INFRASTRUKTUR POTENSI DAN MASALAH

Laporan Akhir IV -15 Revisi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Dumai 2011 – 2015 kOta Dumai dengan wilayah hinterland pelabuhan Dumai memburuk akan menghambat kelancaran arus pergerakan barang dari wilayah hinterland ke pelabuhan Dumai. 2. Daya saing ekonomi kota dalam menghadapi pasar global Konsekuensi dari keterlibatan Indonesia pada berbagai perjanjian perdagangan bebas adalah Indonesia harus liberalisasi perdagangan liberalisasi perdagangan barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil secara bebas dan arus modal yang lebih bebas. Selain peluang, Indonesia menghadapi tantangan untuk meningkatka daya saing baik pada produk yang dihasilkan, tenaga kerja yang berkualitas dan infrastruktur yang memadai. Pelabuhan sebagai salah berperan strategis dalam menghadapi persaingan dari negara- negara lain. Semakin baik kualitas pelayanan pelabuhan semakin besar volume angkutan barang dan penumpang yang dapat dilayani maka semakin besar effek pengganda terhadap ekonomi Kota. Sebagai kota berbasis pada kegiatan pelabuhan dan berperan sebagai pintu gerbang perdagangan internasional, maka daya saing ekonomi Kota Dumai sangat bergantung pada daya saing pelabuhan Dumai yang merupakan wewenang pemerintah pusat PT Pelindo. Hal ini menjadi tantangan Kota Dumai untuk bekerja sama dengan PT Pelindo dalam meningkatkan daya saing pelabuhan. Di samping itu, tantangan yang dihadapi oleh Kota Dumai adalah penataan ruang yang mampu kawasan perdagangan dan kawasan komersial pendukung jasa kepelabuhan yang mampu bersaing dalam skala internasional.

4.1.4 INFRASTRUKTUR

Infrastruktur memiliki peran yang luas dan mencakup berbagai konteks dalam pembangunan wilayah, baik dalam konteks fisik-lingkungan, ekonomi, sosial, budaya, politik, dan konteks lainnya. Permasalahan infrastruktur di Kota Dumai berkaitan dengan kualitas pelayanan infrastruktur yang tersedia dan kuantitas ketersediaan yang diperlukan. Transportasi Darat  Relatif banyaknya wilayah Kota Dumai yang belum tersentuh oleh prasarana jalan, sehingga masih banyak pula wilayah yang terisolir atau terpencil yang disebabkan kondisi geografis yang luas dan sulit dijangkau.  Jaringan transportasi darat Kota Dumai sudah tidak memadai. Jaringan jalan yang menghubungkan Kota Dumai dengan kota-kota lainnya di tingkat regional masih tergolong rendah dan perlu ditingkatkan lagi baik kualitas maupun fungsi jalannya, daya tampung dan daya dukungnya, yang nantinya akan sangat berguna dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi daerahnya sendiri serta pertumbuhan ekonomi daerah sekitarnya. Selain itu, Laporan Akhir IV -16 Revisi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Dumai 2011 – 2015 volume kendaraan sudah mencapai batas jenuh daya tampung kapasitas jalan. Dalam sistem transportasi nasional, saat ini pemerintah Kota Dumai berencana menghidupkan kembali jalur kereta api Pekan Baru – Duri – Dumai – Rantau Prapat untuk angkutan barang kargo.  Rencana pembangunan Jalan Tol yang menghubungkan Pekanbaru – Duri – Dumai untuk mempercepat pergerakan penumpang dan barang dari dan ke Dumai melalui sistem transportasi darat bebas hambatan. Transportasi Laut Pelabuhan laut yang merupakan salah satu sub sistem transportasi laut adalah merupakan titik atau node dimana pergerakan barang dan atau penumpang dengan menggunakan moda laut akan dimulai, diakhiri atau transit. Pelabuhan menjadi fasilitas utama bagi kegiatan perekonomian Kota Dumai. Bila dilihat dari pendapatan regional yang bertumpu pada sektor perdagangan 29 dan pengangkutan 21 maka peran pelabuhan menjadi vital. Terdapat beberapa pelabuhan di Kota Dumai, baik yang milik PT. Pelindo maupun milik swasta. Kota Dumai sebagai pintu gerbang pelabuhan di Riau, juga mempunyai aksesibilitas laut yang sangat bagus karena terhubung dengan jalur pelayaran nasional. Bahkan kedekatan dengan Port Klang di Malaysia dan Pelabuhan nomor satu dunia, Singapura, memberi aksesibilitas laut yang mudah bagi Dumai dikaitkan dengan jalur utama internasional yang menghubungkan berbagai pelabuhan utama dunia. Peran pelabuhan tersebut hanya dapat dicapai jika pelabuhan tersebut didukung oleh fasilitas yang memadai, sumber daya manusia yang profesional dan sistem manajemen yang baik. Beberapa permasalahan yang terkait dengan pelabuhan, antara lain terjadinya penumpukan barang di pelabuhan Kota Dumai karena kapal yang tersedia hanya kapal biasa yang tidak dapat mengangkut dalam jumlah besar. Oleh karena itu dibutuhkan kapal berukuran besar RORO yang mampu membawa kontainer sekaligus juga menyesuaikan kapasitas dermaganya. Kewenangan pelabuhan yang tidak berada di tangan Pemerintah Kota dapat menyulitkan pengembangan fungsi kawasan pelabuhan. Dibutuhkan korrdinasi yang apik antara Pemerintah Kota dan pihak pemerintah pusat dalam hal ini PT. Pelindo serta pihak swasta pengelola pelabuhan. Transportasi udara Bandara Pinang Kampai sebagai pusat penyebaran tersier yang merupakan satu- satunya bandara di Kota Dumai adalah milik PT. Pertamina yang tidak dapat dipakai umum Laporan Akhir IV -17 Revisi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Dumai 2011 – 2015 sehingga dapat menghambat kelancaran dalam berhubungan dengan dunia internasional. Bandara internasional yang terdekat adalah Hang Nadim di Batam dan Sultan Syarif Kasim II di Pekanbaru.

4.1.5 PEMERINTAHAN