Salah satu prinsip kontruktivisme adalah guru tidak hanya sekadar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri
pengetahuan dibenaknya. Guru bertugas memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan
atau menerapkan ide-ide mereka sendiri. Sebagian besar waktu proses belajar mengajar berlangsung dengan berbasis pada aktivitas siswa.
11
Dengan dasar itu, pembelajaran harus dikemas menjadi proses mengkonstruksi bukan menerima pengetahuan. Dalam proses pembelajaran,
siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar mengajar. Siswa menjadi pusat kegiatan bukan guru.
12
Untuk itu tugas guru hanya sebagai fasilitator, berikut ini dapat dirincikan
tugas guru tesebut adalah;
1 Menciptakan lingkungan yang inovatif.
2 Menyediakan bahan-bahan sebagai sumber belajar.
3 Membantu siswa mendapatkan pengalaman atau mengekplorasi
pengalaman. 4
Membantu siswa dalam membentuk konsep. 5
Membantu siswa dalam mengemukakan pikirannya. 6
Membantu siswa dalam menyelesaikan masalah.
13
Sebagai kelanjutan dari hal ini metode information search dan role play yang akan dibahas lebih lanjut dapat disebut bagian dari proses ini,
sebagaimana disebutkan bahwa metode ini mengunakan prinsip student centered, yaitu siswa yang aktif sebagai pusat kegiatan belajar mengajar.
11
Trianto, Ibid., h.28.
12
Ibid., h.113.
13
Anisah Baslemen dan Syamsu Mappa, Teori Belajar Orang Dewasa, Bandung: PT Rosda Karya, 2011 Cet.I, h. 130.
2. Metode Information Search dan Role Play
Metode Information Search dan Role Play merupakan gabungan dari dua metode pembelajaran aktif menjadi satu. Penggabungan dua metode ini
bertujuan memberikan variasi pada kegiatan pembelajaran. Hal ini juga bertujuan memberikan keseimbangan pada kemampuan peserta didik yang
beranekaragam dalam menangkap setiap materi pembelajaran.
Setiap peserta didik memiliki bermacam cara belajar. Sebagian siswa belajar dengan sangat baik hanya dengan melihat orang lain melakukannya.
Biasanya mereka lebih suka menuliskan apa yang dikatakan guru. Selama pelajaran, mereka biasanya diam dan jarang terganggu oleh kebisingan.
Peserta didik visual berbeda dengan tipe auditori, yang biasa tidak sungkan- sungkan untuk memperhatikan apa yang dilakukan guru dan membuat catatan.
Mereka mengandalkan kemampuan untuk mendengar dan mengingat. Selama pelajaran, mereka mungkin banyak bicara dan mudah teralihkan perhatiannya
oleh suara atau kebisingan. Selanjutnya, peserta didik kinestetik belajar
terutama dengan terlibat langsung dalam kegiatan.
Perlu kita ketahui, bahwa sedikit siswa yang mutlak satu jenis cara belajar. Grinder menyatakan sebagaimana dikutip Melvin bahwa setiap 30
siswa, 22 diantaranya rata-rata dapat belajar secara efektif selama gurunya menghadirkan kegiatan belajar secara efektif selama gurunya menghadirkan
kegiatan belajar yang mengkombinasikan antara visual, auditori dan kinestetik.
14
Guna memenuhi kebutuhan tersebut, metode Information Search dan Role Play menawarkan pengajaran yang bersifat multisensori dan penuh
dengan variasi.
14
Melvin L. Silberman, Active Learning 101 cara belajar siswa aktif Bandung: Nuansa, 2012, cet.VII, h.28.
a. Information search
Metode Information search adalah salah metode pembelajaran aktif, yaitu
mencari informasi. Metode ini sangat membantu menjadikan materi yang biasa-biasa saja menjadi lebih menarik.
15
Dalam pelaksanaan metode ini siswa belajar membaca sendiri bahan-bahan pelajaran dan mereka dituntut untuk
menemukan informasi yang kemudian menyimpulkan hasil bacaan mereka
tersebut berdasarkan intruksi guru sesuai dengan indikator pembelajaran.
Metode ini memberikan kemampuan kepada siswa untuk dapat berpikir kritis
dan mengembangkan kemampuan daya nalar mereka.
Tujuan yang hendak dicapai melalui penerapan metode ini adalah untuk menumbuhkan minat baca siswa dengan mencari informasi melalui sumber-
sumber belajar yang ada.
Adapun tahapan yang dapat dilakukan secara umum mengenai penerapan
metode ini adalah:
1 Guru membagikan sumber materi pelajaran yang mencakup: buku
pegangan, dokumen, buku teks, panduan referensi, informasi yang
diakses melalui internet, artifak, dan lain sebagainya.
2
Memberikan pertayaan mengenai topik yang akan dibahas.
3
Membagi siswa dalam beberapa kelompok kecil.
4 Pembahasan informasi yang didapat.
16
Sebagai catatan penting untuk penerapan metode ini diharapkan guru mampu membuat pertayaan-pertayaan yang dapat mendorong peserta didik
untuk menjawabnya dengan cara menyimpulkan sumber informasi yang tersedia.
17
15
Ibid., h.164.
16
Melvin L. Silberman, op.cit., h.164-165.
17
Hisyam Zaini,dkk. op. cit.,h.48.