Laporan Akhir II -76
Revisi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Dumai 2011 – 2015
drainase saluran pembuangan air minimal 1,5 meter, sempadan jalan yang dipakai pedagang kaki lima atau bangunan rumah liar, sempadan sungai yang dipakai bangunan liar, drainase
dalam kondisi baik pembuangan aliran air tidak tersumbat, pembangunan turap di wilayah jalan penghubung dan aliran sungai rawan longsor lingkup kewenangan kota, luas irigasi
kabupaten dalam kondisi baik, serta indikator lingkungan permukiman.
Dalam Laporan Antara Penyusunan Rancangan Akhir RPJPD Kota Dumai 2005 – 2025 ini hanya akan dibahas tujuh indikator, hal ini dikarenakan keterbatasan data yang dimiliki
untuk proses penulisan laporan ini. Ketujuh indikator yang dibahas dalam urusan pekerjaan umum diantaranya yakni proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik, rasio tempat
ibadah per satuan penduduk, rasio tempat pembuangan sampah TPS, panjang jalan dilalui roda empat, indikator panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik 40 KmJam, sempadan
sungai yang dipakai bangunan liar, serta indikator pembangunan turap di wilayah jalan penghubung dan aliran sungai rawan longsor lingkup kewenangan kota. Berikut adalah
pembahasan ketujuh indikator secara rinci.
1. Proporsi Panjang Jaringan Jalan Dalam Kondisi Baik Realisasi
Sesuai dengan Permendagri 542010, proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik didapatkan dari formula panjang jalan kondisi baik km dibagi dengan panjang jalan
seluruhnya km. Perhitungan proporsi panjang jaringan jalan mengindikasikan kualitas jalan dari keseluruhan panjang jalan.
Tabel 2.3.1.27 Proporsi Panjang Jaringan Jalan Dalam Kondisi Baik di Kota Dumai
Tahun 2005 – 2011 Indikator
2007 2008
2009 2010
2011 2012
Panjang jalan kondisi baik m
699936,07 751170,37
824609,36 790534,12
795607,12 955530,96
Panjang jalan seluruhnya m
1270928,61 1316513,81 1444546,01 1626191,21 1542271,21 1803778,91 Proporsi
Panjang Jaringan Jalan
Dalam Kondisi Baik
0,55 0,57
0,57 0,49
0,52 0,53
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Dumai, 2013
Melihat tren yang terjadi di Kota Dumai, proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik menunjukkan angka yang fluktuatif dengan kecenderungan meningkat dalam kurun waktu
tahun 2007 hingga tahun 2012, yakni 0,55 pada tahun 2007 menurun menjadi 0,53 pada tahun 2012. Berikut adalah grafik yang menunjukkan hasil dari indikator proporsi panjang jaringan
jalan dalam kondisi baik di Kota Dumai.
Laporan Akhir II -77
Revisi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Dumai 2011 – 2015
Gambar 2.3.1.20 Grafik Proporsi Panjang Jaringan Jalan Dalam Kondisi Baik
di Kota Dumai Tahun 2005 – 2012
Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik diukur untuk menunjukkan gambaran mengenai tingkat pelayanan suatu jalan dalam melayani pergerakan lalu lintas.
Melihat dari tabel diatas, proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik di Kota Dumai masih jauh berada dibawah angka 0,65 yang notabene merupakan angka ketetapan yang
tertulis dalam Permendagri 542010. Angka yang ditunjukkan oleh Kota Dumai pada rentang waktu tahun 2007 hingga tahun 2012 mengindikasikan bahwa kinerja jaringan jalan dibawah
kewenangan kota tidak atau belum mendekati kemacetan.
2. Rasio Tempat Ibadah per Satuan Penduduk Realisasi
Formula yang digunakan untuk penghitungan rasio tempat ibadah persatuan penduduk adalah dengan membagi antara indikator jumlah tempat ibadah dengan jumlah
penduduk dan kemudian dikalikan dengan bilangan 1000. Dibawah ini adalah tabel yang menyajikan rasio tempat ibadah per satuan penduduk di Kota Dumai.
Tabel 2.3.1.28 Rasio Tempat Ibadah Per Satuan Penduduk di Kota Dumai
Tahun 2007 – 2011 Indikator
2007 2008
2009 2010
2011
Rasio Tempat Ibadah per Satuan
Penduduk 1,75
1,71 2,24
2,65 2,72
Masjid 1,06
1,03 1,37
1,61 1,61
Mushola 0,44
0,43 0,63
0,81 0,83
Gereja Kristen 0,22
0,21 0,20
0,21 0,20
Gereja Katolik 0,02
0,02 0,02
0,02 0,02
Pura 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
Vihara 0,01
0,01 0,02
0,00 0,03
Konghucu 0,00
0,00 0,00
0,00 0,04
Sumber : Kota Dumai Dalam Angka
Laporan Akhir II -78
Revisi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Dumai 2011 – 2015
Hasil yang ditunjukkan oleh indikator rasio tempat ibadah per satuan penduduk di Kota Dumai menunjukkan hasil yang fluktuatif dengan kecenderungan meningkat seperti yang
ditunjukkan dalam grafik 2.3.1.21. Salah satu penyebabnya diduga adanya perubahan jumlah tempat ibadah dari tahun ke tahunnya, namun fluktuasi rasio tempat ibadah tersebut tidak
selalu sebanding dengan jumlah tempat ibadah karena ada faktor lain yang berpengaruh, yaitu jumlah penduduk Kota Dumai yang selalu meningkat setiap tahunnya.
Gambar 2.3.1.21 Rasio Tempat Ibadah per Satuan Penduduk di Kota Dumai
Tahun 2007 – 2011
Hingga tahun 2011 rasio tempat ibadah per satuan penduduk di Kota Dumai masih sangat kecil, yakni 2,72. Hal ini berarti dari setiap 1000 penduduk Kota Dumai, hanya 2 orang
saja yang dapat mengakses tempat ibadah tersebut. Namun, sebenarnya ada ukuran lain yang harus diperhatikan, yaitu luas tempat ibadah karena biasanya satu tempat ibadah dapat
menampung banyak jemaat. Selain itu, tempat ibadah juga dapat dipakai berkali-kali dalam satu hari sehingga memungkinkan para jemaat untuk bergantian dalam menggunakannya.
3. Rasio Tempat Pembuangan Sampah TPS per Satuan Penduduk Realisasi