SUMBER DAYA ALAM  POTENSI DAN MASALAH

Laporan Akhir IV -1 Revisi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Dumai 2011 – 2015 BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS Pemerintah Kota Dumai telah melaksanakan pembangunan pada seluruh aspek kehidupan masyarakat, namun demikian, sebagai kota yang multifungsi, sampai saat ini Kota Dumai tetap menyandang banyak permasalahan, baik dari eksternal maupun internal. Permasalahan dan tantangan yang dihadapi Kota Dumai meliputi permasalahan dan tantangan yang terkait dengan daya dukung lingkungan dan sumber daya alam, sumberdaya manusia, ekonomi daerah, infrastruktur wilayah, serta pemerintahan.

4.1 POTENSI DAN MASALAH

4.1.1 SUMBER DAYA ALAM 

Ketersediaan Sumberdaya Air Yang Potensial Untuk Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Rumah Tangga dan Pengembangan Industri Pada saat ini sumber air bersih Kota Dumai berasal dari air tanah dangkal maupun air tanah dalam yang kondisinya kurang baik payau. Satu-satunya sumber air bersih di utara Kota Dumai juga dipakai oleh PT. Pertamina. Kecamatan Bukit Kapur, Medang Kampai dan Sungai Sembilan saat ini belum mendapatkan pelayanan air bersih. Perumahan-perumahan baru akan dibangun di pusat-pusat kawasan pertumbuhan baru yaitu di kawasan industri Lubuk Gaung, Pelintung dan Bukit Kapur. Dengan melihat kondisi tersebut, pengembangan jaringan prasarana air bersih perlu melibatkan pihak-pihak swasta, mengingat Pertamina dan ChevronCaltex memiliki jaringan distribusi air bersih tersendiri. Berdasarkan parameter kelayakan air minum, air yang berasal dari sungai Mesjid di Kota Dumai tidak layak dikonsumsi oleh masyarakat dan jika tetap diolah sebagai air minum membutuhkan biaya yang mahal dalam operasional dan maintenance-nya. Berdasarkan hasil pengamatan, kondisi air Sungai Rokan secara kualitas jauh lebih baik dari Sungai Masjid, hal ini dinilai dari warna yang agak jernih, tidak berbau, tidak berasa dan PH antara 6-6,5. sumber RTRW Kota Dumai, draft laporan. Walaupun Kota Dumai tidak memiliki mata air secara khusus tetapi terdapat pada setiap alur-alur sungai yang kemudian membentuk sungai besar. Pengelolaan mata air ini terutama diarahkan untuk bagian hulu dari alur-alur sungai tersebut yang akan sangat berpengaruh untuk bagian hilir dimana pada bagian ini terdapat pemukiman yang memanfaatkan sungai tersebut. Upaya yang bisa dilakukan untuk pengelolaan kawasan sekitar mata air adalah menghentikan pemberian ijin investasi industri yang berada di kawasan Laporan Akhir IV -2 Revisi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Dumai 2011 – 2015 mata air dan hulu-hulu sungai yang bertujuan untuk menurunkan pencemaran sungai dari sektor industri dan rumah tangga. Mata air di wilayah Kota Dumai berada pada hulu-hulu sungainya yang berjumlah 60 enam puluh sungai dengan 9 sembilan buah sungai besar.  Konversi dan alih fungsi lahan pertanian dan kehutanan Konversi lahan atau alih fungsi lahan adalah berubahnya satu penggunaan lahan ke penggunaan lainnya. Alih fungsi lahan umumnya terjadi di wilayah sekitar perkotaan dan dimaksudkan untuk mendukung perkembangan sektor industri dan jasa. Di satu sisi alih fungsi lahan ini menambah terbukanya lapangan kerja di sektor non-pertanian seperti jasa konstruksi, dan industri, akan tetapi juga menimbulkan dampak negatif yang kurang menguntungkan. dampak negatif dari konversi lahan pertanian adalah degradasi daya dukung ketahanan pangan nasional, pendapatan pertanian menurun, dan meningkatnya kemiskinan masyarakat lokal. Konversi kawasan pertanian dan kehutanan di Kota Dumai menjadi perkebunan