commit to user 233
Kata bell bisa dipadankan dengan lonceng ataupun genta. Catatan kaki yang diberikan adalah penambahan informasi bahwa yang disebut dengan lonceng
adalah bel yang bentuk dan ukurannya kecil, dan cukup dibunyikan saja, sementara genta adalah bel yang bentuk dan ukurannya besar , biasanya adanya di
kuil, dan membunyikannya dengan cara diayun kemudian dipukulkan. Menetralisir atau menaturalisasi kata atau frase sering dilakukan penerjemah
terutama bila berhubungan dengan nama-nama ekologi maupun budaya di dalam Tsu. Misalnya, frasa his baby-blue El Camino di dalam novel The Highest Tide
dinaturalisasikan menjadi mobil El Camino birunya. Namun apabila sudah benar-benar tidak ada ide lagi, maka yang dilakukan
penerjemah adalah menyelami dan mempraktekkan sendiri kata-kata tersebut, karena di sini menurut penerjemah menerjemahkan tidak lagi masalah kamus,
grammar, maksud pengarang, namun sudah berada di dalam konteks yang harus benar-benar dilakukan, dan kemudian memutuskan untuk menghilangkan kata
tersebut atau menciptakan sendiri kata yang sepadan.
4.1.3 Pemahaman Pembaca
Pemahaman pembaca dideskripsikan berdasarkan pada masukan dan pendapat para pembaca mengenai terjemahan yang dihasilkan. Dengan demikian
pendapat dan masukan mereka akan sangat membantu untuk mendapatkan informasi sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Adapun masukan tersebut
berasal dari dua sumber data, yaitu pakar penerjemahan dan para mahasiswa.
commit to user 234
Pakar penerjemahan yang dijadikan sumber data memiliki pengalaman dan perjalanan profesi yang cukup panjang. Pakar penerjemahan ini berkarir sebagai
seorang dosen di Politeknik Negeri Malang dengan bahasa asli bahasa Indonesia dan bahasa asing yang dipergunakan adalah bahasa Inggris. Pakar penerjemahan
ini memulai karirnya pada tahun 1991 dan sampai sekarang sebagai pengajar Business English di Jurusan Administrasi Bisnis, Politeknik Negeri Malang.
Tahun 2009 sampai sekarang sebagai pengajar pada program pascasarjana Unisma Malang. Profesi sebagai penerjemah dimulai pada tahun 2000 dan sampai
sekarang sebagai penerjemah paruh waktu pada beberapa agen internasional, dan tahun 2004 sampai sekarang sebagai dosen tamu Computer Assisted Tools at the
Translation Studies Program Pascasarjana Universitas Gunadarma, Jakarta. Pakar penerjemahan merupakan alumni Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris
IKIP Malang tahun 1991, kemudian melanjutkan pada Diploma in Linguistics dengan proyek akhir novel translation pada tahun 1997 di RELC, Singapura. Pada
tahun 1999, pakar penerjemahan mendapatkan gelar magister pada program pascasarjana IKIP Malang dengan tesis novel translation strategies, dan pada
tahun 2009 pakar penerjemahan ini mendapatkan gelar doktor dengan disertasi website translation from English into Indonesian dari Universitas Negeri Malang.
Beberapa pelatihan penerjemahan yang pernah diikuti oleh pakar penerjemahan ini adalah: Postgraduate Research Skill pada bulan oktober 2008
sampai februari 2009 di University of Queensland, Australia; Locstudio Online Training pada tahun 2008 oleh SDL, Singapura; dan Helium Online Training pada
commit to user 235
tahun 2008 oleh SDL, Singapura. Pakar penerjemahan juga merupakan anggota Himpunan Penerjemah Indonesia dan ketua Himpunan Penerjemah Malang.
