a. Information search
Metode Information search adalah salah metode pembelajaran aktif, yaitu
mencari informasi. Metode ini sangat membantu menjadikan materi yang biasa-biasa saja menjadi lebih menarik.
15
Dalam pelaksanaan metode ini siswa belajar membaca sendiri bahan-bahan pelajaran dan mereka dituntut untuk
menemukan informasi yang kemudian menyimpulkan hasil bacaan mereka
tersebut berdasarkan intruksi guru sesuai dengan indikator pembelajaran.
Metode ini memberikan kemampuan kepada siswa untuk dapat berpikir kritis
dan mengembangkan kemampuan daya nalar mereka.
Tujuan yang hendak dicapai melalui penerapan metode ini adalah untuk menumbuhkan minat baca siswa dengan mencari informasi melalui sumber-
sumber belajar yang ada.
Adapun tahapan yang dapat dilakukan secara umum mengenai penerapan
metode ini adalah:
1 Guru membagikan sumber materi pelajaran yang mencakup: buku
pegangan, dokumen, buku teks, panduan referensi, informasi yang
diakses melalui internet, artifak, dan lain sebagainya.
2
Memberikan pertayaan mengenai topik yang akan dibahas.
3
Membagi siswa dalam beberapa kelompok kecil.
4 Pembahasan informasi yang didapat.
16
Sebagai catatan penting untuk penerapan metode ini diharapkan guru mampu membuat pertayaan-pertayaan yang dapat mendorong peserta didik
untuk menjawabnya dengan cara menyimpulkan sumber informasi yang tersedia.
17
15
Ibid., h.164.
16
Melvin L. Silberman, op.cit., h.164-165.
17
Hisyam Zaini,dkk. op. cit.,h.48.
b. Role Play
Role Play bermain peran merupakan metode belajar pengalaman eksperiensial yang sangat bermanfaat. Metode ini digunakan untuk
menggairahkan diskusi, menyemarakkan suasana, atau untuk merangsang atau mengalami seperti apa rasanya suatu kejadian
18
. Bentuk peran yang dilakukan siswa adalah bermain peran secara terarah, siswa diberikan instruksi yang
telah tersiapkan yang menyatakan fakta-fakta tentang peran yang mereka
mainkan dan cara mereka memperagakannya.
Adapun mengenai tahapan pelaksanaan penggunaan metode role play secara
umum adalah sebagai berikut:
1 Persiapan; dalam tahap ini perlunya menentukan pokok masalah yang
akan didramasikan, menentukan para pemain, dan mempersiapkan para
siswa sebagai pendengar yang menyaksikan jalannya cerita.
2 Pelaksanaan; setelah masalah dan pemainnya dipersiapkan, dipersilakan
kepada mereka untuk mendramatisasikan masalah yang diminta selama
beberapa menit.
3 Tindak lanjut; kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah Tanya
jawab, diskusi, atau analisis persoalan.
19
Ada beberapa tujuan pelaksanaan role play bermain peran , sesuai dengan jenis belajar yaitu:
1 Belajar dengan berbuat. Para siswa melakukan peranan tertentu sesuai
dengan kenyataan yang sesungguhnya. Tujuanya adalah untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan interaktif atau keterampilan-
keterampilan reaktif.
18
Ibid., h.55.
19
Basyiruddin Ustman, Metologi Pembelajaran Agama Islam Jakarta: Ciputat Pers, 2002, Cet.I, h. 52-53.
2 Belajar melalui peniruan imitasi. Para siswa pengamat drama
menyamakan diri dengan pelaku aktor dan tingkah laku mereka. 3
Belajar melalui balikan. Para pengamat mengomentari menanggapi perilaku pemain pemegang peran yang telah ditampilkan. Tujuannya
untuk mengembangkan prosedur-prosedur kognitif dan prinsip-prinsip yang mendasari perilaku keterampilan yang telah didramatisasikan.
4 Belajar melalui pengkajian, penilaian dan pengulangan. Para peserta
dapat memperbaiki
keterampilan-keterampilan mereka
dengan mengulanginya dalam penampilan berikutnya.
20
Adapun Dampak psikologis dan paedagogis dari metode pembelajaran Role
Play bermain peran terhadap siswa antara lain:
1 Menimbulkan rasa tanggung jawab masing-masing untuk berhasilnya
peran yang dilakukan mereka sense of responsibility.
2 Mempererat rasa kedekatan diatara mereka sense of solidarity and sense
of good relationship and closely.
3 Hasil pembentukan sikap kebersamaan ini togetherness situation dapat
mereka aplikasikan dalam kehidupan nyata lingkungan masing-masing.
4 Guru dan peserta dapat bekerja sama membicarakan pokok bahasan yang
disepakati untuk diperankan.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh pakar metodologi pembelajaran
Edgar Dale bahwa hasil pembelajaran melalui:
1
Alat indera penglihatan 75 dapat menyerap ilmu yang dilihat.
2
Alat indera pendengaran 13, dapat menyerap ilmu yang didengar.
3 Alat indera lainnya 12, dapat menyerap ilmu dengan ketiga alat indera
lainnya.
21
20
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005, Cet.IV, h.199.