Tahap Refleksi Analisis Tindakan Siklus I dan II 1. Tindakan Pembelajaran Siklus I

Tindakan Acting, Pengamatan Observing, dan Refleksi Reflecting. Hasil pengamatan melalui lembar observasi dan hasil wawancara dengan guru dan siswa pada penelitian ini menunjukkan bahwa siswa menyenangi proses pembelajaran IPS melalui penerapan metode inkuiri. Penerapan metode inkuiri dapat meningkatkan keaktifan siswa. Berdasarkan pengamatan selama berlangsungnya pembelajaran dengan menggunakan metode ini siswa menjadi lebih aktif karena diharuskan berdiskusi dengan anggota kelompoknya untuk membahas soal yang diberikan oleh peneliti. Siswa juga dapat bertukar pikiran antara anggota kelompok lain. Sehingga penerapan metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Menurut Lif Khoiru Ahmadi dkk dalam bukunya mengemukakan “dalam kegiatan akhir perlu dilakukan penilaian formatif dan salah satunya adalah penilaian acuan patokan setiap kompetensi harus diberikan feedback ”. 1 Penilaian banyak bentuknya baik berupa tes tertulis dan tidak tertulis. Peneliti melakukan evaluasi pembelajaran dengan menggunakan tes tertulis dengan jumlah persiklus 20 soal. Berdasarkan hasil tes yang dilaksanakan pada siklus I diperoleh nilai paling rendah yang diperoleh siswa pada saat pretes adalah 20 dan nilai tertinggi pada saat pretes adalah 50 dengan nilai rata-rata nilai pretest 46.04. Masih banyak siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM 75. Sedangkan nilai terendah yang diperoleh siswa pada saat postes sebesar 40, sedangkan nilai tertinggi pada skor postes sebesar 85 dengan rata-rata nilai posttest 52,64 juga masih di bawah nilai KKM. Walaupun ada yang mendapat nilai 85 hampir 95 siswa yang masih di bawah nilai KKM yaitu 75. Untuk hasil belajar siklus I diperoleh rata-rata N-gain sebesar 0,29 Dari hasil tes yang diperoleh diketahui ketuntasan siswa belum maksimal. Ini berarti penerapan metode inkuiri dengan teknik modifikasi yang digunakan belum efektif dalam meningkatkan hasil belajar sesuai dengan standar n-gain. Dengan demikian indikator keberhasilan penelitian ini belum tercapai, sehingga diperlukan penyempurnaan untuk masing-masing nilai siswa dan 1 lif Khoiru Ahmadi dkk, Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP, Jakarta : PT. Prestasi Pustakarya, 2011, h. 163 peneliti melanjutkan ke siklus 2 mencoba memperbaiki dan menyempurnakan dari kekurangan yang terdapat di siklus I. Berdasarkan hasil observasi siklus I aktifitas siswa belum memuaskan. Hal ini terlihat dari kurangnya komunikasi dalam kelompok, sebagian besar kelompok masih mengandalkan siswa yang pintar untuk mengerjakan tugas, masih sedikitnya jumlah siswa yang bertanya maupun yang menjawab pertanyaan, serta munculnya rasa bosan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Dalam mengatasi kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I, guru melakukan perbaikan yang dilaksanakan pada siklus II. Hasil belajar siswa pada siklus II yaitu nilai paling rendah yang diperoleh siswa pada saat pretes adalah 35 dan nilai tertinggi pada saat pretes adalah 75 dengan nilai rata-rata pretes 54.6 yang masih di bawah nilai KKM yaitu 75. Sedangkan nilai terendah pada saat postes sebesar 75, dan skor postes sebesar 100 dengan nilai rata-rata postes 87.6 di atas nilai KKM 75. Ini menunjukkan ketuntasan siswa mencapai 100 pada siklus II. Untuk hasil belajar siklus 2 diperoleh rata-rata N – gain sebesar 0,76. Dengan demikian indikator keberhasilan penelitian ini sudah tercapai. “Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Keberhasilan belajar seseorang juga dipengaruhi oleh keterampilan- keterampilan yang dimilikinya, seperti keterampilan membaca, berdiskusi, memecahkan masalah, mengerjakan tugas-tugas dll ” 2 . Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi, dapat dikatakan bahwa jalannya pembelajaran pada siklus 2 telah berhasil memperbaiki berbagai kelemahan yang terjadi pada siklus I. Perbaikan tersebut menimbulkan peningkatan hasil belajar siswa yang memuaskan. Siswa memberikan respon yang positif terhadap metode pembelajaran inkuiri dengan teknik bebas yang diterapkan pada siklus 2 karena siswa dapat berusaha untuk menggali dan mendalami 2 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007, h. 163

Dokumen yang terkait

Penerapan metode pembelajaran PQ4R (Preview, question, Read, Reflect, Review) dalam meningkatkan hasil belajar siswa :penelitian tindkan kelas di SMPN 3 Tangerang Selatan

2 36 231

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching) Pada Mata Pelajaran Ips

0 7 107

Pengaruh penggunaan media audio video terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS terpadu

0 10 161

Penggunaan metode tanya jawab dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPS Kelas IV di MI Unwanul Huda Jakarta Selatan

8 110 81

Peningkatan Hasil Belajar Ips Siswa Dengan Menggunakan Metode Sosiodrama Di Smp Nusantara Plus Kelas Viii-4 Ciputat Tangerang Selatan

0 5 197

Penerapan metode e-learning dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas vii pada mata pelajaran IPS terpadu: penelitian tindakan kelas di SMP IT Al-Atiqiyah Cipanengah-Sukabumi.

0 6 139

Peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan metode advokasi di MTs Yaspina Rempoa Tangerang Selatan

0 9 243

Upaya meningkatkan hasil belajar IPA siswa melalui metode eksperimen: penelitian tindakan kelas di Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Al-Mukhlisin Pasar Minggu Jakarta Selatan

0 12 182

penerapan Metode Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Pada Pelajaran IPS Sosiologi (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X1 MA AN NAJAH Petukangan Jakarta Selatan)

0 16 171

Upaya peningkatan hasil belajar mata pelajaran fiqih melalui metode advokasi : Penelitian tindakan kelas pada kelas VIII MTS. Al-Huda Bekasi Timur

15 103 155