2.3.5 Etnik Melayu Terbentuk dari Proses Campuran Antara Ras Melayu
Menurut Tengku Lah Husni, orang Melayu adalah kelompok yang menyatukan diri dalam ikatan perkawinan antar suku, dan selanjutnya memakai
adat resam serta bahasa Melayu dalam kehidupan seharai-hari Lah Husni 1975:7. Selanjutnya Husni menyebutkan lagi, bahwa orang Melayu Pesisir
Sumatera Timur merupakan turunan campuran antara orang Melayu yang memang sudah menetap di Pesisir Sumatera Timur dan suku-suku Melayu
pendatang, seperti Johor, Malaka, Riau, Aceh, Mandailing, Jawa, Minangkabau, Karo, India, Bugis, dan Arab, yang selanjutnya memakai adat resam dan bahasa
Melayu sebagai bahasa pengantar dalam pergaulan antara sesamanya atau dengan orang dari daerah lain, serta yang terpenting adalah beragama Islam.
Suku Melayu itu berdasarkan falsafah hidupnya, terdiri dari lima dasar: Islam, beradat, berbudaya, berturai, dan berilmu Lah Husni 1975:100. Berturai
maksudnya adalah mempunyai susunan-susunan sosial, dan berusaha menjaga integrasi dalam perbedaan-perbedaan di antara individu.
Ketika seorang pejabat pemerintah Inggris, yang bernama John Anderson berkunjung ke Sumatera Timur pada tahun 1823, dia menjelaskan bahwa
pemukiman orang Melayu merupakan jalur yang sempit terbentang di sepanjang pantai. Penghuni-penghuni di Sumatera Timur tersebut, diperkirakan sebagai
keturunan para migran dari berbagai daerah kebudayaan, seperti: Semenanjung
Universitas Sumatera Utara
Malaka, Jambi, Palembang, Jawa, Minangkabau, dan Bugis, yang telah menetap dan bercampur baur di daerah setempat Pelzer 1985:18-19.
Percampuran dan adaptasi Melayu dalam pengertian sebagai kelompok etnik dengan kelompok etnik lain, terjadi di sepanjang pantai pulau Sumatera,
Semenanjung Malaysia, dan pesisir Kalimantan, contohnya: 1 orang Melayu di Tamiang bercampur dengan orang Aceh, 2 orang Melayu di Siak bercampur
dengan Minangkabau, 3 orang Melayu di Kepulauan Riau banyak yang berasal dari Bugis, dan 4 orang Melayu di Tapanuli Tengah bercampur dengan
Minangkabau, orang Batak Toba, dan Mandailing Angkola. Di Semenanjung Malaysia terjadi percampuran: 1 etnik Melayu dengan Minangkabau di
Negeri Sembilan, 2 etnik Melayu dengan Jawa di Johor dan Malaka, 3 etnik Melayu dengan Bugis di Johor, dan lainnya. Di Kalimantan terjadi percampuran
antara etnik Melayu dengan Banjar dan Dayak. Mengingat tarjadinya adaptasiasimilasi pendatang di dalam masyarakat Melayu demikian, maka
masyarakat Melayu itu dapat dipahami sebagai suatu campuran yang terdiri dari berbagai unsur yang asal-usulnya berbeda-beda dan terbentuk dengan terus-
menerus menerima unsur-unsur luar. Dalam arti wilayah budaya yang didiami, orang Melayu adalah mereka yang mendiami daerah pesisir dan daerah sepanjang
sungai bagian hilir. Mereka hidup di daerah maritim dan kelangsungan hidupnya sangat erat berkaitan dengan lingkungan alam di laut ataupun pesisir. Sering
mengadakan perpindahan untuk mencari nafkah dan bandar sebagai pusat kegiatan mereka. Perpindahan mereka sebenarnya tidak dibatasi oleh wilayah
Universitas Sumatera Utara
kekuasaan suatu penguasa atau batas administrasi negara yang berasal dari penjajahan, yang kini memisahkan orang Melayu dengan berbagai konsep
kenegaraan.
2.3.6 Sifat-sifat dan Adat Resam