Peranan Fungsi Peranan dan Fungsi Musik dan Tari Melayu Sumatera Utara

ketergantungan antara institusi-institusi dan kebiasaan-kebiasaan pada masyarakat tertentu. Analisis fungsi menjelaskan bagaimana susunan sosial didukung oleh fungsi. Institusi-institusi seperti: negara, agama, keluarga, aliran, dan pasar terwujud. Sebagai contoh, pada masyarakat yang kompleks seperti Amerika Serikat, agama dan keluarga mendukung nilai-nilai yang difungsikan untuk mendukung kegiatan politik demokrasi dan ekonomi pasar. Dalam masyarakat yang lebih sederhana, masyarakat tribal, partisipasi dalam upacara keagamaan berfungsi untuk mendukung solidaritas sosial di antara kelompok-kelompok manusia yang berhubungan kekerabatannya. Meskipun teori ini menjadi dasar bagi para penulis Eropa abad ke-19, khususnya Emile Durkheim, fungsionalisme secara nyata berkembang sebagai sebuah teori yang mengagumkan sejak dipergunakan oleh Talcott Parsons dan Robert Merton tahun 1950-an. Teori ini sangat berpengaruh pada para sosiolog Anglo-Amerika tahun 1970-an. Bronislaw Malinowski dan A. R. Radcliffe-Brown, mengembangkan teori ini di bidang antropologi, dengan memusatkan perhatian pada masayarakat non-Barat. Sejak dekade 1970-an, teori fungsionalisme dipergunakan pula untuk mengkaji dinamika konflik sosial Lorimer et al. 1991:112-113.

6.1.1 Peranan

Seni budaya Melayu, sampai saat sekarang ini, memiliki peran untuk dipergunakan dalam berbagai aktivitas sosiobudaya. Peranan seni budaya Melayu di antaranya adalah pada: pesta pernikahan walimatul ursy, kemudian pada pesta Universitas Sumatera Utara khitanan sunat Rasul, melepas dan menyambut jamaah haji, memperingati tahun baru Islam, mengiringi dakwah Islam, untuk dakwah Islam, dipertunjukkan pada Musabaqah Tilawatil Qur’an, untuk dipersembahkan ada acara Maulidurrasul, dipersembahkan pada Pesta Gendang Nusantara, dipertunjukkan pada Festival Zapin, untuk dipertunjukkan di media massa terutama televisi dan radio, dan lain- lainnya. Dari berbagai jenis peran seni pertunjukan dalam kebudayaan Melayu di Sumatera Utara, menurut penjelasan Yusuf Wibisono, yang paling sering adalah peranan dalam memeriahkan acara pesta kawin. Di samping itu berbagai acara hiburan seperti Pekan Budaya Melayu, tempat hiburan ronggeng, selalu menggunakan musik dan tari Melayu. Di antara kesenian Melayu yang paling populer dan selalu diminta adalah ronggeng Melayu atau musik tradisional Melayu. Umumnya mereka tampil di daerah Medan dan Sumatera Utara secara umum. Seperti di daerah Binjai, Langkat, Selesai, Tanjungmorawa, Lubuk Pakam, Kisaran, dan Rantau Prapat. Penggunaan musik tradisional dan tarian Melayu dianggap lebih “bergengsi” secara budaya dibandingkan dengan menggunakan musik keyboard. Musik dan tari Melayu tradisional ini dipandang lebih menampilkan estetika dan kesopanan yang mengikuti kebudayaan Melayu, bukan bebas mengikuti selera pasar saja. Universitas Sumatera Utara

6.1.2 Fungsi

