Parameter Kualitas Terjemahan Do you think the victims of the earthquake will be fine soon.

commit to user 108 tidak menjamin bahwa pembaca tersebut benar-benar memahami isi teks terjemahan dengan baik. c. Pendekatan berdasarkan Padanan Pendekatan berdasarkan padanan menggunakan padanan antara teks bahasa sumber dengan teks bahasa sasaran sebagai kriteria untuk menentukan kualitas terjemahan. Sebuah terjemahan dikatakan mempunyai kualitas yang tinggi jika terjemahan yang bersangkutan dapat mencapai padanan yang optimal antara teks bahasa sumber dan teks bahasa sasaran Nababan, 2004:26. Untuk mengetahui apakah teks bahasa sumber dan teks bahasa sasaran sudah sepadan, penilai perlu membandingkan kedua teks tersebut dalam hal: tipe teks, ciri kebahasaan yang digunakan, dan faktor-faktor ekstralinguistik. Tipe teks mengacu pada fungsi utama bahasa dalam suatu teks; ciri kebahasaan menyangkut ciri semantik, gramatikal, dan stilistik; dan faktor-faktor ekstralinguistik mengacu pada dampak faktor-faktor pada strategi verbalisasi, termasuk tingkat pengetahuan yang berbeda-beda tentang isi teks yang dimiliki oleh para pembaca teks bahasa sumber dan teks bahasa sasaran, pengetahuan dan persepsi yang berbeda-beda tentang fenomena tertentu.

2.2.10 Parameter Kualitas Terjemahan

Sebagaimana dinyatakan di dalam subbab 2.2.3 bahwa makna dan gaya merupakan hal yang sangat penting dalam penerjemahan dan merupakan hal yang mendasar yang ingin dilakukan di dalam menerjemahkan. Dalam kegiatan penerjemahan, seorang penerjemah harus mampu mencari padanan makna dan commit to user 109 gaya dalam bahasa sasaran yang sedekat-dekatnya sama dengan makna yang ada dalam bahasa sumber. Di dalam usaha mencari padanan makna dan gaya tersebut perlu dirumuskan suatu parameter penilaian kualitas terjemahan. Parameter ini digunakan untuk memberikan kriteria-kriteria yang objektif mengenai kualitas hubungan antara Tsu dengan Tsa. Parameter kualitas penerjemahan dapat dilihat dari berbagai sudut atau perspektif. Menurut Gerzymisch 2001:229 parameter kualitas terjemahan dapat dilihat dari perspektif individual an itemized perspective, perspektif pola hubungan a relational pattern perspective, dan perspektif pola keseluruhan a holistic perspective. Perspektif individual melihat masalah-masalah secara satu per satu yang ada di dalam suatu teks dan mengidentifikasi fenomena tekstual lokal seperti metafora, makna leksikal, makna gramatikal, makna ambigu, dan sebagainya. Perspektif pola hubungan menggambarkan pola-pola yang dapat diidentifikasi sebelumnya dengan unsur-unsur yang dapat diidentifikasi berikutnya di dalam suatu teks dan kita dapat mengidentifikasi titik awal masalah yang dapat ditelusuri di dalam perkembangannya terhadap keseluruhan teks dan yang dapat digambarkan sebagai rangkaian fenomena individual. Perspektif pola keseluruhan melihat pola-pola holistik sebagai entitas fungsional yang membentuk teks yang dengan perspektif tersebut kita dapat mengidentifikasi pola- pola di dalam suatu teks yang tidak ada titik awal yang dapat diidentifikasi sebelumnya. Pola-pola holistik tersebut dibentuk oleh unsur-unsur yang secara fungsional saling berhubungan dengan salah satu unsur fungsional yang commit to user 110 kemudian menjadi suatu unsur di dalam entitas fungsional yang