kebugaran jasmani, kepekaan alat-alat indera dalam belajar. dengan kata lain alat-alat indera berfungsi dengan baik atau sebaliknya seperti
mata sakit, pendengarannya terganggu dan lain-lain. 2
Faktor eksogen yang mempengaruhi keberhasilan belajar peserta didik antara lain seperti keadaan lingkungan belajar suasana kelas, cuaca,
letak sekolah ditempat ramai atau tidak, faktor interaksi sosial dengan teman sebangku, interaksi peserta didik dengan pendidikannya.
Faktor eksogen lainnya seperti alat-alat belajar yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar.
34
Semua faktor diatas membutuhkan perhatian dari pendidik dan guru. Bila ada permasalahan perlu dicarikan pemecahan dari permasalahan tersebut.
Guru tidak boleh membiarkan atau tidak peduli menghadapi masalah belajar mereka. Bila perlu dibicarakan secara bersama oleh majelis guru dan orang
tua murid atau pihak terkait dengan pendidikan tersebut.
35
e. Pembelajaran Fiqih
Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata learning. Pembelajaran berdasarkan makna leksikal berarti proses, cara, perbuatan mempelajari.
36
Menurut Kimble dan Garmezy, sebagaimana dikutip oleh Muhammad Thobori, bahwa pembelajaran adalah suatu perubahan perilaku yang relatif
tetap dan merupakan hasil praktik yang diulang-ulang. Dalam hal ini siswa sebagai subjek belajar dituntut aktif mecari, menemukan, menganalisis,
merumuskan, memecahkan masalah dan menyimpulkan suatu masalah. Selain itu, Rombepajung juga berpendapat bahwa pembelajaran adalah pemerolehan
34
Aminudin Rasyad, op.cit., h.104.
35
Perangkat Pembelajaran Madrasah Tsanawiyah MTs Standar Kompetensi Lulusan SKL, Standar Kompetensi SK dan Kompetensi Dasar KD
35
Agus Suprijono, op.cit. ,h.15
suatu mata pelajaran atau pemrolehan suatu keterampilan melalui pelajaran, pengalaman atau pengajaran.
37
Selanjutnya pengertian Fiqih, secara bahasa berarti faham yang mendalam, mengetahui batinnya sampai kedalam. Selanjutnya secara istilah,
Fiqih adalah ilmu tentang hukum- hukum syar’i yang bersifat amaliyah, yang
digali dan ditemukan dari dalil-dalil yang tafsili.
38
Sebagaimana kita ketahui bahwa Fiqih merupakan salah satu dari pembahasan materi pembelajaran pendidikan agama Islam. Pendidikan Islam
menurut Prof. Dr. Omar Muhammad al-Touny al-Syaebani, sebagaimana dikutip Muzayyin Arifin, pendidikan Islam adalah
“usaha mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan masyarakatnya dan
kehidupan alam sekitarnya melalui kependidikan. Lebih lanjut dari hasil seminar pendidikan Islam se-Indonesia tahun 1960, memberikan pengertian
pendidikan Islam : “sebagai bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan
jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh, dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam.
39
1 Latar Belakang Pembelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah
Dengan munculnya berbagai perubahan yang sangat cepat pada hampir semua aspek dan perkembangan paradigma baru dalam kehidupan berbangsa,
bernegara, dan bermasyarakat, maka perlu dikembangkan kurikulum Fiqih Madrasah Tsanawiyah MTs secara nasional, yaitu kurikulum yang ditandai
dengan ciri-ciri , antara lain :
a Lebih menitikberatkan pencapaian target kompetensi attainment
targets dari pada penguasaan materi;
36
Muhammad Thobroni ., op.cit., h.18.
37
Zurizal Aminudin, Fiqih Ibadah Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,2008, h.5.
38
Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam Jakarta: PT Bumi Aksara, , Cet.V, h.15.
b Lebih mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya
pendidikan yang tersedia; c
Memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pelaksana pendidikan di lapangan untuk mengembangkan dan melaksanakan program
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan. Kurikulum dimaksud, kurikulum yang hanya berisi tentang standar
kompetensi SK, Kompetensi Dasar KD dan Standar Kompetensi Lulusan SKL. Adapun tentang indikator, kegiatan pembelajaran, sumber dan alat
pembelajaran dan metode pembelajaran diserahkan kepada madrasah untuk mengembangkannya sesuai dengan situasi dan kondisi dimana madrasah itu
berada. Pembelajaran fiqih diarahkan untuk mengantarkan peserta didik dapat
memahami pokok-pokok hukum Islam dan tata cara pelaksanaannya untuk diaplikasikankan dalam kehidupan sehingga menjadi muslim yang selalu taat
menjalankan syariat Islam secara kaffah sempurna. Pengembangan Isi kurikulum fiqih di Madrasah Tsanawiyah MTs
merupakan kelanjutan dari kurikulum di MI, beberapa isi kurikulum merupakan perluasan dan pendalaman dari kurikulum sebelumnya. Dalam hal
ini pendidik diharapkan dapat mengembangkan metode pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar, sehingga peran semua
unsur sekolah, orang tua siswa dan masyarakat sangat penting dalam mendukung keberhasilan pencapaian tujuan tersebut.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar merupakan kurikulum hasil refleksi, pemikiran dan pengkajian dari kurikulum yang telah berlaku
sebelumnya. Kurikulum baru ini diharapkan dapat membantu mempersiapkan peserta didik menghadapi tantangan di masa depan. Standar kompetensi dan
kompetensi dasar diarahkan untuk memberikan keterampilan dan keahlian bertahan hidup dalam kondisi yang penuh dengan berbagai perubahan,