17 Febri widia Yulianti 60
75 0.38
18 Renata Wulan Zahara
65 75
0.29
19 Risma Amelia 80
95 0.75
20 Risma Dwi Lolita 75
80 0.20
21 Salma Ramadhaniati 70
80 0.33
22 Salasadila Ardiyanti
80 90
0.50
23 Saskya Angelina mawardi 70
75 0.17
24 Selvina Ruliagustin 70
75 0.17
25 Sonia nur Azzizah 75
75 0.00
26 Sovi nur Ajijah
75 85
0.40
27 Syam Maulana 75
90 0.60
28 Tarisa Apriliani 70
75 0.17
29 Tri Mulyawan 70
75 0.17
30 Windi Camalla Suaebeni
65 75
0.29
31 Wirananda Nur Nusa 70
75 0.17
32 Zakiyah Aulia Fakhiroh 75
80 0.20
Rata-Rata 69.375
78.75 0.32
KetuntasanTTT
100 -
Berdasarkan rata-rata perolehan N-gain = 0,32 , hal ini menunjukkan kategori N- gain Sedang
8
. hal ini berarti tingkat pemahaman atau penguasaan siswa atas perlakuan
tindakan pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif metode information search dan role play
pada konsep shalat berjamaah adalah “sedang”.
Tabel 4.9 Perbandingan Nilai Rata-Rata Pretest dan Posttest Pada Siklus II
8
Tomi tridaya putra, Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Dengan Pembelajaran Berbasis Masalah Vol. 1 No. 1, Jurnal Pendidikan Matematika Part 3 , h. 22-26.
Dari tabel 4.9 tentang rata-rata hasil belajar siswa, diketahui bahwa ada peningkatan rata-rata hasil belajar siswa pada saat pelaksanaan prestes 69,38 menjadi
78,78 pada saat setelah pelaksanaan posttest.
Tabel 4.10 Presetase Ketuntasan Pada Siklus I dan II
Dari tabel 4.10 diatas dapat diketahui bahwa pada siklus II ini tes akhir Post Test yang dilakukan telah memenuhi ketuntasan belajar. dengan batas ketuntasan minimal
yaitu 70. Pada siklus II ini ketuntasan belajar mencapai 100. Pada siklus II ini terdapat
peningkatan hasil belajar dari 72 pada siklus I menjadi 100 pada siklus II.
64,00 66,00
68,00 70,00
72,00 74,00
76,00 78,00
80,00
1 2
Series1 69,38
78,75 N
il ai
Rata-rata tes siklus II
20 40
60 80
100
1 2
KETUNTASAN 72
100
P er
sen tase
Presentase Ketuntasan belajar
Proses pembelajaran menggunakan metode information search dan role play pada siklus II terlihat lebih terkondisikan dalam belajar, siswa juga terlihat lebih aktif dalam
mengikuti proses pembelajaran, setiap siswa terlihat bisa mengikuti setiap tahapan proses pembelajaran dengan baik, dengan adanya perbaikan yang telah dilakukan dengan
melihat kekurangan yang terjadi pada siklus sebelumnya. Metode information search dan role play juga memberikan kemudahan kepada
guru dalam proses pembelajaran, karena guru tidak lagi harus mencapai materi dengan berceramah dan menjelaskan secara panjang lebar di depan kelas, sehingga setiap
tindakan siswa dapat dipantau oleh guru dan pada akhirnya tujuan pembelajaran akan mudah dicapai oleh guru.
Pada pelaksanaan siklus II pembelajaran fiqih menggunakan metode information search dan role play diperoleh hasil yang memuaskan, dengan capaian ketuntasan
mencapai 100. Hal ini sesuai dengan kriteria yang diharapkan dan menunjukkan tindakan yang dilakukan telah berhasil disajikan dan lebih jelas penyampaianya.
Berdasarkan refleksi siklus II diperoleh bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I. Siswa lebih mampu belajar aktif selama proses pembelajaran.
Ketuntasan belajar siswa telah mencapai kriteria yang diharapkan yaitu 100 sehingga tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa telah berhasil.