Di dalam perjalanan profesinya sebagai penerjemah, pakar penerjemahan aktif dalam berbagai seminar sebagai paper presenter dalam bidang
penerjemahan, antara lain: The Teaching of Translation and Entrepreneurship Building pada tahun 2009 di Unisma Malang; CAT Tools oleh HPI, Jakarta pada
tahun 2008; Globalization and Website Localization di Politeknik Negeri Malang pada tahun 2007; Translating Books oleh FKIP Universitas Lambung Mangkurat
pada tahun 2006; dan Subtitling within the Constraint of Media and Culture, Seminar Internasional tentang Penerjemahan, oleh Universitas Sebelas Maret,
Surakarta pada tahun 2005. Beberapa karya terjemahan yang telah dipublikasikan adalah: English
Business Correspondent, A Practical Guide Business and Secretary 2006; Abunawas and His Impossible Missions; Abunawas and King Aaron; Abunawas
and Minister Abeydron, Kanisius Publisher, Yogyakarta 2000; Nasreddin, A Man Who Never Gives Up, Kanisius Publisher, Yogyakarta 1998; Nasreddin, A
Man with Thousands of Ideas; Nasreddin, The Foolish Man; Nasreddin, The Clever Man; Nasreddin, The Wise Man, Kanisius Publisher, Yogyakarta 1995,
dan juga beberapa online article, antara lain: The Implication of Culture on Translation Theory and Practice
http:www.translationdirectory.comarticle634.htm dan Methods in Translating Poetry http:www.translationdirectory.comarticle638.htm.
commit to user 236
Menurut pakar penerjemahan, di dalam menerjemahkan karya susastra, maka penerjemah tidak bisa hanya menerjemahkan maknanya saja, namun ada hal
lain yang perlu dipertimbangkan dengan matang, yaitu mengenai kemana arah pesan di dalam novel sumber yang akan disampaikan ke pembaca, dan untuk
tujuan apa terjemahan tersebut disampaikan, dalam arti bahwa menarik dan tidaknya novel yang diterjemahkan akan sangat bergantung pada cara penerjemah
menyampaikan pesan yang ada di dalam novel tersebut kepada para pembacanya. Setelah membaca novel HT secara keseluruhan, menurut pakar
penerjemahan, secara umum penerjemahan novel HT sangat baik, hal tersebut karena teksnya mengalir lancar seperti bukan terjemahan, dan hal lain yang
membuat menarik adalah bagaimana penerjemah novel HT mengurangi atau menambahkan makna di Tsa untuk membuat Tsa lebih hidup, sebagaimana
dicontohkan dalam teks berikut:
008.HT.Chap1.Pg6PL.Bb1.Hal15
Tsu
: I stopped and waited with them, to actually see the moment when the tide started returning with its invisible buffet of plankton for the clams, oysters,
mussels, and other filter feeders. It was right then, ankle deep in the Sound, feet numbing, eyes relaxed, that I saw the nudibranch.
Tsa
: Aku ikut diam menunggu, lalu kusaksikan sendiri detik-detik ketika laut kembali pasang dan membawa jutaan plankton yang lezat untuk remis,
tiram, remis kepah, dan makhluk-makhluk pemakan plankton lainnya. Saat itulah, ketika sedang berdiri di kubangan lumpur Puget Sound dengan kaki
mati rasa, kulihat seekor nudibranch.
Di dalam teks tersebut, penerjemah berusaha menghilangkan atau tidak menerjemahkan kata yang terdapat di dalam Tsu eyes relaxed ke dalam Tsa. Hal
ini barangkali untuk membuat Tsa menjadi lebih hidup atau memenuhi unsur
commit to user 237
kewajaran di dalam teks. Hal yang sama juga terdapat di dalam contoh berikut
bahwa klausa pronounced gooey-duck for some reason di dalam Tsu sengaja
dihilangkan oleh penerjemah.
020.HT.Chap5.Pg28PL.Bb5.Hal43
Tsu
: We started out studying the little chimney holes in the mud through which clams siphoned and spat seawater, hunting for the telltale signs of the
geoduck. Most of those huge clams-pronounced gooey-duck for some reason-lived farther out in the bay, but there were still plenty of exposed
burrows if the tide fell low enough and you knew where to look.
Tsa
: Kami mulai dengan mengamati gundukan-gundukan kecil mirip cerobong asap di lumpur, yang digunakan tiram untuk menyedot dan menyemprotkan
air laut, sambil mengamati tanda-tanda keberadaan mereka. Sebagian besar tiram raksasa itu suka menggali sarang di bagian teluk yang dalam, namun
kalau air pasang tidak terlalu tinggi, dengan mudah kalian dapat melihat pintu masuk liang mereka, sehingga tidak sulit mencarinya.
