Hubungan Masyarakat Jawa dan Melayu di Sumatera Utara

lain ada pula Retno Ayumi, seorang penulis tari dan penari Melayu terkemuka di Sumatera Utara.

2.5 Hubungan Masyarakat Jawa dan Melayu di Sumatera Utara

Pada zaman kolonial Belanda status kekuasaan di Sumatera yang pertama adalah pihak yang memiliki tanah, ke dua yang memiliki hak sewa tanah dan mengelolanya, dan yang ke tiga para pekerja administrasi Belanda dan para pengusaha atau saudagar dari Cina, Arab, India, dan orang-orang Melayu asli. Di tingkat terakhir di tempati oleh masyarakat Jawa dan orang-orang Cina yang bekerja sebagai buruh pada perusahaan perkebunan milik Belanda. Di zaman kolonial daerah Deli atau Medan di kuasai oleh orang Melayu atau biasa disebut dengan Melayu Deli. Orang Melayu Deli pada saat itu adalah penguasa tanah di daerah Deli atau Medan. Sebagai penguasa tanah, pihak kerajaan Melayu Deli memberikan hak sewa atas sebahagian tanah Deli kepada pihak kolonial Belanda yang ingin membuka perkebunan di daerah Deli. Dengan status sebagai buruh saat itu masyarakat Jawa belum dapat berkembang dalam arti sisi kehidupan bermasyarakatnya. Masyarakat Jawa saat itu hanya dapat hidup di sekitar daerah perkebunan saja, dikarenakan pada saat itu pihak perusahaan perkebunan mendirikan perumahan-perumahan untuk para buruhnya di sekitar daerah perkebunan. Masyarakat Jawa baru dapat merasakan bebasnya hidup bermasyarakat ketika zaman kolonial Belanda berakhir. Tetapi masyarakat Jawa tetap bermukim di Universitas Sumatera Utara sekitar daerah perkebunan, walaupun ada sebagian masyarakat Jawa yang menekuni profesi di luar perkebunan dan tinggal menetap di luar daerah perkebunan. Di saat inilah mulai terjadi kontak antara masyarakat Jawa dengan masyarakat lainnya yang tinggal di daerah Deli atau Medan. Masyarakat Jawa yang dulunya hanya mengelola perkebunan dan berstatus buruh akhirnya mulai dapat melakukan kontak dengan diluar masyarakatnya. Walaupun sebagian tetap berprofesi sebagai buruh, tetapi kini mereka bakerja pada tuan-tuan saudagar, pengusaha, dan tuan tanah dari bangsanya sendiri. Setelah berakhirnya masa kolonial Belanda dan juga penjajahan, masyarakat Jawa yang dulunya hanya menjadi buruh bagi pihak kolonial kini menjadi buruh-buruh bagi saudagar, pengusaha, dan tuan tanah dari bangsa sendiri. Dan ada juga masyarakat Jawa yang menekuni profesi di luar buruh seperti bidang-bidang pemerintahan dan administrasi. Kontak antara masyarakat Jawa dan Melayu akhirnya dapat sering terjadi karena tidak ada lagi batas antara masyarakat Jawa dengan masyarakat lainnya di Sumatera. Ini juga didukung oleh adat dan budaya Melayu yang ramah dan terbuka ketika berhubungan dengan masyarakat di luarnya. Hubungan antara masyarakat Jawa, Melayu dan masyarakat lainnya diawali ketika zaman pergerakan nasional dan dilanjutkan zaman perjuangan kemerdekaan, hingga zaman memprtahankan kemerdekaan. Tokoh-tokoh pergerakan nasional, perjuangan kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan di daerah Deli atau Medan tidak hanya di dominasi oleh masyarakat asli daerah ini saja seperti masyarakat Melayu dan Batak tetapi Universitas Sumatera Utara juga masyarakat di luar masyarakat asli daerah ini, seperti masyarakat Jawa. Banyak tokoh-tokoh dari daerah ini yang berasal dari masyarakat Jawa. Hubungan ini terus berlanjut hingga zaman perjuangan kemerdekaan berakhir. Hubungan antara masyarakat Jawa dengan masyarakat lainnya tidak hanya sebatas perjuangan kemerdekaan saja tetapi sudah ke bidang-bidang lainnya. Masyarakat Jawa dan masyarakat lainnya juga melakukan hubungan seperti dalam hubungan budaya. Setelah zaman perjuangan kemerdekaan berakhir masyarakat Jawa banyak yang menekuni bidang seperti bidang seni dan budaya. Dan yang paling menarik adalah masyarakat Jawa tersebut bukan hanya memainkan seni dan budayanya sendiri, tetapi juga ada yang memainkan seni dan budaya masyarakat di luar Jawa seperti memainkan seni dan budaya masyarakat Melayu. Ini dapat dilihat dari banyaknya pemain musik Melayu yang berdarah Jawa. Mereka mendapatkan pengaruh ini ketika musik Melayu masih popular dan sering dimainkan di daerah-daerah pemukiman masyarakat Jawa. Sehingga masyarakat Jawa menjadi terpengaruh dengan budaya Melayu.

2.6 Tokoh-tokoh Budayawan dan Seniman Melayu dari Etnik Jawa di