Pustaka 1989:268. Biola dan akordeon merupakan alat musik yang diadopsi dari kebudayaan Barat oleh etnik Melayu, namun dipandang sebagai alat musik tradisi
Melayu, digunakan selama beraba-abad dan telah menyatu dalam musik Melayu. Sementara gendang Melayu yang dimaksud adalah gendang ronggeng. Gendang
frame, yang berbentuk bowl mangkuk atau konis, dengan satu sisi kulit yang terbuat dari kulit kambing. Alat musik ini sangat populer dalam ensambel musik
Melayu di Sumatera Utara. Bahkan Sumatera Utara mengekspor gendang ini ke berbagai wilayah di nusantara. Gendang buatan Yusuf Wibisono menurut
informasi dari para informan di lapangan adalah gendang kualitas terbaik di Nusantara.
1.4.2 Teori
Dalam skripsi ini penulis akan mempergunakan beberapa teori yang dikemukakan dari beberapa ahli untuk dijadikan sebagai kerangka teoretis. Teori
merupakan prinsip-prinsip umum yang diambil dari fakta-fakta mungkin juga dugaan yang menerangkan sesuatu Marzuki 1999:33. Teori juga dapat diartikan
sebagai suatu analisis mengenai suatu hal yang dapat dibuktikan dan teruji kebenarannya. Untuk mengkaji sebuah kesenian dengan latar belakang masalah
tertentu, ada yang relatif sederhana dan ada pula yang kompleks, maka para ilmuwan seni biasanya menggunakan teori-teori. Dalam kajian ini, pengertian teori
yang peneliti gunakan adalah juga mengikuti pendapat Marckward et al., yang memiliki tujuh pengertian, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1 sebuah rancangan atau skema yang terdapat dalam pikiran saja, namun berdasar pada prinsip-prinsip verifikasi dengan cara eksperimen atau
pengamatan; 2 sebuah bentuk prinsip dasar ilmu pengetahuan atau penerapan ilmu
pengetahuan; 3 abstrak pengetahuan yang selalu dilawankan dengan praktek;
4 penjelasan awal atau rancangan hipotesis untuk menangani berbagai macam fenomena;
5 spekulasi atau hipotesis, sebagai ide atau yang mengarahkan seseorang; 6 dalam matematika berarti sebuah rancangan hasil atau sebuah bentuk
teorema, yang menghadirkan pandangan sistematis dari beberapa subjek; dan
7 ilmu pengetahuan tentang komposisi musik, yang membedakannya dengan seni yang dilakukan atau dieksekusi Marckwardt et al. 1990:1302.
Adapun teori-teori yang penulis gunakan untuk mengkaji peranan Yusuf Wibisono dalam budaya musik Melayu Sumatera Utara, mencakup teori-teori
sebagai berikut. Untuk mengkaji peranan sosiobudayanya digunakan teori perilaku sosial pemusik. Untuk mengkaji struktur melodi musik biola dan akordeon yang
dipertunjukkan Yusuf Wibisono, digunakan teori weighted scale. Untuk mengkaji biografi ringkas Yusuf Wibisono digunakan teori biografi. Untuk mengkaji
Universitas Sumatera Utara
bagaimana cara Yusuf Wibisono mengelola pertunjukan musik dan tari Melayu digunakan teori manajemen.
a Untuk mengkaji peran Yusuf Wibisono dalam kebudayaan musik Melayu Sumatera Utara, penulis menggunakan teori perilaku sosial pemusik yang
ditawarkan oleh Merriam 1964:123-144. Teori ini menyatakan bahwa perilaku dalam proses musik menitikberatkan pada pemusik dan keberadaannya sebagai
anggota masyarakat. Sebagai seorang pemusik beliau memainkan peran yang khusus dan memiliki status yang khusus pula dalam masyarakat. Peran dan status
pemusik ini ditentukan oleh konsensus masyarakat. Dalam konteks tulisan ini penulis akan mengkaji peranan Yusuf Wibisono dalam kebudayaan Melayu
Sumatera Utara. Merriam menyatakan secara jelas mengenai bagaimana perilaku sosial pemusik ini sebagai berikut.
A third type of behavior in the music process is that of the musician who, no less than any other individual, is also a member of society.
As a mussician, he plays a specific role and may hold a specific status within his society, and his role and status are determined by
consensus of society as to what should be proper behavior for the musician. Musicians may form a special class or caste, they may or
may not be regarded as professional, they role may be ascribed or archived, their status may be high or low or a combination of both.
In nearly every case, however, musicians behave sicially in certain well-defined ways, because they are musicians, and their gehavior is
shaped both by their own self-image and by the expectations and stereotypes of the musicianly role as seen by society at large
1964:123.