Selain penghilangan makna dalam Tsa, hal menarik lainnya adalah bagaimana penerjemah menambahkan makna dalam Tsa, sebagaimana contoh
berikut bahwa penerjemah menambahkan frase yang judes di dalam Tsa yang sebenarnya makna tersebut tidak tersurat di dalam Tsu:
066.HT.Chap17.Pg123PL.Bb17.Hal169 Tsu:
Overhead lights had crashed onto dozens of desks, but Mrs. Guthrie’s portable classroom actually fell off its blocks and split in two, as if struck by
a huge axe. The Ice Queen didn’t smile once during the 181 days of my fourth grade
. So why was her classroom singled out? Or what about the stretch of crumbled chimneys the quake left behind on just one side of
Jefferson Avenue? And why did the brand-new fake fountain at the entrance to Sunset states crack all the way through?
commit to user 238
Tsa:
Ruangan-ruangan kelas lainnya tak seberapa rusak, kecuali bola-bola lampu yang jatuh menimpa lusinan bangku, tapi ruang kelas Ibu Guthrie jatuh
anjlok dari beton penyangganya dan terbelah menjadi dua seperti dihantam kapak raksasa. Ratu Es yang judes itu belum pernah sekali pun
tersenyum selama 181 hari mengajar kami di kelas empat.
Jadi, kenapa hanya ruang kelasnya yang dipilih oleh petaka itu? Atau, mengapa di Jalan
Jefferson bangunan-bangunan yang rata dengan tanah hanya di satu sisi saja? Dan mengapa air mancur buatan di gerbang kompleks Sunset estates yang
baru selesai itu harus hancur berkeping-keping?
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam terjemahan novel HT, menurut pakar penerjemahan adalah tingkat konsistensi hasil terjemahan dan tingkat
keakuratan dalam menerjemahkan. Tingkat konsistensi ini sebagaimana contoh berikut:
048.HT.Chap13.Pg87PL.Bb13.Hal121
Tsu
: B.J. never asked to see records. I’d told his answering machines that I had a nudibranch for ten dollars, a sunflower star for fifteen and an unsual mottled
star for five. I told him the prices were final. “The sunflower’s too big for anyone to want that thing,” he insisted. “It’s a
monster.” “Fine.” I knew he was buffling. “So do you want the nudibranch or the blue
star? I tried to sound disinterested. “Can’t you see I’m thinking? What’s the rush, Squirt?”
“Going fishing with my father,” I lied. “He’s inside, getting ready.” B.J. snorted. “I’ll do you a favor here. I’ll take all three of them off your
hands.”
Tsa
: B.J tak pernah peduli dengan catatan hasil tangkapanku. Kutinggalkan pesan di mesin penjawabnya bahwa aku punya nudibranch seharga sepuluh dolar,
juga bintang bunga matahari dan bintang laut biru yang masing-masing kuhargai lima belas dan lima dolar. Dan sudah kutegaskan harganya tak bisa
ditawar. “Bunga matahari itu kelewat besar,” katanya ketus. “Dia seperti seekor
monster.” “Biar saja.” Aku tahu dia cuma menggertak. “Jadi, kau mau yang mana?
Nudibranch atau bintang laut biru itu?” Aku berusaha tetap bersikap dingin. “Biar kupikir dulu. Kenapa buru-buru, Tuan Kate?”
“Aku mau memancing dengan ayahku,” sahutku berbohong. “Dia lagi berkemas di dalam.”
B.J. mendengus kesal. “Baik, aku mau menolongmu. Biar kubeli ketiganya.”
commit to user 239
050.HT.Chap13.Pg88PL.Bb13.Hal122 Tsu
: “That slug’s fading,” he interrupted, “and you now it. If it dies right away in some asshole’s tank I gotta give him his bills back. And I don’t know who
the hell will want that blue star anyway. And, like I said, the sunflower’s too big for my customers so I’ll probably get stuck with that monster if the
aquariums don’t need him. Twenty is plenty. That’s a shitload of bubble gum, Little Man
.”
Tsa
: “Siput itu sudah sekarat,” potongnya, “kau sendiri tahu. Kalau nanti dia langsung mati di akuarium orang, aku yang harus membayar ganti ruginya.
