan kampung
wayang mbak, antusias mbak ada yang ikut homestay, yang lain jualan, ada yang jadi ojek mbak kalau ada
tamu
”CW.7BP.d. Hasil wawancara diatas, dapat diketahui bahwa bentuk
pemberdayaan bagi masyarakat yaitu dengan pembuatan homestay. Dengan adanya homestay ini, melatih masyarakat untuk lebih mandiri
dalam mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari mereka. Masyrakat yang bergabung sebagai homestay, mereka
dilatih bagaimana cara menerima tamu dengan baik dan juga diberikan pengetahuan kegiatan maupun kebutuhan apa saja yang
diperlukan tamu saat menginap di homestay miliki mereka. Dengan demikian pembentukan homestay tidak hanya sekedar untuk
mendapatkan penghasilan tetapi juga sarana untuk memperoleh pengetahuan.
3 Pengelolaan Kegiatan oleh Kelompok Sadar Wisata Tetuko
Dalam mengelola Kampung Wayang, tindakan yang dilakukan dalam merencanakan kegiatan yaitu dengan diadakannya rapat
kelompok sadar wisata Tetuko untuk membahas apa saja yang akan dilakukan. Kemudian menyusunnya dalam sebuah agenda rencana
kegiatan sebelum melaksanakan kegiatan tersebut. Ketika ada
96 kunjungan dari wisatawan yang ingin menikmati paket-paket wisata
maka dilakukan persiapan dengan diadakan rapat kerja, 3 hari sebelum wisatawan datang berkunjung. Seperti yang diungkapkan oleh Mbak
“RT” bahwa: “Tindakannya ya paling rapat mbak membahas apa saja yang
akan dilakukan kemudian direncanakan bersama dan dilaksanakan bersama juga. Kalau akan ada pengunjungtamu
yang meminta paket wisata biasanya dilakukan persiapan 3 hari sebelum pengunjung datang, kita adakan rapat mengenai
pembagian homestay, dan dilanjutkan rapat mengenai kuliner yang akan disajikan. Setiap seksi harus bertanggung jawab.
Sebelum hari H gladi bersih dan jika diperlukan panggung untuk pementasan wayang singkat kita ya kita pasang
p
anggung dan menyiapkan gamelan”CW.1BP.e. Hal serupa juga di
katakan oleh Bapak “ST” bahwa: “Tindakannya para anggota pokdarwis dikumpulkan,
kemudian kita melakukan urun rembug apa yang ingin dilakukan dan yang bisa dilakukan kemudian dibuatkan
agenda. nah biasanya kita ada kumpulan rutin setiap sebulan sekali yaitu di malam Selasa Pahing. Kalau ada tamu, beberapa
hari sebelum kedatangan kami kumpul dadakan untuk mempersiapkan apa yang dibutuhkan saat kegiatan dan juga
pem
bagian tugas ke setiap anggota”CW.2BP.e. Informasi yang diperoleh peneliti di atas menyatakan bahwa
tindakan yang dilakukan sebelum pelaksanaan kegiatan yaitu mengenai pembagian homestay bagi wisatawan, kuliner yang akan
disajikan dan pembagian tugas kepada setiap anggota yang bertanggung jawab serta mempersiapkan apa saja yang dibutuhkan
dalam kegiatan yang akan dilaksanakan. Dalam melaksanakan sebuah kegiatan, dibutuhkan adanya interaksi semua pihak. Oleh karena itu
antara pengelola dan anggota kelompok sadar wisata Tetuko saling
97 menjaga komunikasi dengan terus menjalin hubungan yang baik dan
tidak ada perbedaan antara pengurus dan pengelola sehingga semua pihak dapat bekerjasama. Hal tersebut seperti diungkapkan oleh
Bapak “ST” bahwa: “Selama ini berjalan baik mbak, setiap orang yang tergabung
disini kan sudah pada kenal jadi tidak ada yang merasa minder apa
gimana gitu,
nggak ada
yang dibeda-bedakan
juga”CW.2BP.f. Didukung pula oleh pernyataan Mas “TK” bahwa:
“Saling menjaga komunikasi, kalau ada apa-apa ya diomongin bareng-bareng. Tidak ada perbedaan antara
pengurus dan anggota semua bekerjasama”CW.5BP.f.
Setiap kegiatan yang dilakukan oleh kelompok sadar wisata dalam menyelenggarakan paket-paket wisata Kampung Wayang bagi
pengunjung, selalu diadakan evaluasi. Evaluasi dilakukan setiap akhir kegiatan baik itu pada sore maupun malam hari. Evaluasi diadakan
lebih pada evaluasi tiap kegiatan saja dan dilakukan secara lisan. Evaluasi biasanya secara kekeluargaan agar semua yang mengikuti
kegiatan dapat
mengeluarkan pendapatnya.
Evaluasi secara
kekeluargaan dilakukan agar lebih mempererat keakraban antara pengelola dan anggota sehingga mereka dapat mengetahui kekurangan
maupun hambatan saat berlangsungnya kegiatan dan kemudian memperbaiki kekurangan dan mencari solusi dari hambatan yang
dihadapi saat kegiatan. Seperti yang diungkapkan ole h Mbak “RT”
bahwa:
98 “Setiap kita ada kunjungan, pasti ada evalusai ya caranya
setiap akhir kegiatan kita kita kumpul kalau pengunjung menginap ya kita lakukan pada malam hari setelah kegiatan
berakhir kemudian kita sarasehan apa saja yang kurang, apa saja hambatannya. Setelah itu kita cari solusinya bareng-
bareng, kita lakukan secara kekeluargaan dek biar semua bisa
berpendapat”CW.1BP.g. Bapak “ST” juga mengungkapkan hal yang hampir serupa dengan
Mbak “RT” bahwa: “Setiap selesai kegiatan, kami kumpul dan membahas apa saja
yang telah dilakukan dan apa saja kekurangannya, ada hambatanmasalah atau tidak. Evaluasinya dilakukan secara
lisan mbak. Nah dari situ kita cari bareng-bareng solusinya. Jadi kegiatan selanjutnya bisa berjalan lebih lancar
lagi”CW.2BP.g. Dari hasil wawancara, pengamatan dan dokumentasi yang
dilakukan peneliti dapat disimpulkan bahwa dalam pengeolaan oleh kelompok sadar wisata Tetuko tindakan yang dilakukan yaitu
merencanakan kegiatan dengan diadakannya rapat kerja untuk membuat agenda dan pembagian tugas bagi pengelola maupun
anggota. Serta dilakukan persiapan sebelum pelaksanaan kegiatan. Setelah kegiatan berakhir, kelompok sadar wisata juga melakukan
evaluasi secara kekeluargaan untuk mengetahui kekurangan dan hambatan yang dihadapi kemudian memperbaikinya bersama-sama.
Antara pengelola dan anggota saling menjaga interaksi dengan menjalin komunikasi dengan baik agar setiap kegiatan berjalan dengan
lancar.
99