diindikasikan dengan semakin meluasnya kawasan perkebunan terutama perkebunan kelapa sawit. Pembukaan lahan seringkali dilakukan dengan cara tebang habis dan pembakaran dengan alasan efisiensi biaya dan waktu. Pembakaran ini menyebabkan pencemaran udara dan polusi yang sangat mengganggu terutama karena jangkauannya bisa sangat luas. Secara ekonomis memang budidaya tanaman kelapa sawit memang sangat menguntungkan akan tetapi hal tersebut hanya pada jangka pendek dimana kelapa sawit hanya mampu menghasil yang optimal sampai pada umur 15 tahun. Setelah itu lahan bekas tanaman kelapa sawit sudah tidak memungkin untuk diolah menjadi lahan yang produktif atau tidak bisa dikembalikan ke lahan pertanian sawah. Karena lahan tersebut baik secara struktur tanah sudah rusak maupun kandungan unsur haranya sudah menjadi tanah gersang, hal ini juga dipengaruhi oleh sistem perakaran serabut pada tanaman kelapa sawit. walaupun masih bisa dikembalikan membutuhkan waktu yang sangat panjang dan biaya sangat tinggi.  Potensi Bencana Potensi Banjir di Dataran Rendah Data dalam peta tata ruang Kota Dumai memperlihatkan bahwa hampir semua wilayah kota yang merupakan bibir pantai bagian utara merupakan daerah yang terkena banjir setiap tahun, sedangkan sebagian kecil saja yang bersifat kadang-kadang tergenangi. Walapun luasan daerah yang tergenamgi tidak besar persentasenya, namun secara kesejahteraan masyarakat merupakan hal yang sangat menganggu sehingga harus direncanakan secara jangka panjang untuk mengatasinya. Laporan Akhir IV -3 Revisi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Dumai 2011 – 2015 Potensi ledakan pipa Beban psikologi sebagian besar masyarakat Dumai akibat ancaman ledakan pipa sepanjang 60 km membelah wilayah kota dan kemungkinan terjadi ledakan pada unit refinery pengolahan BBM dengan radius 25 km².  Pencemaran Lingkungan Permasalahan pencemaran lingkungan dapat berdampak pada keberlanjutan pembangunan kota. Pengelolaan persampahan dihadapkan pada masalah meningkatnya produksi sampah kota, sistem pengelolaan sampah yang belum terpadu, dan terbatasnya penyediaan tempat pembuangan akhir. Peningkatan produksi sampah kota merupakan konsekuensi logis dari pertambahan penduduk serta peningkatan aktivitas perkotaan. Pengelolaan sampah kota masih dilaksanakan dengan paradigma membuang sampah’ belum pada ‘mengolah sampah’. Penyediaan tempat pembuangan akhir sampah masih belum maksimal dan masih diperlukan persiapan yang lebih komprehensif dalam penggunaan teknologi pengelolaan sampah. Kegiatan industri dan kegiatan pelabuhan berpotensi menimbulkan masalah pencemaran tersendiri terutama untuk pencemaran tanah dan pencemaran laut. Pencemaran tanah dan laut dapat terjadi karena kebocoran limbah atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; kecelakaan kapal pengangkut; air limbah dari tempat penimbunan sampah; serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah dan tidak memenuhi syarat illegal dumping.  Ketersediaan Ruang terbuka Hijau RTH Ruang terbuka hijau RTH merupakan elemen penting dalam pembangunan kota untuk meningkatkan kualitas ruang kota yang asri, nyaman dan sehat. Proporsi RTH juga akan mempengaruhi kualitas udara kota. Peran serta masyarakat dalam peningkatan RTH diwujudkan dalam pengembangan tajuk hijau terutama melalui penghijauan lingkungan dan bangunan. Di samping itu, diperlukan upaya identifikasi ruang dan kawasan yang dapat difungsikan kembali dan berpotensi sebagai RTH. Laporan Akhir IV -4 Revisi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Dumai 2011 – 2015

4.1.2 SUMBER DAYA MANUSIA Potensi dan Masalah