Laporan Akhir IV -17
Revisi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Dumai 2011 – 2015
sehingga dapat menghambat kelancaran dalam berhubungan dengan dunia internasional. Bandara internasional yang terdekat adalah Hang Nadim di Batam dan Sultan Syarif Kasim II di
Pekanbaru.
4.1.5 PEMERINTAHAN
Tata kelola pemerintahan yang baik dan pemerintahan yang bersih merupakan isu yang berkembang secara internasional dasawarsa terakhir ini. Demikian pula di Indonesia
dengan proses demokratisasi yang berjalan pesat, tuntutan good governance menjadi isu yang sangat mengemuka. Ada beberapa ciri yang dapat digunakan untuk menelaah kepemerintahan
yang baik, antara lain 3 pilar utama good governance: transparansi, partisipasi, dan akuntabilitas
1
. Ciri-ciri ini dirinci lebih jauh menjadi kepemerintahan yang mengedepankan: rule of law, responsiveness, consesnsus oriented, effectiveness and efficiency, equity and
inclusiveness
2
; ada yang berpendapat rincian ini sebenarnya adalah bagian dari akuntabilitas. Bahkan ada yang menambah lebih rinci lagi seperti: visioner, responsibel, profesional,
desentralistis, demokratis, mendorong kemitraan pemerintah dengan swasta dan masyarakat, berkomitmen pada pengurangan kesenjangan, berkomitmen pada lingkungan hidup
3
. Untuk menuju pemerintahan Kota Dumai yang memenuhi sistim nilai yang
berkembang tersebut sudah dilakukan berbagai upaya yang relevan, misalnya pembentukan LPSE, penyusunan berbagai dokumen akuntabilitas LPPD, ILPPD, LAKIP, dsb, serta
pengingkatan SDM dan penyelenggaraan berbagai forum demokratisasi. Namun hal tersebut perlu peningkatan, artinya belum mencukupi untuk mencapai tataran kepemerintahan yang
diharapkan masyarakat terutama yang secara paripurna berlandaskan ciri kepemerintahan yang baik.
Isu yang berkaitan dengan bidang SDM dalam good governance
4
: Belum optimalnya pemanfaatan dan penerapan teknologi informatika dalam aplikasi sistem
informasi manajemen kepegawaian. Kemajuan teknologi informatika yang berkembang pesat dewasa ini, belum sepenuhnya dapat dimanfaatkan oleh BKD Kota Dumai dalam
mengaplikasikan data pegawai. Meskipun telah tersedia perangkat Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian SIMPEG, dimana masih perlu di integrasikan dengan pelayanan
administrasi kepegawaian seperti, Kenaikan Gaji Berkala, Kenaikan Pangkat, Penentuan
1
Wawancara dgn Prof Chris Silver, PhD dari Ohio University dalam workshop New Localism for 21st Century: Strategies and Techniques for Successful Decentralization in the ASEAN Region, held jointly by
SingaporeCenter for American Education and University of Illinois at Urbana-Champaign,Singapore 2004.
2
http:www.unescap.org , diakses 16 Agustus, 2013
3
Lihat: Agenda Strategis Reformasi Birokrasi Menuju Good Governance website Set-Ne, diakses 16
Agustus 2013.
4
http:bkd.dumaikota.go.idindex.phpmukadimahisu-strategis ,
diakses 16 Agustus, 2013
Laporan Akhir IV -18
Revisi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Dumai 2011 – 2015
batas usia pensiun, dan administrasi kepegawaian lainnya, serta kurang lengkap dan akuratnya data ini terutama untuk tenaga pendidikan guru, menyangkut latar belakang
tingkat pendidikan, bidang ilmu yang dimiliki dan mata pelajaran yang diasuh. ini disebabkan rendahnya kesadaran PNS yang bersangkutan untuk pro aktif dalam meng-
update data kepegawaiannya di sistem.
Penempatan pegawai belum didasarkan pada standar kompetensi jabatan. Standar kompetensi jabatan adalah persyaratan kompetensi minimal, yang harus dimiliki seorang
PNS, dalam melaksanakan tugas jabatannya. Kompetensi jabatan merupakan instrumen yang urgen, sebagai pedoman untuk menjamin objektivitas dan kualitas pengangkatan PNS
dalam suatu jabatan, yang didasarkan pada prinsip profesionalisme sesuai dengan standar kompetensi, prestasi kerja dan jenjang pangkat yang ditetapkan untuk jabatan tersebut,
serta syarat objektif lainnya. Penempatan PNS sesuai dengan standar kompetensi jabatan, merupakan salah satu cara untuk mewujudkan pemerintahan yang kapabel, akuntabel
bersih dan berwibawa menuju good governance.
Isu yang berkaitan dengan MDG’s dan good governance: Akses penduduk yang berpenghasilan rendah untuk memperoleh lingkungan kehidupan
pendidikan, pekerjaan, permukiman, air bersih, dan fasilitasa dasar lainnya perlu dipertimbangkan sebagai isu penting di Kota Dumai. Isu ini menjadi sorotan di tingkat
internasional sebagai bagian dari pencapaian Millenium Development Goals. Dikemukakan bahwa tanpa praktek good governance maka kelompok masyarakat ini akan mengalami
kesulitan untuk memperoleh akses ke kehidupan yang lebih layak memperoleh pelayanan dari pemerintah secara memadai
5
. Isu strategis dalam meningkatkan kesejahteraan kelompok masyarakat ini antara lain
meliputi bagaimana melibatkan Involving mereka dalam berbagai forum perencanaan, pelaksanaan dan pengendalianpengawan pembangunan. Isu lainnya adalah, disamping
mamastikan perencanaannya merupakan aspirasi kebutuhan riil mereka, juga harus dipastikan bagaimana program yang dirumuskan akan menjangkau kelompok tersebut. Isu
selanjutnya adalah pemberdayaan empowering kelompok masyarakat ini karena pada dasarnya masyarakat tidak ingin hidup dalam suasana keterbatasan. Yang menjadi hambatan
mereka untuk maju adalah ketidak berdayaan mereka dalam berbagai aspek pendidikan dan ketrampilan, kesehatan, pergerakan, dan beberapa faktor penting lain yang relevan untuk
merespon kesempatan untuk maju. Oleh karena itu penting sekali untuk memberdayakan
5
Sumber: Access to Basic Services for the Poor: The Importance Of Good Governance, Asia Pacific MDG Study Series, the UNESCAPUNDPADB joint project on MDGs in Asia and the Pacific. 2007
Laporan Akhir IV -19
Revisi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Dumai 2011 – 2015
kelompok ini sehingga mereka bisa bergerak sendiri memanfaatkan kesempatan untuk melakukan perbaikan dan peningkatan kondisi kesejahteraan sosial mereka. Dengan demikian
Pemerintah Kota Dumai selayaknyalah memasukkan isu good governance dalam agenda pencapaian MDG’s Goals sebagai isu strategis untuk mempercepat peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
Pentingnya kehadiran pemerintahan yang baik dalam pencapaian kesejahteraan masyarakat terutama yang belum memperoleh kehidupan atau pelayanan yang layak
merupakan isu penting. Pencapaian tujuan pembangunan bukan semata persoalan dana, namun harus dipandang sebagai persoalan menghilangkan hambatan fisik, legal, financial,
sosial-budaya dan kebijakan, dalam pelayanan dasar bagi masyarakat, khususnya bagi kelompok masyarakat miskin dan yang tidak berkemampuan.
4.2 ISU STRATEGIS