Sementara itu fungsi seni budaya dalam perdaban Melayu memiliki pelbagai fungsinya yang kompleks yang menjamin stabilitas dan kontinuitas budaya budaya Melayu. Di antara fungsi-fungsi itu adalah seperti analisis berikut ini. a Fungsi seni budaya Melayu salah satunya adalah untuk mengabsahkan berbagai ibadah dan upacara keagamaan Islam. Azan dan iqamat dipergunakan untuk seruan sebagai masuknya waktu shalat lima waktu sehari semalam, atau juga untuk shalat-shalat lain dan menyambut anak atau bayi yang baru lahir. Dalam upacara nikah kawin dalam budaya Melayu misalnya, barzanji dan marhaban selalu berfungsi untuk mengabsahkan upacara ini, terutama ketika kedua pengantin duduk bersanding di pelaminan, pada saat ini biasanya disertai acara tepung tawar atau tampung tawar. Dalam sebuah seni pertunjukan biasanya dilakukan pula doa-doa yang ditujukan kepada Allah agar jalannya pertunjukan berhasil dengan baik, yang diistilahkan dengan doa buka panggung. Sehingga doa ini dapat dikategorikan sebagai pengabsahan upacara. Di kawasan Melayu Asahan dan Serdang orang-orang yang ditimpa penyakit terutama oleh gangguan jin biasanya didoakan kepada Allah agar jin tersebut keluar dari tubuh si sakit, dan kemudian mengharapkan kesembuhan penyakitnya. b Fungsi seni budaya Melayu lainnya adalah untuk sarana dakwah atau syiar Islam. Seni budaya seperti ini biasanya mempergunakan teks-teks yang mentransmisikan ajaran-ajaran Islam. Ada yang disampaikan menggunakan Universitas Sumatera Utara komunikasi verbal,dan ada pula yang mengunakan komunikasi nonverbal. Dalam bidang musik, misalnya ada yang disajikan dalam bentuknya yang eksplisit maupun yang tersamar. Teks-teks dalam seni Islam seperti ini diekspresikan menerusi pelbagai genrenya, misalnya pantun, nazam, syair, ghazal, nasyid, dan lain- lainnya. Fungsi seni budaya Islam sebagai sarana dakwah ini, umumnya dipergunakan bersama-sama dengan da’i yang memberikan dakwahnya, kadang langsung saja dipertunjukkan di depan massa. Selain itu tak kalah pentingnya adalah dakwah Islam pada masa kini juga menggunakan media massa seperti televisi, radio, internet, dan lainnya. c Fungsi seni budaya Melayu lainnya adalah sebagai hiburan. Istilah hiburan di sini, bukanlah bermakna hiburan yang terlepas dari ajaran Islam. Justru hiburan di sini adalah untuk memenuhi keinginan dasar manusia akan rasa keindahan menerusi pelbagai dimensinya. Bahwa manusia secara alamiah, menyukai keindahan. Selepas menikmati keindahan ia akan terhibur, dan jiwanya terisi oleh aspek-aspek ruhiyah dan pencerahan aufklärung. Berbagai contoh keinginan manusia akan hiburan, dapat kita lihat pada kebudayaan masyarakat modern. Di kota-kota dapat dijumpai tempat-tempat hiburan seperti mall, karaoke, senam, dunia fantasi, gedung-gedung teater dan film, olah raga, dan lain-lainnya. Dengan demikian seni budaya Islam juga mengandungi fungsi sebagai hiburan, yang berasas kepada fitrahnya dan sebagai salah satu anugerah dan nikmat yang diberikan oleh Allah. Universitas Sumatera Utara d Fungsi seni budaya Melayu lainnya adalah sebagai integrasi sosiobudaya. Artinya adalah bahwa masyarakat Melayu atau yang lebih luas seluruh umat manusia, memiliki berbagai perbedaan ras, bangsa nasional, status sosial dan ekonomi, agama, kepercayaan, sekte, stereotipe, jenis kelamin, dan lain- lainnya. Mereka yang berbeda ini, perlu berkomunikasi dan saling berhubungan sosial, karena makhluk manusia itu memerlukan manusia lain. Dalam konteks sedemikian rupa mereka memerlukan integrasi sosial, agar terjalin hubungan antara individu atau kumpulan manusia, yang diatur oleh hukum atau norma-norma sosial yang ada. Salah satu fungsi seni budaya Melayu adalah untuk mewujudkan integrasi sosiobudaya. Bahwa masyarakat Melayu itu sendiri memiliki berbagai perbedaan. Oleh kerananya mereka perlu mengadakan