Laporan Akhir III -12
Revisi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Dumai 2011 – 2015
3.2.3 PEMBIAYAAN DAERAH
Pembiayaan merupakan transaksi keuangan untuk memanfaatkan surplus atau untuk menutup defisit. Surplus atau defisit terjadi apabila ada selisih antara Pendapatan Daerah dan
Belanja Daerah. Pembiayaan disediakan untuk menganggarkan setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali danatau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran
yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.
Penerimaan pembiayaan dimaksudkan untuk menutupi defisit anggaran. Kebijakan penerimaan pembiayaan mencakup 1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran
Sebelumnya SiLPA; 2 Pencairan Dana Cadangan; 3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan; 4 Penerimaan Pinjaman Daerah; 5 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman; 6
Penerimaan Piutang Daerah; 7 Penerimaan Dana Bergulir; dan 8 Penerimaan Hasil Penarikan.
Penerimaan pembiayaan selama tahun anggaran 2010 meliputi Penggunaan Sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya SiLPA dan penerimaan piutang daerah. Besaran
SilPA mencapai Rp
238.196.086.677,66
, sedangkan penerimaan piutang sebesar Rp.
1.553.020.000,00
. Penerimaan piutang ini merupakan pengembalian dari pokok piutang yang berasal dari
berbagai program kegiatan bantuan penguatan modal kepada masyarakat pada tahun-tahun sebelumnya. Data mengenai Pembiayaan tersaji dalam tabel berikut.
Laporan Akhir III -13
Revisi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Dumai 2011 – 2015
Tabel 3.11. Pembiayaan Daerah Kota Dumai Tahun 2007-2012
Uraian 2007
2008 2009
2010 2011
2012 PEMBIAYAAN
PENERIMAAN PEMBIAYAAN
DAERAH Penggunaan Sisa Lebih
Perhitungan Anggaran SILPA 143.866.019.591,79
229.592.012.903,44 146.794.038.270,00
6.137.146.116,18 25.785.780.709,37
238.196.086.677,66 Penerimaan Kembali Pemberian
Pinjaman 1.164.120.000,00
1.553.020.000,00 JUMLAH PENERIMAAN DAERAH
143.866.019.591,79 229.592.012.903,44
146.794.038.270,00 6.137.146.116,18
26.949.900.709,37 239.749.106.677,66
PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH
Pembentukan Dana Cadangan 0,00
0,00 Penyertaan Modal Investasi
Pemerintah Daerah 2.500.000.000,00
1.240.000.000,00 Pembayaran Pokok Utang
0,00 0,00
Pemberian Pinjaman Daerah 0,00
0,00 Pembayaran Perhitungan Pihak III
PFK 0,00
0,00 Pembayaran Pokok Pinjaman
Dalam Negeri 0,00
29.530.973.598,78 Pembayaran Ganti Rugi Perkara
0,00 726.000.000,00
Usaha Ekonomi Kerakyatan- Simpan Pinjam
550.000.000,00 1.000.000.000,00
500.000.000,00 0,00
Pembayaran Utang 4.194.649.700,68
0,00 JUMLAH PENGELUARAN DAERAH
2.500.000.000,00 1.240.000.000,00
550.000.000,00 31.256.973.598,78
4.694.649.700,68 0,00
PEMBIAYAAN NETTO 334.098.382.274,44
142.626.019.591,79 146.244.038.270,00
25.119.827.482,60 22.255.251.008,69
239.749.106.677,66 SISA LEBIH PEMBIAYAAN
ANGGARAN SILPA 153.631.588.449,55
146.794.038.269,97 8.537.004.608,18
25.849.855.709,37 238.196.086.677,66
368.043.867.171,23
Sumber: Setda Bagian Keuangan Kota Dumai, 2013
Laporan Akhir III -14
Revisi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Dumai 2011 – 2015
3.3 KERANGKA PENDANAAN TAHUN 2011-2015
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Undang- undang Nomor. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan menjadi dasar pelaksanaan
otonomi daerah di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Perubahan paradigma pengelolaan otonomi daerah tidak terpisahkan terhadap
perubahan pengelolaan keuangan daerah. Perubahan ini menjadikan pengelolaan keuangan daerah dapat dijalankan secara tertib, transparan, akuntabilitas, konsisntensi, komparabilitas,
akurat, efisien dan efektif.
Dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor. 58 Tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan daerah merupakan sinkronisasi dari berbagai ketentuan perundang-
undangan yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan daerah seperti Undang-undang Nomor. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara, Undang-undang Nomor. 1 Tahun 2004
tentang Pembendaharaan Negara, Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara dan Peraturan Pemerintah
Nomor: 24 tahun 2005 tentang standar akutansi pemerintah, sehingga merupakan satu kesatuan pengaturan dan pedoman pokok bagi pemerintah daerah dalam mengelola keuangan
daerah
yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan,
pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan daerah. Penyusunan teknis anggaran berbasis kinerja dilaksanakan dengan mengacu kepada
Permendagri Nomor. 13 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah yang telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor. 59 Tahun 2007 yang merupakan penjabaran
paket regulasi keuangan bidang pengelolaan keuangan negara.
Anggaran Pendapatan Daerah Kota Dumai diperoleh dari sumber-sumber pendapatan daerah yang terdiri dari:
a. Pendapatan Asli Daerah, yang meliputi Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah.
b. Dana Perimbangan, yang meliputi Bagian Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Dana Penyesuaian.
c. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah, yang meliputi Pendapatan Hibah, Dana Darurat, Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya, Dana Penyesuaian dan
Otonomi Khusus, dan Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya, dan penerimaan daerah lainnya yang sah.
Kebijakan yang ditempuh oleh Pemerintah Kota Dumai dalam upaya meningkatkan PAD adalah :
a. Melakukan Intensifikasi maupun ekstensifikasi di bidang pendapatan.