Hasil Penelitian Siklus 2 Analisis Tindakan Siklus I dan II 1. Tindakan Pembelajaran Siklus I
                                                                                peneliti melanjutkan ke siklus 2 mencoba memperbaiki dan menyempurnakan dari kekurangan yang terdapat di siklus I. Berdasarkan hasil observasi siklus I
aktifitas  siswa  belum  memuaskan.  Hal  ini  terlihat  dari  kurangnya  komunikasi dalam  kelompok,  sebagian  besar  kelompok  masih  mengandalkan  siswa  yang
pintar untuk mengerjakan tugas, masih sedikitnya jumlah siswa yang bertanya maupun  yang menjawab pertanyaan, serta munculnya rasa bosan siswa  dalam
kegiatan proses pembelajaran. Dalam mengatasi kekurangan-kekurangan  yang terjadi pada siklus I, guru
melakukan  perbaikan  yang  dilaksanakan  pada  siklus  II.  Hasil  belajar  siswa pada  siklus  II  yaitu  nilai  paling  rendah  yang  diperoleh  siswa  pada  saat  pretes
adalah  35  dan  nilai  tertinggi  pada  saat  pretes  adalah  75  dengan  nilai  rata-rata pretes 54.6 yang masih di bawah nilai KKM yaitu 75. Sedangkan nilai terendah
pada saat postes sebesar 75, dan skor postes sebesar 100 dengan nilai rata-rata postes 87.6 di atas nilai KKM 75. Ini menunjukkan ketuntasan siswa mencapai
100  pada  siklus  II.  Untuk  hasil  belajar  siklus  2  diperoleh  rata-rata  N – gain
sebesar 0,76. Dengan  demikian  indikator  keberhasilan  penelitian  ini  sudah  tercapai.
“Hasil  belajar  atau  achievement  merupakan  realisasi  atau  pemekaran  dari kecakapan-kecakapan  potensial  atau  kapasitas  yang  dimiliki  seseorang.
Keberhasilan  belajar  seseorang  juga  dipengaruhi  oleh  keterampilan- keterampilan  yang  dimilikinya,  seperti  keterampilan  membaca,  berdiskusi,
memecahkan masalah, mengerjakan tugas-tugas dll ”
2
. Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi, dapat dikatakan bahwa jalannya
pembelajaran  pada  siklus  2  telah  berhasil  memperbaiki  berbagai  kelemahan yang  terjadi  pada  siklus  I.  Perbaikan  tersebut  menimbulkan  peningkatan  hasil
belajar  siswa  yang  memuaskan.  Siswa  memberikan  respon  yang  positif terhadap  metode  pembelajaran  inkuiri  dengan  teknik  bebas  yang  diterapkan
pada  siklus  2  karena  siswa  dapat  berusaha  untuk  menggali  dan  mendalami
2
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007, h. 163
materi  belajar  yang  disampaikan  oleh  guru.  Siswa  saling  membantu  dalam memahami  materi  yang  diajarkan.  Metode  pembelajaran  inkuiri  dengan  dua
teknik  yang diterapkan pada siklus 1 dan 2  yaitu  teknik  modifikasi dan bebas telah  dapat  menumbuhkan  kerjasama  dan  tanggung  jawab  siswa.  Berikut
diberikan grafik perbandingan hasil penelitian siklus 1 terhadap siklus 2.
Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Pretes dan Postes Siklus 1 dan 2
Menurut  Wina  Sanjaya  dalam  bukunya mengatakan  “  Strategi
Pembelajaran  Inkuiri  merupakan  strategi  pembelajaran  yang  menekankan kepada  proses  berpikir  yang  bersandarkan  kepada  dua  sayap  yang  sama
pentingnya,  yaitu  proses  belajar  dan  hasil  belajar.
3
Dari  paparan  tersebut  bisa penekanan  proses  belajar  dan  hasil  belajar,  dan  dari  data  diatas  bisa
disimpulkan bahwa hasil penelitian ini sukses karena hasil belajar menunjukan tingkat  kelulusan  100  pada  siklus  kedua.  Penelitian  ini  relevan  pada
penelitian  Alfiyah  menyimpulkan
4
”  menerapkan  metode  inkuiri  berhasil meningkatkan  pelajaran  IPA  di  SD  dengan  keberhasilan  ketuntasan  belajar
3
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2006, cet pertama h. 207
4
Alfiyah, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Siswa Melalui Penerapan Metode Inkuiri
Pada  Mata  Pelajaran  Ipa  Di  Kelas  Iv  Madrasah  Ibtifaiyah  Darussaman  Kedoya  Utara  Jakarta Barat
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
PRE TEST POST TEST
SIKLUS I SIKLUS II
31,61 52,64
54,6 87,6
                                            
                