drama sastra, seni rupa lukis, seni pertamanan lanskap, termasuk seni perfilman, seni pertelevisin, seni media rekam, seni reklame poster, dan lain-
lainnya. Cabang-cabang seni di atas, tentu saja dapat menjadi tumpuan mata pencaharian hidup individu Melayu yang ahli di bidangnya. Atau boleh pula
menjadi sumber pendapatan sekunder di samping pekerjaaan utamanya. Tentu saja kemahiran dan pengalaman menjadi modal utama untuk membuat salah satu cabang
seni dimaksud menjadi bahagian dari mata pencaharian hidup seseorang. Demikian juga Yusuf Wibisono, menjadikan bidang kesenian Melayu sebagai mata
pencaharian utamanya. Untuk memenuhi peranan dan fungsi itulah seni pertunjukan Melayu
diadakan oleh masyarakat pendukungnya. Oleh karena itu karena fungsi ini pula beberapa kelompok kesenian Melayu hidup terus di Sumatera Utara, dalam rangka
memenuhinya. Termasuk salah satu di antaranya adalah kelompok Al-Kanon pimpinan Yusuf Wibisono. Kelompok ini terus hidup dan berkembang karena
adanya peranan dan pemungsian kesenian dalam konteks yang luas tersebut.
6.2 Peranan Yusuf Wibisono sebagai Pengelola Seni Pertunjukan Melayu
Dalam kaitan ini, Yusuf Wibisono memiliki peranan yang juga penting dalam rangka sebagai pengelola seni pertunjukan Melayu. Ia dapat dengan mudah
menghubungi dan kemudian menyatukan seniman-seniamn musik dan tari Melayu dalam sebuah pertunjukan. Dalam hal ini ia sebagai pengelola dan biasanya juga
sekaligus sebagai pemusik. Oleh karena posisinya yang sedemikian rupa, biasanya
Universitas Sumatera Utara
adalah yang mengatur berapa jumlah honorarium yang harus disediakan oleh pihak yang mengundang, serta berapa honorarium untuk masing-masing pemain. Ia juga
yang mengelola transportasi, penginapan kalau sampai harus menginap, mengelola pakaian, sound system, alat-alat musik, dan lain-lainnya.
Yusuf Wibisono bukan hanya seorang pembuat gendang Melayu, dan mampu memperbaiki alat-alat musik seperti akordeon, biola dan gendang. Beliau
juga seorang pemusik Melayu yang bisa memainkan alat musik akordeon, biola, dan gendang. Selain itu beliau juga adalah seorang telangkai pemusik dan penari
Melayu. Beliau dapat memanajemeni pemusik-pemusik dan penari-penari Melayu yang ada di kota Medan.
Melalui beliaulah para pemusik dan penari Melayu bisa mendapatkan panggilan dalam sebuah pertunjukan, mulai dari acara penting seperti penyambutan
tamu sampai pada acara-acara hiburan. Beliau dapat memanajemeni ronggeng- ronggeng yang ada di kota Medan. Dalam hal ini Yusuf Wibisono adalah seorang
yang bersuku Jawa tetapi memiliki kemampuan dalam memainkan musik dan juga mampu memperbaiki alat-alat musik Melayu. Yusuf Wibisono menggantungkan
hidupnya secara total dengan cara memainkan musik Melayu dan juga menggantungkan hidupnya sebagai seorang pengrajin alat-alat musik Melayu.
Karena kecintaannya terhadap kebudayaan Melayu sehingga sampai saat sekarang ini beliau masih menjalani kehidupannya sebagai seorang pemusik
Melayu, telangkai pemusik dan penari Melayu, juga sebagai pengrajin alat-alat musik Melayu.
Universitas Sumatera Utara
6.3 Cara Pengelolaan