Pengertian lain Menurut Wijaya Kusuma dan Dedy Dwitagama dalam bukunya mengatakan “ Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang
dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif
dengan bertujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar meningkat”.
25
Berdasarkan beberapa pengertian dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur
penelitian dengan tindakan substantif yang melatih rasionalitas yang benar ddan dilakukan oleh guru didalam keras dengan cara merencanakan,
melaksanakan, merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan bertujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil
belajar meningkat”.
b. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
Karakteristik penelitian tindakan kelas PTK dan membedakannya dengan jenis penelitian lain dapat dilihat pada ciri-ciri sebagai berikut:
26
1 Masalah dalam PTK dipicu oleh munculnya kesadaran pada diri guru bahwa praktik yang dilakukannya selama ini di kelas mempunyai
masalah yang perlu diselesaikan. Dengan perkataan lain, guru merasa bahwa ada suatu yang perlu dipernaiki dalam pembelajaran yang
dilakukannya selama ini, dan perbaikan tersebut diprakarsai dari dalam guru sendiri an inquiry of practice from within, bukan oleh orang luar.
2 Self-reflective inquiry atau penelitian melalui refleksi diri merupakan ciri PTK yang paling esensial. Berbeda dengan penelitian biasa yang
mengumpulkan data dari lapangan atau objek atau tempat lain seperti responden, maka PTK mensyaratkan guru mengumpulkan data
praktiknya sendiri melalui refleksi diri.
25
Wijaya Kusuma dan Dedy Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Indeks, 2010 Cetakan kedua h. 9
26
Igak Wardhani dan Kuswaya Wihardit, Penelitian Tindakan Kelas Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2012, Cet Keempat belas h. 1.5
3 Penelitian tindakan kelas dapat dilakukan di dalam kelas, sehingga focus penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran berupa perilaku guru
dan siswa dalam melakukan interaksi belajar mengajar 4 Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran.
Perbaikan dilakukan secara bertahap dan terus menerus, selama kegiatan penelitian dilakukan
5 Ciclic siklus. Konsep tindakan action dalam PTK di terapkan melalui urutan yang terdiri dari beberapa tahap berdaur ulang cyclical.
Siklus dalam PTK terdiri dari empat tahapan, yakni perencanaan tindakan, melakukan tindakan, pengamatan atau observasi dan analisis
atas refleksi.
27
6 Partisipatory collaborative dilaksanakan secara kolaboratif dan bermitra dengan pihak lain, seperto teman sejawat. Jadi, dalam PTK
perlu ada partisipasi dari pihak lain yang berperan sebagai pengamat. Hal ini deperlukan untuk mendukung objektivitas dari hasil PTK.
Kolaborasi dalam pelaksanaannyam, seperti antara guru dengan teman sejawat, guru dengan kepala sekolah, guru dengan dosen dan guru
dengan pengawas. 7 Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran.
Perbaikan dilakukan secara terus menerus, selama kegiatan dilakukan. Oleh karena itu, dalam PTK dikenal adanya siklus pelaksanaan berupa
pola: perencanaan-pelaksanaan-observasi-refleksi-revisi Perencanaan ulang.
28
c. Model Penelitian Tindakan Kelas
Pada prinsipnya diterapkan PTK atau CAR Classroom Action Research dimaksudkan untuk mengatasi suatu permasalahan yang terdapat
di dalam kelas. Terdapat beberapa model atau desain yang dapat diterapkan,
27
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas : sebagai pengemban prifesi guru, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008 h. 59-60
28
Igak Wardhani dan Kuswaya Wihardit, Penelitian Tindakan Kelas Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2012, Cet Keempat belas h. 1.7
diantaranya : 1. model Kurt Lewin, 2. model Kemmis dan Mc Taggart, 3. model John Elliot, 4. model Hopkins, dan 5. model Mc Keman.
29
Dalam penelitian ini menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart. Model Kemmis dan Mc Taggart merupakan perkembangan dari konsep
dasar yang dikembangkan oleh Kurt Lewin. Hanya saja, komponen action dengan observing pengamatan dijadikan sebagai alat satu kesatuan.
Disatukannya kedua komponen tersebut disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa antara implementasi action dan observing merupakan dua kegiatan
yang tidak terpisahkan. Maksudnya, kedua kegiatan haruslah dilakukan dalam satu kesatuan waktu, begitu berlangsungnya suatu tindakan begitu
pula observasi juga dilaksanakan.
d. Hasil Penelitian Yang Relevan
Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan beberapa penelitian yang relevan. Penelitian relevan yang pertama yaitu penelitian yang
berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Melalui Penerapan Metode Inkuiri Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah
Darussaman Kedoya Utara Jakarta Barat ”, yang ditulis oleh Alfiyah metode
inkuiri sebagai salah satu metode pembelajaran dapat membuat siswa menjadi lebih aktif dan mempunyai pengalaman. metode inkuiri
menekankan pada proses belajar dan hasil belajar. Dalam pembelajaran keterlibatan siswa siswa secara langsung pada mampu memberikan
pengalaman pada siswa. Dalam pembelajaran yang lebih mengedepankan siswa aktif mampu memberikan pemahaman yang lebih mendalam yang
berdampak pada hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa pada penelitian ini mencapai ketuntasan hasil belajar siswa mencapai 80.
30
29
Wijaya Kusuma dan Dedy Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Indeks, 2010 Cetakan kedua h. 19
30
Alfiyah, “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Melalui Penerapan Metode Inkuiri Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Darussaman Kedoya Utara
Jakarta Barat ”, Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta: Perpustakaan
Jurusan Tarbiyah dan Keguruan, 2013