5.4 Perjalanan Karir Berkesenian Melayu
Dengan kemampuan seninya memainkan alat-alat musik tradisi Melayu seperti diurai di atas. Maka dalam realitas sosial, peran Yusuf Wibisono sekali lagi
amatlah penting dalam konteks kebudayaan musik Melayu Sumatera Utara. Sebagai seorang seniman musik Melayu, ia beranjak dari awal dan tidak
langsung menjadi pemain profesional. Awalnya di tahun 1970-an ia barulah pemain pengganti, artinya akan
dipanggil menggantikan pemain utama, sehingga honorarium yang diterima juga masih di bawah standar pemain utama. Setelah itu ia terus mengasah
kemampuannya di tiga alat musik tersebut. Hingga akhirnya sejak tahun 1980-an hingga sekarang ia masuk secara sosial ke dalam deretan seniman Melayu Sumatera
Utara dalam kategori profesional, dalam arti ia dibayar karena keahliannya bermusik secara profesional. Ditambah lagi seluruh aktivitas kehidupannya, secara
ekonomis digantungkannya di bidang kesenian Melayu. Aktivitas kesenian ini dipilihnya sebagai sumber utama pendapatan ekonomi keluarga, bukan sebagai
pendapatan sekunder atau sampingan sambilan saja. Ia serius melakukan kegiatan di bidang kesenian Melayu. Menurut penjelasannya pula, ia yakin sejak awal
bahwa kesenian Melayu ini akan dapat menghidupi dirinya dan sangat sesuai dengan pribadi dan minat utamanya.
Sehingga secara penuh waktu ia curahkan kehidupannya untuk kesenian Melayu. Ia tidak mau beraktivitas dalam kesenian Melayu secara sambilan saja.
Universitas Sumatera Utara
Demi keseriusannya ini, kedua anaknya juga ia arahkan baik secara alangsung atau tidak langsung untuk berkecimpung di bidang seni musik Melayu. Ternyata kedua
anaknya itu sekarang telah pula menjadi bagian dari seniman Melayu Sumatera Utara. Bahkan anak bungsunya Yusniati mencapai prestasi sebagai seniman musik
Melayu secara nasional, yang selalu mengisi acara di Taman Mini Indonesia Indah dan beberapa hotel di Jakarta. Yang paling sering adalah ikut bermain akordeon
dalam acara Gerenek Melayu yang diselenggarakan oleh Televisi Republik Indonesia TVRI setiap bulan bersama-sama denga artis Ibukota Jakarta seperti
Syahrial Felani, Zulham Jais, Ira Subono, dan lain-lainnya. Karir Yusuf Wibisono di Sumatera Utara terus berkembang. Sejalan dengan
perkembangan zaman, pihak hotel memerlukan pertunjukan kesenian. Oleh karena itu mereka melakukan tender, dan beberapa kali Yusuf Wibisono dan kelompok
kesenian Melayunya Al-Kanon, dipercayakan untuk melakukan pertunjukan di Inna Hotel Darma Deli medan, di Hotel Garuda Medan, dan yang baru lalu di Hotel
Danau Toba Internasional Medan. Ini membuktikan bahwa beliau dan kelompoknya mampu bersaing dalam bisnis hiburan tradisional di Sumatera Utara khsususnya
Kota Medan. Namun mengikut penuturan beliau, ia berkecimpung di bidang kesenian Melayu ini bukan semata mengandalkan keahlian bermain atau keahlian
membuat dan memperbaiki alat-alat musik. Yang paling penting adalah menjaga hubungan dan harmonisasi sosial dengan para seniman lainnya, dan masyarakat
secara umum. Hidup ini katanya tak perlu sombong, dan selalu mengingat dan menyembah Allah selalu. Kalaupun ada kesalahan dengan sesama manusia cepat
Universitas Sumatera Utara
minta maaf. Kalau berbuat dosa kepada Allah cepat-cepat merenung diri dan bertaubat. Ini adalah pesan dan petuah yang diperoleh dari guru-gurunya di Taman
Siswa dan guru ngajinya. Prinsip hidup orang Jawa yaitu ing ngarso sung tulodo di depan menjadi teladan, ing madyo mangun karso di tengah menjadi motor
penggerak, dan tut wuri handayani di belakang menjadi pendorong menjadi pegangan hidupnya.
Dengan melihat keberadaan Yusuf Wibisono sebagai seniman musik Melayu Sumatera Utara, maka peran sosiobudaya ini begitu penting dalam konteks
eksistensi dan perkembangan serta kontinuitas budaya Melayu Sumatera Utara ke masa depan. Yusuf Wibisono menjalaninya mengalir seperti air, dan berbuat yang
ia bisa, walau di tengah kritikan dan sedikit cemoohan, namun ia menjalaninya, yang penting apa yang dilakukannya adalah untuk kepentingan kesinambungan
kebudayaan Sumatera pada umumnya, dan budaya Melayu secara khusus. Peranannya sebagai seniman ini tak terbantahkan cukup signifikan dalam rangka
enkulturasi musik-musik Melayu. Hal ini dapat dibuktikan bahwa ia kini menyimpan lagu-lagu Melayu termasuk lagu-lagu lama yang kini tak pernah lagi
diperdengarkan dalam kebudayaan musik Melayu Sumatera Utara. Namun ia masih menyimpannya secara auditif maupun audiovisual di rumahnya. Ia pun siap
untuk memberikan atau menurunkan lagu-lagu ini kepada generasi yang lebih muda, untuk keberlanjutan musik Melayu.
Peranan lainnya sebagai seniman, ia banyak beraktivitas di dalam seni ronggeng Melayu. Peran beliau di dalamnya sangatlah penting dan menduduki
Universitas Sumatera Utara
posisi sentral. Ia terus menerus menggiatkan kesenian ini dalam memenuhi permintaan terhadap ronggeng Melayu. Berkat usaha-usaha yang ia lakukan maka
ronggeng Melayu hingga sampai saat ini masih lestari meskipun dengan perjalanan yang tersendat-sendat. Demikian sekilas tentang peranan Yusuf Wibisono sebagai
seniman musik Melayu di Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI PERANAN YUSUF WIBISONO