integrasi sosiobudaya dalam peringkat dunia atau kawasan. Selain itu juga, Islam sebagai panduan etnik Melayu di Sumatera Utara, secara konseptual adalah sebuah agama yang beridekan dan melakukan konsep rahmat kepada seluruh sekalian alam. Jadi Islam tentu saja harus toleran dan menghargai perbedaan-perbedaan sesama umat manusia dan lingkungan alam. Agama lain tentu saja diberikan hak dan kewajibannya untuk melakukan ritualnya. Islam mengakui perbedaan agama ini dalam konsep: untukmu agamamu dan untukku agamaku. Integrasi sesama umat Islam, misalnya tercermin dalam lagu seperti Shalawatul Badriyah atau Shalawat Badar, demikian pula di kawasan Asia Tenggara ada lagu yang cukup populer dalam menggetarkan hati umat Islam yaitu lagu Tombo Ati yang diperkirakan dicipta oleh Sunan Bonang di Jawa kurun Universitas Sumatera Utara abad ke-13, begitu juga lagu Selimut Putih ciptaan Haji Ahmad Baqi dari Sumatera Utara, adalah contoh seni budaya Islam yang telah mengintegrasikan umat Islam. Tentang fungsi seni sebagai integrasi masyarakat ini, seorang antropolog dan etnomusikolog, Alan P. Merriam mengemukakannya sebagai berikut. Music, then, provides a rallying point around which the members of society gather to engage in activities which require the cooperation and coordination of the group. Not all music is thus performed, of course, but every society has occasion signalled by music which draw its members together and reminds them of their unity Merriam 1964:227. Menurut Merriam, salah satu fungsi seni musik adalah sebagai wadah untuk berkumpul para anggota masyarakatnya. Musik seperti ini biasanya mengajak para warga masyarakatnya untuk turut serta beraktivitas. Dalam konteks itu, mereka saling menginginkan kerjasama dan koordinasi kumpulan. Walaupun demikian, Merriam juga tidak menyatakan semua musik berfungsi sebagai kontribusi untuk integrasi, tetapi setiap kumpulan masyarakat mempunyai musik seperti yang digambarkannya itu. Melalui musik ini para anggota masyarakatnya diajak untuk beraktivitas bersama, dan mengingatkan akan pentingnya mereka sebagai satu kesatuan kelompok. e Fungsi seni pertunjukan Melayu Sumatera Utara lainnya adalah sebagai sarana untuk kelestarian budaya. Bahwa seperti dicontohkan di dalam ajaran Universitas Sumatera Utara agama, kebudayaan manusia itu bisa saja mati, dan ada juga yang lestari. Contoh berbagai kebudayaan yang musnah itu adalah: Ad, Tsamud, Madyan, Ur, dan lainnya dan yang lestari adalah beberapa umat Nabi Nuh, dan tentu saja umat Islam, sejak Nabi Adam Alaihissalam hingga kini. Melalui seni budaya Melayu Islam, ajaran-ajaran Islam akan terus lestari mengikuti rentak dimensi ruang dan masa. Bahwa kebudayaan Islam itu harus diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya agar tidak pupus ditelan zaman. Seni budaya Islam ini diajarkan melalu berbagai institusi sosial, misalnya pesantren atau makhtab, sekolah umum, kelompok remaja mesjid, dan lain-lainnya. Generasi muda haruslah dikawal dan dipandu agar mereka meneruskan dan melestarikan kebudayaan Islam ini ke generasi-generasi mendatang. Dalam kebudayaan Melayu sendiri, kita mengenal adagium yang usianya ratusan tahun yaitu seperti yang pernah dikemukakan oleh Hang Tuah, “Tak Melayu hilang di bumi.” f Fungsi seni pertunjukan Melayu lainnya adalah sebagai sarana komunikasi. Bahwa pada asasnya seni apa pun bentuk dan ekspresinya adalah