Lagi pula siapa yang tertarik dengan bintang laut biru seperti itu? Tadi juga sudah kubilang bunga matahari itu kelewat besar buat langgananku, jadi
terpaksa aku harus merugi kalau tak ada akuarium yang mau membelinya. Dua puluh dolar itu banyak. Bisa kau pakai memborong permen karet,
Tuan Kate
.” Di dalam contoh data 048, kata Squirt di dalam Tsu diterjemahkan
menjadi Tuan Kate, sementara frase Little Man dalam data 050 juga diterjemahkan menjadi Tuan Kate. Di sini nampak bahwa penerjemah
menyamakan makna kata Squirt dan frase Little Man menjadi Tuan Kate. Sementara itu, hasil kuesioner yang telah dikumpulkan dari sampel
pembaca menunjukkan bahwa dari: a. Pertanyaan mengenai apakah bahasa yang digunakan di dalam novel terjemahan
Pasang Laut terasa enak dibaca, sebanyak 19 pembaca 61,29 menyatakan bahwa bahasa yang digunakan terasa enak dibaca, sebanyak 10 pembaca
32,26 menyatakan bahasa yang digunakan sepertinya enak dibaca, dan sebanyak 2 pembaca 6,45 menyatakan bahwa bahasa yang digunakan tidak
enak dibaca. Alasan mengapa pembaca menyatakan bahwa bahasa yang digunakan
terasa enak dibaca adalah bahwa bahasa yang digunakan tidak seperti novel terjemahan pada umumnya, kalimat-kalimatnya selalu mengejutkan dan
commit to user 240
membuat pembaca semakin penasaran untuk membaca terus dan mengetahui akhir cerita, meskipun di dalam novel terjemahan banyak menggunakan istilah-
istilah asing, namun penggunaan istilah tersebut terasa enak dibaca dan tepat, dan bahasanya ringan. Namun demikian, pembaca yang menyatakan bahwa
bahasa yang digunakan agak terasa enak dibaca karena bahasa yang digunakan di dalam novel terjemahan agak baku dan terdapat beberapa istilah yang masih
asing. Sementara untuk alasan bahwa bahasa yang digunakan tidak enak dibaca karena terdapat beberapa paragraf yang menceritakan lebih dari satu maksud,
sehingga terasa alur cerita seperti meloncat-loncat. b. Pertanyaan mengenai apakah bahasa yang digunakan di dalam novel
terjemahan Pasang Laut mengalir dengan lancar, sebanyak 14 pembaca 45,16 menyatakan bahwa bahasa yang digunakan mengalir dengan lancar,
sebanyak 12 pembaca 38,71 menyatakan bahasa yang digunakan sepertinya mengalir dengan lancar, dan sebanyak 5 pembaca 16,13
menyatakan bahwa bahasa yang digunakan tidak mengalir dengan lancar. Alasan mengapa pembaca menyatakan bahwa bahasa yang digunakan
mengalir dengan lancar adalah bahwa teks di dalam novel terjemahan menggunakan kalimat-kalimat yang koheren, bahasanya jelas, dan alur cerita
mudah ditangkap. Sementara itu, pembaca yang ragu-ragu memberikan alasan bahwa bahasa yang digunakan sepertinya lancar karena menggunakan kata-kata
dan istilah yang asing dan sulit dipahami maksudnya namun mengalir dengan lancar, dan beberapa kata yang digunakan di dalam Tsa dalam hal ini bahasa
Indonesia sudah umum atau sering dipakai, namun terdapat beberapa kata
commit to user 241
yang aneh dan kaku seperti kata ‘mudah-mudah’, yang seharusnya cukup ditulis ‘mudah’ saja. Sementara itu, untuk alasan bahwa bahasanya tidak
mengalir dengan lancar karena masih banyak penulisan kata-kata yang tidak sesuai dengan konteks yang melatarinya.
c. Pertanyaan mengenai apakah teks di dalam novel terjemahan Pasang Laut sangat jelas, sebanyak 14 pembaca 45,16 menyatakan bahwa teks di dalam
novel terjemahan sangat jelas, sebanyak 12 pembaca 38,71 menyatakan teks di dalam novel terjemahan sepertinya sangat jelas, dan sebanyak 5
pembaca 16,13 menyatakan bahwa teks di dalam novel terjemahan tidak jelas.