besar. Contoh- contoh dari perspektif ini adalah hubungan-hubungan budaya, pola pengetahuan, dan sebagainya. Sementara itu, Al-Qinai 2000:499 menyatakan bahwa parameter penilaian penerjemahan dapat digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi suatu teks dengan melihat pada fungsi sintaktik, semantik, dan pragmatik dalam kerangka budaya yang ada baik dalam bahasa sumber dan bahasa sasaran. Menurut Al-Qinai, parameter tersebut adalah: a Tipologi Teks dan Tenor: misalnya, struktur naratif dan kebahasaan dari Tsu dan Tsa, fungsi teks didaktif, informatif, instruksional, persuasif, dan sebagainya. b Hubungan Formal: keseluruhan makna dan bentuk teks, pembagian paragraf, tanda baca, kuotasi, dan sebagainya. c Koherensi Struktur Tematik: Tingkat kesimetrisan tematik bahasa sumber dengan bahasa sasaran. d Kohesi: Referensi ko-referensi, anapora, katapora, substitusi, elipsis, deiksis, dan konjungsi. e Kesepadanan Teks Pragmatik Dinamik: Tingkat kedekatan Tsa dengan maksud Tsu misal, kepuasaan atau penyimpangan harapan pembaca dan fungsi ilokusioner Tsu dan Tsa. f Register: jargon, idiom, kata pinjaman, kolokasi, parafrase, konotasi, dan aspek emotif dari makna leksikal. g Kesepadanan Gramatikal: susunan kata, struktur kalimat, modalitas, tense. commit to user 111 Parameter bahwa suatu terjemahan sudah sepadan makna dan gayanya bila terjemahan yang bersangkutan dapat mencapai padanan makna dan gaya yang optimal antara teks bahasa sumber dan teks bahasa sasaran. Kalimat dikatakan mempunyai padanan makna bila semua kata atau kelompok kata di dalam bahasa sumber dan bahasa sasaran memiliki makna leksikal, gramatikal, tekstual, kontekstual, sosiokultural, danatau makna implisit yang sama. Kalimat dikatakan mempunyai padanan gaya bila semua kata atau kelompok kata di dalam bahasa sumber dan bahasa sasaran memiliki kategori yang sama dalam unsur-unsur gayanya, yaitu pilihan kata, ekspresi idiomatik, gaya bahasa, jenis katastruktur kata tertentu, dan tanda baca dalam upaya bagaimana menyajikan atau mengkomunikasikan hasil terjemahannya dalam bentuk tulisan. Sementara itu, keterbacaan, keakuratan, dan kewajaran sangatlah penting di dalam menilai kualitas terjemahan. Sebuah terjemahan yang akurat tidak akan dapat memenuhi tujuan praktisnya sebagai alat komunikasi antara penulis teks bahasa sumber dan pembaca teks bahasa sasaran apabila terjemahan yang bersangkutan sulit dipahami oleh pembaca, begitu pula bahwa sebuah terjemahan yang mudah dipahami bukanlah terjemahan yang baik apabila pesannya menyimpang dari pesan teks bahasa sumber. Parameter bahwa suatu terjemahan sudah memenuhi unsur keterbacaan bila suatu teks tersebut dapat dipahami oleh para pembaca dan seberapa besar usaha yang dilakukan para pembaca terhadap teks tersebut, suatu terjemahan memenuhi unsur keakuratan bila pembaca bahasa sasaran dapat memahami pesan secara akurat seperti yang dimaksud oleh penulis asli makna dan gaya yang commit to user 112 diterjemahkan sudah sepadan dan berterima secara optimal, dan suatu terjemahan memenuhi unsur kewajaran bila pesan dapat dikomunikasikan dalam bentuk yang sealami mungkin, sehingga pembaca Tsa merasa bahwa teks yang dibaca adalah teks yang asli atau tidak tampak seperti suatu terjemahan. Menurut Machali 2000: 108 pentingnya penilaian hasil terjemahan