untuk berkomunikasi, antara seniman sebagai orang yang memiliki ide dan gagasan atau sebagai sumber komunikasi, kemudian seni itu sebagai sarana komunikasi, dan penikmat atau penonton sebagai komunikan. Seni budaya Melayu juga umumnya memiliki fungsi komunikasi ini. Ide-ide atau ajaran-ajaran Islam yang terkandung dalam sebuah karya seni Melayu Islam adalah untuk mendukung perintah Allah dan sebagai sarana enkulturasi budaya. Komunikasi adalah suatu keharusan antara individu dan masyarakat Islam atau dengan masyarakat dunia secara luas. Universitas Sumatera Utara Komunikasi diperlukan agar tidak terjadi konflik sosial. Seni budaya Islam dikomunikasikan menerusi aspek-aspek verbal maupun nonverbal. Aspek verbal umumnya disajikan melalui musik vokal lagu dan sastra, sementara aspek nonverbal dilakukan menerusi dimensi, gerak, warna, garis, alam sekitar, simbol, dan lain-lainnya. Komunikasi yang dilakukan boleh saja mengekspresikan ide, tetapi yang tak kalah pentingnya adalah komunikasi perasaan, seperti cinta pada seni ghazal, sedih seni senandung, gembira rentak joget, dan lainnya. g Selain itu, seni budaya Melayu di Sumatera Utara berfungsi sebagai ekspresi spiritualitas Islam. Bahwa seni Islam tidak hanya menghargai bentuk, material, dan fisiknya saja. Seni Melayu terdiri dari aspek spiritualitas dan fisik sekaligus. Kedua-duanya berjalan selaras dan seiring. Spiritualitas dalam seni Islam adalah memancarkan hakikat kebenaran dan kesempurnaan. Bahwa dimensi spiritualitas dalam seni Melayu mencerminkan jiwa seniman muslim melalui karyanya, didasari oleh nilai-nilai kebenaran yang diarahkan dan dipolarisasikan oleh Allah sebagai Tuhan semesta alam. Dengan demikian, spiritulitas dalam seni Melayu dibimbing oleh hakikat Ketuhanan. Nilai-nilai spiritualiti ini melampau batas-batas bentuk dan fisik. h Fungsi seni Islam lainnya adalah sebagai pendukung mata pencaharian atau ekonomi. Bahwa seni adalah salah satu dari tujuh unsur kebudayaan universal manusia. Seni juga dapat dijadikan bidang pekerjaan umat manusia. Berbagai pekerjaan di bidang seni di antaranya adalah: seni kaligrafi, seni menjilid buku, seni bina teknik sipil dan arsitektur, seni menjahit pakaian, seni musik, seni tarian, seni Universitas Sumatera Utara drama sastra, seni rupa lukis, seni pertamanan lanskap, termasuk seni perfilman, seni pertelevisin, seni media rekam, seni reklame poster, dan lain- lainnya. Cabang-cabang seni di atas, tentu saja dapat menjadi tumpuan mata pencaharian hidup individu Melayu yang ahli di bidangnya. Atau boleh pula menjadi sumber pendapatan sekunder di samping pekerjaaan utamanya. Tentu saja kemahiran dan pengalaman menjadi modal utama untuk membuat salah satu cabang seni dimaksud menjadi bahagian dari mata pencaharian hidup seseorang. Demikian juga Yusuf Wibisono, menjadikan bidang kesenian Melayu sebagai mata pencaharian utamanya. Untuk memenuhi peranan dan fungsi itulah seni pertunjukan Melayu diadakan oleh masyarakat pendukungnya. Oleh karena itu karena fungsi ini pula beberapa kelompok kesenian Melayu hidup terus di Sumatera Utara, dalam rangka memenuhinya. Termasuk salah satu di antaranya adalah kelompok Al-Kanon pimpinan Yusuf Wibisono. Kelompok ini terus hidup dan berkembang karena adanya peranan dan pemungsian kesenian dalam konteks yang luas tersebut.

6.2 Peranan Yusuf Wibisono sebagai Pengelola Seni Pertunjukan Melayu