commit to user 231
lain, dosen bahasa Inggris, dan terkadang dengan dosen-dosen lain yang menguasai bidang atau kata-kata teknis khusus yang ada di dalam novel.
Berikutnya adalah menuangkan kata-kata yang telah diputuskan ke dalam draft terjemahan. Penerjemah membuat dratf terjemahan dahulu dan menandai
bagian-bagian yang sulit diterjemahkan untuk ditindaklanjuti nantinya. Biasanya waktu yang dibutuhkan untuk menerjemahkan kata-kata yang sulit tersebut sekitar
satu minggu, sementara kata-kata yang mudah dalam arti kata-kata harfiah dan umum mengalir begitu saja karena penerjemah sudah sering menerjemahkan
kata-kata yang sejenis. Langkah terakhir yang dilakukan penerjemah di dalam menerjemahkan
novel HT adalah merevisi novel terjemahannya. Penekanan revisi biasanya adalah pada kualitas kebahasaan teks terjemahan dan kealamian terjemahan yang
dihasilkan. Setelah beberapa perbaikan dilakukan, berikutnya adalah melakukan revisi akhir dan membiarkan hasil terjemahan tersebut selama satu atau dua
minggu. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil akhir terjemahan yang benar- benar alami.
4.1.2.3 Strategi Penerjemah dalam Menerjemahkan Bagian-bagian yang Khas dalam Novel
The Highest Tide
Menerjemahkan hal-hal yang khas dalam novel The Highest Tide ini bagi penerjemah membutuhkan waktu dan pemikiran tersendiri. Dalam arti bahwa
penerjemah harus memikirkan dalam-dalam dan matang-matang pilihan padanan yang akan diberikan, hal ini karena hal-hal yang khas ini memiliki karakter
tersendiri di dalam novel. Menurut penerjemah, hal-hal yang khas tersebut
commit to user 232
meliputi penerjemahan istilah-istilah yang khusus di dalam Tsu yang tidak dijumpai atau tidak ada padanannya di dalam Tsa. Misalnya, nama-nama hewan
yang hidup di laut di pesisir Puged Sound yang memang hanya berhabitat di dekat lautan Pasifik, misalnya, ikan nudibranch, The Jesus star, dan hewan-hewan laut
tersebut tidak dijumpai di perairan Indonesia. Hal-hal khas lainnya menurut penerjemah adalah istilah-istilah budaya di dalam novel sumber, misalnya frasa
Malboro Man, zombie smile , dan juga gaya bahasa. Di dalam mempertimbangkan secara matang padanan yang akan diberikan,
menurut penerjemah, yang sangat diperlukan adalah kemampuan untuk mengungkapkan konteks yang melingkupi kata atau frase yang akan
diterjemahkan, atau yang sering disebut dengan background knowledge. Misalnya, di dalam menerjemahkan frasa Malboro Man, penerjemah perlu
melihat secara menyeluruh makna dari frasa tersebut apa, dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan misalnya, apakah Malboro itu? Malboro Man
itu memiliki karakter bagaimana? adanya di mana? dan sebagainya. Setelah mengetahui jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut kemudian baru penerjemah
memberikan padanan yang sesuai. Pada saat menemukan kata-kata yang sulit biasanya yang paling sering
dilakukan penerjemah adalah membuat catatan kaki atau menetralisir atau menaturalisasi kata tersebut. Catatan kaki sifatnya adalah sebagai suatu komentar
atau catatan-catatan kecil yang diperlukan untuk memberikan tambahan informasi. Misalnya, pada saat menerjemahkan kata bell, penerjemah membuat catatan kaki
mengenai istilah-istilah dalam bahasa sasaran yang memiliki beberapa makna.
commit to user 233
Kata bell bisa dipadankan dengan lonceng ataupun genta. Catatan kaki yang diberikan adalah penambahan informasi bahwa yang disebut dengan lonceng
adalah bel yang bentuk dan ukurannya kecil, dan cukup dibunyikan saja, sementara genta adalah bel yang bentuk dan ukurannya besar , biasanya adanya di
kuil, dan membunyikannya dengan cara diayun kemudian dipukulkan. Menetralisir atau menaturalisasi kata atau frase sering dilakukan penerjemah
terutama bila berhubungan dengan nama-nama ekologi maupun budaya di dalam Tsu. Misalnya, frasa his baby-blue El Camino di dalam novel The Highest Tide
dinaturalisasikan menjadi mobil El Camino birunya. Namun apabila sudah benar-benar tidak ada ide lagi, maka yang dilakukan
penerjemah adalah menyelami dan mempraktekkan sendiri kata-kata tersebut, karena di sini menurut penerjemah menerjemahkan tidak lagi masalah kamus,
grammar, maksud pengarang, namun sudah berada di dalam konteks yang harus benar-benar dilakukan, dan kemudian memutuskan untuk menghilangkan kata
tersebut atau menciptakan sendiri kata yang sepadan.
4.1.3 Pemahaman Pembaca