Studi Kepustakaan Metode Penelitian

Dari kedua kutipan di atas, secara garis besar dapat dinyatakan bahwa penelitian kualitatif umumnya ditujukan untuk mempelajari kehidupan kumpulan manusia. Biasanya manusia di luar kelompok peneliti. Penelitian ini melibatkan berbagai jenis disiplin, baik dari ilmu humaniora, sosial, ataupun ilmu alam. Para penelitinya percaya kepada perspektif naturalistik alamiah, serta menafsirkan untuk mengetahui pengalaman manusia, yang oleh kerana itu biasanya inheren dan dibentuk oleh berbagai nilai etika posisi politik. Namun demikian, penelitian seni dengan metode kualitatif juga selalu melibatkan data-data yang bersifat kuantitatif, dengan melihat kepada pernyataan S. Nasution bahawa setiap penelitian kualitatif dan kuantitatif harus direncanakan.Untuk itu diperlukan desain penelitian. Desain penelitian merupakan rencana tentang cara pengumpulan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian itu. Dalam desain antara lain harus dipikirkan: a populasi sasaran, b metode sampling, c besar sampling, d prosedur pengumpulan data, e cara-cara menganalisis data setelah terkumpul, f perlu tidaknya menggunakan statistik, g cara mengambil kesimpulan dan sebagainya Nasution 1982:31.

1.5.2 Studi Kepustakaan

Untuk mendukung kelengkapan data-data yang diperoleh, penulis menggunakan buku-buku yang dirasa cukup relevan untuk mendukung tulisan ini. Universitas Sumatera Utara Dimana buku-buku yang dipakai berhubungan dengan kebudayaan Melayu, dan juga buku-buku yang berhubungan dengan tulisan ini. Tulisan yang penulis gunakan untuk mendukung kajian ini berupa skripsi, makalah, buku, jurnal, surat kabar, dan lain-lainnya. Agar kajian ini mendapatkan hasil yang baru, maka perlu dikemukakan bahwa kajian sejenis juga telah dilakukan oleh beberapa ilmuwan atau penulis budaya Melayu. Misalnya Siti Zulaikha Sitanggang tahun 2008 yang lalu menulis tentang biografi seniman musik Melayu Ahmad Setia yang mengkajinya dari persfektif biografi dan struktur musik melodi akordion yang disajikannya. Tulisan ini menjadi rujukan utama penulis dalam skripsi ini. Tulisan lainnya yang menjadi rujukan utama dalam skripsi ini adalah tulisan Fadlin 1989, yang mengkaji konstruksi gendang ronggeng Melayu Sumatera Timur Sumatera Utara. Dalam tulisan ini, Fadlin juga banyak mengambil data yang diperolehnya dari Yusuf wibisono, terutama dalam mendeskripsikan pembuatan gendang ronggeng serta struktur taksonomis atau konstruksi gendang ronggeng Melayu. Selain itu dalam tulisan Fadlin ini dianalisis secara mendalam tentang struktur ritme gendang ronggeng, yang mencakup tempo senandung, mak inang, dan lagu dua. Tulisan ini menjadi rujukan penulis dalam mendeskripsikan pembuatan gendang ronggeng Melayu oleh Yusuf Wibisono, serta struktur ritme permainan gendang ronggeng Melayu oleh Yusuf Wibisono. Tulisan-tulisan lainnya juga menjadi bahan pustaka untuk perbandingan penulis dalam mengkaji peranan Yusuf Wibisono dalam budaya musik Melayu Universitas Sumatera Utara Sumatera Utara. Di antaranya adalah kajian manajemen Sinar Budaya Group oleh Astri Ismiralda 2003. Begitu juga dengan tulisan kebudayaan Melayu secara umum editor Tengku Luckman Sinar dan Syaifuddin 2001, Tengku Lah Husni 1986 tentang kajiannya mengenai butir-butir adat budaya Melayu Sumatera Timur. Selengkapnya studi pustaka ini dapat dilihat di bibliografi.

1.5.3 Penelitian Lapangan