Laporan Akhir II -40
Revisi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Dumai 2011 – 2015
fasilitas kesehatan yang memadai dan mudah untuk dicapai, serta kesadaran yang tinggi untuk memanfaatkan fasilitas tersebut.
Gambar 2.2.2.9
Grafik Perkembangan Angka Harapan Hidup di Kota Dumai Tahun 2007-2012
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Dumai, 2013 dan olah data 2013
Keberhasilan program kesehatan dan program sosial ekonomi antara lain dapat dilihat dari peningkatan usia harapan hidup penduduk di suatu wilayah. Jika pembangunan sosial
ekonomi semakin baik maka kecenderungan Angka Harapan Hidup akan semakin tinggi, dan sebaliknya jika Angka Harapan Hidup lebih rendah mengisyaratkan terjadinya degradasi pada
beberapa sektor pembangunan sosial ekonomi suatu wilayah. Angka Harapan Hidup yang rendah di suatu wilayah harus diikuti dengan program pembangunan kesehatan dan program
sosial lainnya, termasuk kesehatan lingkungan, kecukupan gizi dan program pemberantasan kemiskinan.
5. Presentase Balita Gizi Buruk
Status gizi sangat erat kaitannya dengan permasalahan kesehatan secara umum,
karena disamping merupakan faktor predisposisi yang dapat memperparah penyakit infeksi secara langsung dan juga dapat menyebabkan gangguan kesehatan individual. Bahkan status
gizi janin yang masih berada dalam kandungan dan bayi yang sedang menyusui sangat dipengaruhi oleh status gizi ibu hamil dan ibu menyusui. Pengukuran gizi pada balita
difokuskan pada tingkat kecukupan gizinya yang diukur melalui berat badan terhadap umur atau berat badan terhadap tinggi badan yang dilakukan di posyandu. Melalui pemantauan
pertumbuhan balita yang dilakukan secara terus menerus setiap bulannya di posyandu terutama pada balita BGM Bawah Garis Merah oleh petugas kesehatan, pengadaan PMT
Laporan Akhir II -41
Revisi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Dumai 2011 – 2015
Pemberian Makanan Tambahan, pemberian vitamin balita dan penyuluhan gizi kepada masyarakat khususnya ibu-ibu yang memiliki balita, maka kejadian gizi buruk pada balita dapat
diantisipasi.
Status gizi balita ini sangat dipengaruhi oleh gizi ibu pada saat hamil, berat badan lahir dan asupan makanan serta pola makan selama masa balita. Presentase balita gizi buruk di Kota
Dumai pada tahun 2005 sebanyak 0,3 kemudian menurun sampai dengan tahun 2012 tidak ditemukan kasus balita dengan gizi buruk di Kota Dumai, sehingga persentase balita dengan
gizi buruk di Kota Dumai adalah 0.
Tabel 2.2.2.9 Persentase Balita Gizi Buruk di Kota Dumai
Tahun 2005-2012 Indikator
Tahun 2005
2006 2007
2008 2009
2010 2011
2012
Persentase balita gizi buruk 0,3
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Dumai
Faktor-faktor yang menyebabkan gizi buruk pada balita antara lain, kualitas kehamilan yang buruk karena kekurangan asupan gizi, kehamilan resiko tinggi karena usia ibu hamil yang
terlalu muda atau terlalu tua dan Berat Bayi Lahir Rendah BBLR. Balita yang mengalami gizi buruk tidak hanya terjadi di keluarga yang tidak mampu secara ekonomi, akan tetapi juga
dapat terjadi di keluarga yang tergolong mampu. Hal tersebut disebabkan oleh pola makan anak yang kurang sehat, antara lain kurangnya perhatian orang tua karena terlalu sibuk. Gizi
buruk pada balita juga bisa disebabkan karena adanya penyakit penyerta seperti jantung. Selain itu kesadaran masyarakat untuk imunisasi juga masih kurang sehingga anak lebih rentan
terhadap penyakit yang dapat mengakibatkan berat badannya rendah.
2.3. ASPEK PELAYANAN UMUM