Alasan mengapa pembaca menyatakan bahwa teks di dalam novel terjemahan sangat jelas adalah karena teksnya mudah dibaca dan dicetak jelas,
bahasanya ringan, segar, dan lucu, dan penulisan antar paragraf terjalin dengan baik. Pembaca yang agak ragu-ragu untuk mengungkapkan kejelasan teks di
dalam novel terjemahan beralasan bahwa terdapatnya beberapa istilah-istilah asing di dalam teks membutuhkan pemahaman yang lebih dan terkadang
menimbulkan interpretasi lain, namun tetap menarik karena diungkapkan dengan bahasa yang sederhana. Sementara itu, pembaca yang menyatakan
bahwa teks di dalam novel terjemahan tidak jelas lebih karena banyaknya istilah atau kata-kata asing yang susah untuk dimengerti.
d. Pertanyaan mengenai apakah kata-kata digunakan di dalam novel terjemahan sesuai untuk menyampaikan informasi di dalam novel, sebanyak 17 pembaca
54,84 menyatakan bahwa kata-kata yang digunakan sudah sesuai dalam
commit to user 242
menyampaikan informasi di dalam novel, sebanyak 12 pembaca 38,71 menyatakan bahwa kata-kata yang digunakan sepertinya sesuai dalam
menyampaikan informasi di dalam novel terjemahan, dan sebanyak 2 pembaca 6,49 menyatakan bahwa kata-kata yang digunakan tidak sesuai dalam
menyampaikan informasi di dalam novel terjemahan. Alasan mengapa pembaca menyatakan bahwa kata-kata yang digunakan
sudah sesuai dalam menyampaikan informasi di dalam novel adalah karena hasil terjemahan tersebut dapat dengan jelas disampaikan kepada pembaca,
kata-kata yang digunakan saling terkait dan mewakili isi cerita, dan kata-kata atau istilah asing yang digunakan sering diberi informasi tambahan untuk
memperjelas informasi yang disampaikan. Sementara itu, pembaca yang menyatakan bahwa kata-kata yang digunakan sepertinya sesuai dalam
menyampaikan informasi di dalam novel terjemahan beralasan bahwa terdapatnya beberapa istilah-istilah khusus dalam Tsu yang diterjemahkan ke
dalam Tsa dapat menimbulkan masalah mengenai keakuratan penyampaian informasi dan kemungkinan terjadinya salah pemaknaan oleh pembaca, namun
demikian isi cerita dapat dengan mudah untuk dipahami. Pembaca yang menyatakan bahwa kata-kata yang digunakan tidak sesuai dalam
menyampaikan informasi di dalam novel terjemahan berasalan bahwa pemilihan kata kurang efisien dan tidak tepatnya informasi tambahan yang
diberikan untuk memperjelas istilah-istilah asing yang tidak diterjemahkan. Hasil kuesioner secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 3.
commit to user 243
commit to user 244
2. Di dalam penerjemahan tersebut penerjemah menggunakan beranekaragam prosedur penerjemahan yaitu: a pinjaman kata, b padanan
budaya, c penerjemahan literal, d penghilangan, e dan parafrase.
BUAT TABLE PERSENTASINYA
Contoh-contoh dari prosedur tersebut terdapat di dalam penerjemahan sebagai berikut:
3. Penerjemahan makna dan gaya sama pentingnya. Misalnya……..
commit to user 243
BAB V POKOK-POKOK TEMUAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Pokok-pokok Temuan
Di dalam subbab ini dibahas mengenai pokok-pokok temuan yang menjawab rumusan masalah yang telah ditentukan. Pokok-pokok temuan tersebut
berkaitan dengan kesepadanan makna dan gaya ungkapan-ungkapan budaya materi, istilah ekologi, budaya sosial, dan gaya bahasa di dalam novel The
Highest Tide dan terjemahannya, latar belakang penerjemah dan keterkaitannya terhadap kualitas terjemahan yang dihasilkan, dan pemahaman pembaca dan
keterkaitannya terhadap kualitas terjemahan novel The Highest Tide HT ke dalam novel terjemahan Pasang Laut PL. Adapun pokok-pokok temuan tersebut
adalah sebagai berikut: a Jenis-jenis makna di dalam penerjemahan ungkapan-ungkapan budaya materi,
istilah ekologi, budaya sosial, dan gaya bahasa di dalam novel HT adalah makna leksikal 9,57, makna situasional atau kontekstual 4,35, makna
tekstual 1,74, makna sosiokultural 70,43, dan makna implisit 13,91. b Jenis-jenis gaya yang direalisasikan dalam penerjemahan ungkapan-ungkapan
budaya materi, istilah ekologi, budaya sosial, dan gaya bahasa di dalam novel
HT adalah penggunaan pilihan kata di dalam Tsa 64,35, penggunaan
ekspresi idiomatik dalam Tsa yang sepadan dengan ekspresi idiomatik yang
digunakan di dalam Tsu 20, penggunaan gaya bahasa yang sepadan di
dalam bahasa sasaran untuk menggantikan gaya bahasa di dalam bahasa