d. Kelebihan dan Kekurangan Metode Information Search dan Role
Play
1 Segi Positif
a Melatih anak untuk mendramatisasikan sesuatu serta melatih
keberanian. b
Metode ini akan menarik perhatian anak sehingga suasana kelas menjadi hidup.
c Anak-anak dapat menghayati suatu peristiwa sehingga mudah
mengambil kesimpulan berdasarkan pengahayatan sendiri. d
Anak dilatih untuk menyusun pikirannya dengan teratur. 2
Segi Negatif a
Metode ini memerlukan waktu cukup banyak b
memerlukan persiapan yang teliti dan matang c
Kadang-kadang anak-anak tidak mau mendramatisasikan suatu adegan karena malu.
e. Urgensi Pertimbangan Penggunaan Metode Information Search dan
Role Play.
Metode adalah
cara digunakan
untuk melaksanakan
strategi pembelajaran.
Sedangkan strategi
pembelajaran berisi
perencanaan
pembelajaran untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan.
Melalui strategi pembelajaran aktif dengan menggunakan metode Information Search dan Role Play diharapkan siswa memperoleh manfaat
sebagai berikut:
a Siswa akan lebih termotivasi karena akan lebih mudah belajar di saat
enjoy. b
Berlangsung dalam lingkungan yang tenang, karena percobaan dan kegagalan diterima.
c Adanya partisipasi dari semua kelompok, melalui metode Information
Search dan Role Play siswa akan dituntut aktif, tanpa seorangpun bersikap pasif.
d Setiap orang bertanggung jawab atas pembelajarannya masing-masing.
e Disaat pelaksanaan pembelajaran, siswa mempunyai tugas masing-
masing untuk dikerjakan. f
Fleksibel dan relevan. g
Sesuatu menyatakan pemikirannya. h
Masing-masing memberikan koreksi jika ada kesalahan.
Metode Information Search dan Role Play muncul sebagai jawaban atas kebutuhan siswa, setiap siswa punya kemampuan yang berbeda dalam
memahami pelajaran yang diajarkan. Ada siswa yang mempunyai kemampuan memahami melalui pengalaman langsung, yang disebut gaya belajar
kinestetik, ada yang memahami pelajaran dengan dengan melihat, yang disebut gaya belajar visual dan ada juga yang menangkap pelajaran melalui
ceramah ataupun suara, tipe ini disebut gaya belajar auditori. Setiap satu gaya belajar hal ini tidaklah dominan pada setiap siswa, ada yang memahami
dengan dua cara ataupun dengan tiga cara yang telah disebutkan diatas. Dalam pelaksanaan metode Information Search dan Role Play untuk
tahapan pertama melalui information search, siswa diarahkan untuk menggali dan mengumpulkan informasi dari sumber belajar yang ada. Pada tahapan
kedua siswa tidak hanya mendapatkan materi berupa pengetahuan tertulis saja, tapi mereka diberikan kesempatan untuk menerapkannya melalui praktek,
kegiatan hal ini dilakukan dengan metode Role Play bermain peran.
3. Kajian Teori Tentang Hasil Belajar dan Pembelajaran Fiqih a.
Pengertian Belajar
Menurut pendapat yang tradisional, belajar itu ialah menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Pendidikan yang dimaksud disini
diutamakan pendidikan intelektual.
23
E.R. Hilgard dan D.G. Marquis, sebagaimana dikutip Aminudin Rasyad,
mendefenisikan belajar sebagai:
“Learning is the process by which an activity originates or is changed through training procedure whether in the
laboratory or in natural environment as distringuished from changes by fact
or not attributable to training.”
Belajar merupakan proses mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan, pembelajaran dan sebagainya, sehingga terjadi perubahan
dalam diri.
24
Belajar juga diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu dengan
lingkungannya. Buton menyatakan “…Learning is change in the individual
due to instruction of that individual and his environment, wich fells a need and makes him more capable of dealing adequennly with his environment
…”. Dalam pengertian ini terdapat kata change
atau “perubahan” yang berarti bahwa seseorang setelah mengalami proses belajar, akan mengalami
perubahan tingkah laku, baik aspek pengetahuannya, keterampilannya, maupun aspek sikapnya.
25
Lebih lanjut Abu Ahmadi mengutip dari Abin Syamsudin yang menjelaskan, untuk mengidentifikasi perubahan tingkah laku tersebut dapat
dilakukan dengan cara:
23
Nasution, Asas-Asas Kurikulum, Bandung: Jemmars,1986, h.67-68.
24
Op.cit.,.29.
25
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011, Cet.25, h.5.