B. Pembahasan
Penerapan pembelajaran fiqih dengan menggunakan metode information search dan role play pada konsep shalat berjamaah dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Sebelum pelaksanaan pembelajaran dengan metode information search dan role play pembelajaran banyak didominasai oleh guru dengan menggunakan metode ceramah,
sehingga siswa banyak yang kurang memperhatikan penjelasan guru. Setelah penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode information search dan role play, kegiatan
pembelajaran tidak lagi didominasi oleh guru, siswa lebih banyak berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
Pada siklus I ketuntasan hasil belajar setelah penerapan metode information search dan role play pada subkonsep shalat berjamaah tentang persiapan shalat berjamaah
, susunan shaf dan ma’mum masbuq, mencapai ketuntasan mencapai 72 dengan kriteria
baik, dan yang tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal KKM sebanyak 28. Hal ini menunjukkan siswa telah mulai mampu memahami konsep yang diberikan melalui
metode information search dan role play, walaupun masih ada beberapa siswa yang belum mencapai ketuntasan minimal yang diberikan yaitu 70. Keaktifan juga mulai
terlihat tampak, walaupun masih ada beberapa siswa yang kurang kompak saat pembagian kelompok, serta masih ragu- ragu disaat menyampaikan pendapatnya, karena
mereka belum terbiasa menggunakan metode information search dan role play. Pada saat siklus II, setelah pelaksanaan metode information search dan role play
pada subkonsep shalat berjamaah tentang mengingatkan imam yang lupa dan cara menggantikan imam yang batal, dalam proses ini diperoleh ketuntasan hasil belajar
mencapai 100 dengan kriteria baik sekali. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan metode information search dan role play pada konsep shalat berjamaah yang diberikan
dapat membantu siswa untuk dapat memahami konsep yang diberikan sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
Dari sisi keaktifan siswa juga dapat dilihat bahwa ada peningkatan keaktifan siswa dari siklus I sampai pada siklus II, siswa terlihat lebih percaya diri dalam menyampaikan
pendapatnya dan saat mereview pelajaran siswa terlihat lebih aktif dan berani memberikan pendapat, hal ini menunjukkan bahwa siswa menyimak pelajaran dari awal
sampai akhir sehingga siswa mampu mereview materi yang telah diterima dan sudah mulai terbiasa dengan pembelajaran menggunakan metode information search dan role
play. Proses pembelajaran menggunakan metode information search dan role play menjadikan kegiatan belajar mengajar tidak membosankan, mampu membuat siswa lebih
aktif, hal sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Melvin L. Silberman
9
dan Hisyam Zaini
10
bahwa metode information search dan role play dapat membuat siswa lebi aktif dalam proses pembelajaran, karena siswa ikut berpartisipasi aktif langsung dalam proses
9
Melvin L. Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Bandung: NUSAMEDIA, 2011 Cet. IV , h.55 dan 164.
10
Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008, h.99.
pembelajaran. Siswa jadi mempunyai persiapan dan pengetahuan tentang materi yang akan dipelajari, karena siswa diarahkan untuk mempelajari dan membaca materi
pelajaran yang akan disampaikan, sehingga siswa terlihat lebih siap dalam mengikuti proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Kemudian pada akhirnya siswa diberikan
kesempatan untuk dapat mendemostrasikan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang diperolehnya melalui pemainan peran secara aktif.
Dilihat dari respon siswa terhadap penerapan metode information search dan role play sebagian besar hasilnya positif. Siswa merasa senang dengan kegiatan pembelajaran
menggunakan metode information search dan role play dan mereka lebih termotivasi dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar yang dilakukan. Hal ini membuat siswa
mampu mengikuti pelajaran dengan lebih baik sehingga hasil belajar siswa mengalami peningkatan.
Berdasarkan hasil tes, observasi, wawancara, dan dokumentasi yang telah peneliti laksanakan diatas diperoleh gambaran bahwa penggunaan metode information
search dan role play pada materi fiqih konsep shalat berjamaah yang diberikan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dari 72 meningkat menjadi 100 di kelas 7-2 di MTs
Muhammadiyah I Ciputat dan sebagian besar siswa memberikan respon yang positif . Hal ini mengindikasikan bahwa pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan telah berhasil
dilaksanakan.
67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya maka peneliti dapat meyimpulkan mengenai penerapan strategi pembelajaran aktif metode information
search dan role play pada mata pelajaran fiqih di MTs Muhammadiyah I Ciputat, adalah sebagai berikut:
1. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan strategi pembelajaran
aktif metode information search dan role play pada konsep shalat berjamaah. Hal diketahui pada siklus I ketercapaian ketuntasan belajar siswa mencapai 72 dan
rata-rata nilai N-gain 0,34 termaksuk kategori sedang. Dilihat dari respon siswa pada siklus I terdapat 84,38 dari data siswa respon positif terhadap penerapan
metode Information Search dan Role Play. Pada siklus II ketuntasan belajar siswa mencapai 100. Selain itu terdapat 97,65 respon positif dari siswa terhadap
penerapan metode Information Search dan Role Play pada mata pelajaran fiqih dan rata-rata nilai N-gain = 0,32 yang menunjukkan kategori sedang pada penerapan
tindakan yang telah dilakukan. Dengan melihat perhitungan tersebut maka dapat dikatakan bahwa strategi pembelajaran aktif metode Information Search dan Role
Play dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta mendapatkan respon yang sangat baik dari siswa pada mata pelajaran fiqih materi shalat berjamaah di MTs
Muhammadiyah I Ciputat.
B. Saran
Sebagai tindak lanjut hasil penelitian ini, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut;
1. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran aktif metode
Information Search dan Role Play pada konsep shalat berjamaah dapat