Penelitian Lapangan Metode Penelitian

Sumatera Utara. Di antaranya adalah kajian manajemen Sinar Budaya Group oleh Astri Ismiralda 2003. Begitu juga dengan tulisan kebudayaan Melayu secara umum editor Tengku Luckman Sinar dan Syaifuddin 2001, Tengku Lah Husni 1986 tentang kajiannya mengenai butir-butir adat budaya Melayu Sumatera Timur. Selengkapnya studi pustaka ini dapat dilihat di bibliografi.

1.5.3 Penelitian Lapangan

Dalam penelitian lapangan, penulis mengadakan pendekatan kepada informan sejak tahun 2006 yang lalu, dan sampai penulis mendapatkan judul mengenai peranan Yusuf Wibisono terhadap kebudayaan musik Melayu yaitu sebagai pemusik, pengrajin dan juga pengelola pertunjukan. Sejak bulan Februari 2008 yang lalu, penulis dengan intensitas yang relatif lebih sering melakukan pendekatan dan penelitian kepada informan untuk mendapatkan data-data yang lebih lengkap lagi. Penelitian lapangan ini dilakukan dengan metode pengumpulan data dengan cara wawancara dan perekaman. Sebelum wawancara, penulis menyusun daftar pertanyaan untuk mengarahkan kepada pokok permasalahan yang ingin penulis ketahui. Namun demikian penulis tetap akan mengembangkan pertanyaan kepada hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan. Dalam konteks perekaman, penulis menggunakan tape recorder Sony TCM-150 dengan menggunakan kaset Sony IEC1 zx 60. Universitas Sumatera Utara Pengamatan yang dilakukan adalah secara langsung, yaitu melihat langsung persembahan lagu dan tari Melyu Sumatera Utara yang dipertunjukan oleh Yusuf Wibisono dan kelompoknya. Tujuan observasi ini adalah untuk memperoleh informasi tentang kelakuan manusia seperti yang terjadi dalam kenyataan. Dengan pengamatan dapat kita peroleh gambaran yang lebih jelas tentang kehidupan sosial. Berasaskan jenisnya, maka observasi yang selalu digunakan dalam penelitian seni adalah partisipasi pengamat sebagai pertisipan insider yaitu sebagai anggota masyarakat yang ditelitinya walau harus tetap menjaga jarak. Mengikut S. Nasution 1989:123 keuntungan cara ini adalah peneliti merupakan bagian yang menyatu daripada keadaan yang dipelajarinya, sehingga kehadirannya tidak mempengaruhi keadaan itu dalam kewajarannya. 2 Wawancara. Untuk memperoleh data-data yang tidak dapat dilakukan melalui pengamatan tersebut seperti konsep-konsep etnosainsnya tentang estetika, peneliti seni biasanya melakukan wawancara. Dalam kaitan ini yang dilakukan adalah wawancara yang sifatnya terfokus yaitu terdiri daripada pertanyaan yang tidak mempunyai struktur tertentu, tetapi selalu terpusat kepada satu pokok yang tertentu Koentjaraningrat 1980:139. S. Nasution membagi jenis wawancara sebagai berikut. Berdasarkan fungsinya: a diagnostik, b terapeutik dan c penelitian. Berdasarkan jumlah respondennya: a individual dan b kelompok. Berdasarkan lamanya wawancara: a singkat dan b panjang. Berdasarkan penanya dan responden: a terbuka, tak berstruktur, bebas, non- direktif atau client centered dan b tertutup, berstruktur S. Nasution 1989:135. Universitas Sumatera Utara Dalam penelitian ini, berdasarkan fungsinya termasuk ke dalam penelitian. Berdasarkan informan, termasuk ke dalam informan kunci atau individual. Berdasarkan lamanya wawancara adalah panjang. Berdasarkan penanya dan respondennya termasuk terbuka. Selanjutnya dilakukan kerja laboratorium.

1.5.4 Kerja Laboratorium