Lebih jauh teori perilaku sosial pemusik juga melibatkan sisi ekonomi yaitu honor atau bayaran pemusik. Ada di kalangan pemusik yang menggantungkan
Universitas Sumatera Utara
hidupnya secara total pada seni musik, sebahagian yang lain hanya sambilan Merriam 1964:125. Selain itu kategori pemusik juga ada yang termasuk ke dalam
profesional, spesialisasi, dan amatir, juga faktor bakat talenta, cara-cara rekruitmen, pemusik dilahirkan bukan dibentuk seperti pada masyarakat Venda
dan lainnya. Dalam skripsi ini, untuk mengkaji peranan Yusuf Wibisono dalam budaya
musik Melayu Sumatera Utara, penulis memfokuskan perhatian pada tiga aspek, yaitu: 1 perannya sebagai pengrajin atau pembuat dan orang yang mahir
memperbaiki alat-alat musik Melayu, 2 perannya sebagai seniman pemain akordeon, biola, gendang dan lainnya, dan 3 pengelola seni pertunjukan
Melayu. Teori perilaku sosial pemusik seperti terurai di atas, menurut penulis sangat
tepat untuk mengkaji peranan Yusuf Wibisono. Bahwa dari sisi ekonomi, Yusuf Wibisono menggantungkan hidupnya kepada berkesenian Melayu. Sebagai
pembuat gendang ia memperoleh keuntungan yang disebutnya dengan lumayan. Di samping itu ia juga dapat memperbaiki alat-alat musik seperti biola, akordeon, dan
lain-lainnya. Sebagai seniman ia juga bermain alat-alat musik biola, akordeon, gendang, dan lainnya. Dari sisi ini ia juga selalu mendapat honorarium sebagaimana
yang lazim diterima para seniman musik Melayu. Di samping itu, yang tak kalah pentingnya, dari sisi ekonomis ini, Yusuf Wibisono sering pula menjadi pengelola
seni pertunjukan Melayu, untuk memenuhi permintaan akan seni pertunjukan Melayu terutama di kawasan Sumatera Utara. Dalam posisi sebagai pengelola ini,
Universitas Sumatera Utara
biasanya honorarium adalah yang paling besar untuknya baru seniman lain. Boleh dikatakan bahwa Yusuf Wibisono termasuk ke dalam pemusik profesional bukan
pemusik amatir. Ia dibayar karena keahlian profesinya sebagai pemusik. Ia belajar mengikut bakat yang ada pada dirinya. Belajar secara otodidak melalui
tradisi lisan bukan tradisi tulisan. Ia merekam permainan seniman lain dalam bentuk audio, dan kemudian mempelajarinya sendiri. Dalam konteks kebudayaan
Melayu Sumatera Utara, pemusik umumnya dilahirkan secara alamiah, dan tidak dibentuk oleh pendidikan formal atau nonformal, termasuk Yusuf Wibisono.
Rekruitmen pemusik dilakukan berdasarkan saling kenal dan hubungan antara sesama mereka. Dengan demikian teori perilaku sosial pemusik yang ditawarkan
Merriam ini akan digunakan dalam mengkaji peranan Yusuf Wibisono dalam kebudayaan musik Melayu Sumatera Utara lebih lanjut lihat Bab IV, V, dan VI.
b Untuk memperlihatkan secara jelas bagaimana struktur musik yang dimainkan oleh Yusuf Wibisono, khususnya biola, akordion, maka penulis
menggunakan teori teori weihgted scale. Teori ini pada prinsipnya menawarkan delapan karakteristik yang harus diperhartikan dalam mendeskripsikan melodi
yaitu: scale tangga nada, pitch nada dasar, range wilayah nada, frequency of not jumlah nada, prevalent interval interval yang dipakai, cadence patterns
pola-pola kadensa, melodic formulas formula-formula melodis, dan contour kontur Malm 1997:8. Untuk mewakili struktur melodi yang dimainkan pada
biola dan akordion oleh Yusuf Wibisono dipilih lagu yang berentak senandung lambat, mak inang sedang, dan lagu dua cepat. Untuk mengkaji struktur
Universitas Sumatera Utara
permainan gendang ronggeng digunakan analisis melalui dimensi waktu yang lazim digunakan dalam tradisi musik Melayu, seperti silabis tak, ding, dang, tung.
Kemudian siklus, meter, no-not yang digunakan, motif, dan bentuk ritem, dan hal- hal sejenis.
c Selain itu, terutama dalam Bab III, khusus mengenai kajian biografi ringkas Yusuf Wibisono, digunakan teori biografi. Pada dasarnya teori ini
dipergunakan dalam berbagai disiplin ilmu, seperti dalam sejarah, sastra, sosiologi, dan antropologi. Biografi secara sederhana dapat dikatakan sebagai sebuah kisah
riwayat hidup seseorang. Biografi dapat berbentuk beberapa baris kalimat saja. Namun juga dapat berupa lebih dari satu buku. Perbedaannya adalah, biografi
singkat hanya memaparkan tentang fakta-fakta dari kehidupan seseorang dan peran pentingnya. Sementara biografi yang panjang meliputi informasi-informasi
penting namun dikisahkan dengan lebih mendetail dan tentunya dituliskan dengan gaya bercerita yang baik.
Dalam studi biografi penulis akan menganalisis dan menerangkan kejadian- kejadian dalam hidup seseorang. Melalui biografi, akan ditemukan hubungan,
keterangan arti dari tindakan tertentu atau misteri yang melingkupi hidup seseorang, serta penjelasan mengenai tindakan dan perilaku hidupnya. Biografi biasanya dapat
bercerita tentang kehidupan seorang tokoh terkenal atau tidak terkenal, namun demikian, biografi tentang orang biasa akan menceritakan mengenai satu atau lebih
tempat atau masa tertentu.
Universitas Sumatera Utara
Biografi seringkali bercerita mengenai seorang tokoh sejarah, namun tak jarang juga tentang orang yang masih hidup. Banyak biografi ditulis secara
kronologis. Beberapa periode waktu tersebut dapat dikelompokkan berdasar tema- tema utama tertentu misalnya masa-masa awal yang susah atau ambisi dan
pencapaian. Walau begitu, beberapa yang lain berfokus pada topik-topik atau pencapaian tertentu.
Biografi memerlukan bahan-bahan utama dan bahan pendukung. Bahan utama dapat berupa benda-benda separti surat-surat, buku harian, atau kliping
koran. Sedangkan bahan-bahan pendukung biasanya berupa biografi lain, buku- buku referensi atau sejarah yang memaparkan peranan subjek biografi itu. Hal-hal
yang perlu dilakukan dalam menulis sebuah biografi antara lain: a pilih seseorang yang menarik perhatian anda; b temukan fakta-fakta utama mengenai kehidupan
orang tersebut; c mulailah dengan ensiklopedia dan catatan waktu; d pikirkan, apa lagi yang perlu anda ketahui mengenai orang itu, bagian mana dari hidupnya
yang ingin lebih banyak anda tuliskan. Beberapa pertanyaan yang mungkin dapat dijadikan partimbangan misalnya:
a apa yang membuat orang ini istimewa atau menarik; b dampak apa yang telah ia lakukan bagi dunia atau orang lain; c atau sifat apa yang mungkin akan sering
peneliti gunakan untuk menggambarkan orang ini; d contoh apa yang dapat dilihat dari hidupnya yang menggambarkan sifat tersebut; e kejadian apa yang
membentuk atau mengubah kehidupan orang itu; f apakah ia mampu mengatasi rintangan tersebut; g apakah ia mengatasinya dengan mengambil resiko, atau
Universitas Sumatera Utara
dengan keberuntungan; h apakah dunia akan menjadi lebih baik atau lebih buruk jika orang ini tidak pernah hidup, bagaimana bisa, dan mengapa. Lakukan juga
penelitian lebih lanjut dengan bahan-bahan dari perpustakaan atau internet untuk membantu anda menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas serta supaya cerita
peneliti lebih menarik terjemahan Ary 2007 dari situs: http:www.
infoplease.com homeworkwsbiography.html.
Dalam tulisan ini, biografi yang penulis maksud adalah kisah riwayat hidup Yusuf Wibisono terutama peranannya dalam budaya musik Melayu Sumatera
Utara. Adapun bentuknya berupa biografi singkat, bukan biografi panjang. Biografi Yusuf Wibisono ini dibuat untuk tujuan mendukung kajian peranannya
dalam budaya musik Melayu Sumatera Utara. Bagaimana latar belakang kehidupannya. Ia adalah etnik Jawa, mengapa mesti berkecimpung dalam budaya
Melayu Sumatera Utara. Bagimana ia belajar membuat alat musik, memperbaiki alat musik, bermain alat musik, dan lain-lainnya. Sejauh apa interaksinya dengan
para budayawan dan seniman Melayu Sumatera Utara. Kemudian bagaimana ia memandang identitas dirinya, apakah sebagai etnik Jawa, etnik Melayu, atau kedua-
duanya. Bagaimana pula pandangan-pandangan positif dan negatif orang-orang lain terhadap Yusuf Wibisono. Hal-hal inilah yang akan dikaji pada bagian biografi
singkat Yusuf Wibisono. d Untuk mengkaji bagaimana Yusuf Wibisono mengelola para seniman
musik dan tari Melayu untuk melakukan sebuah pertunjukan, sesuai dengan permintaan masyarakat yang membutuhkannya, dipergunakan teori manajemen.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Sukarna 1992 teori manajemen mendasarkan perhatian kepada proses pengarahan atau pembimbingan orang-orang dan fungsi-fungsi untuk mencapai
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
1
Dalam tulisan ini, teori manajemen digunakan untuk menganalisis bagaimana Yusuf Wibisono
mengarahkan para seniman musik dan tari Melayu, serta fungsi-fungsi seniman ini, dalam rangka memenuhi permintaan masyarakat yang membutuhkn akan seni
pertunjukan Melayu di Sumatera Utara, dengan tujuan untuk melestarikan kebudayaan Melayu dan juga kepentingan bisnis seni pertunjukan Melayu.
Bagaimana sistem organisasi, produksi pertunjukan, sistem pemasaran, sistem pembagian honor, promosi, dan lain-lainnya.
1.5 Metode Penelitian