karena dua alasan, yaitu untuk menciptakan hubungan dialektik antara teori dan praktek penerjemahan dan untuk kepentingan kriteria dan standar dalam menilai kompetensi penerjemah. Penilaian hasil penerjemahan ini mengacu pada produk atau karya terjemahan itu sendiri. Menurut Nababan 2000: 121 ada dua arah penelitian dalam penerjemahan, yaitu penelitian yang berorientasi pada produk dan penelitian yang berorientasi pada proses. Penelitian yang berorientasi pada produk inilah yang bisa dinilai dan dievaluasi oleh seorang penilai terjemahan, sedangkan penelitian yang mengacu pada proses sangat sulit untuk dinilai karena yang dikaji mengarah pada proses ketika aktivitas penerjemahan dilakukan oleh penerjemah. Hal pokok dalam penilaian karya terjemahan adalah rambu-rambu atau kriteria penilaian karya terjemahan. Kriteria penilaian ini ditentukan untuk menjaga validitas dan reliabilitas hasil penilaian. Namun demikian, perlu dipahami bahwa tidak ada hasil terjemahan yang sempurna sehingga penilaian pun bersifat relatif dan berdasarkan kriteria kurang lebih karena penilaian terhadap padanan semua tataran satuan lingual secara objektif sulit dicapai Machali, 2000:115 dan Nababan, 2004:60 sehingga penentuan kriteria dan commit to user 113 indikator pun tidak dapat bersifat objektif, ketat, dan tetap terpengaruh pada sujektifitas penilai. Machali 2000:119 menyampaikan kriteria penilaian hasil terjemahan sebagai berikut: Tabel 2.1 Kriteria Penilaian Terjemahan Machali, 2000 Kategori Nilai Indikator Terjemahan hampir sempurna Terjemahan sangat bagus Terjemahan baik Terjemahan cukup Terjemahan kurang 86-90 A 76-85 B 61-75 C 46-60 D 20-45 E Penyampaian wajar, hampir tidak terasa seperti terjemahan, tidak ada kesalahan ejaan, tidak ada kesalahanpenyimpangan tata bahasa, tidak ada kekeliruan penggunaan istilah. Tidak ada distorsi makna, tidak ada terjemahan harfiah yang kaku, tidak ada kekeliruan penggunaan istilah, ada satu-dua kesalahan tata bahasa, ada satu-dua kesalahan penggunaan ejaan dan tanda bacaejaan. Tidak ada distorsi makna, ada terjemahan harfiah yang kaku tetapi relatif tidak lebih dari 15 dari keseluruhan teks sehingga tidak terlalu terasa seperti terjemahan, kesalahan tata bahasa dan idiom relatif tidak lebih dari 15 dari keseluruhan teks, ada satu-dua penggunaan istilah yang tidak bakuumum, ada satu-dua kesalahan ejaan. Terasa sebagai terjemahan, ada beberapa terjemahan harfiah yang kaku tetapi relatif tidak lebih dari 25 keseluruhan teks, ada beberapa kesalahan idiom dantata bahasa, tetapi relatif tidak lebih dari 25 keseluruhan teks, ada penggunaan istilah yang tidak bakuumum dan atau tidak jelas. Sangat terasa sebagai terjemahan, terlalu banyak terjemahan harfiah yang kaku relatif lebih dari 25 dari keseluruhan teks, terdapat distorsi makna, dan kekeliruan penggunaan istilah lebih dari 25 keseluruhan teks. commit to user 114 Apabila kita cermati, kriteria yang diberikan oleh Rochayah mempunyai sedikit kekurangan. Pada kategori terjemahan hampir sempurna terdapat sedikit kekurangan pada kriteria indikatornya. Kekurangan tersebut adalah tidak adanya indikator ‘tidak ada distorsi makna’ seperti pada kategori terjemahan sangat bagus dan terjemahan baik. Indikator tidak ada distorsi makna ini seharusnya ditambahkan di dalam indikator terjemahan hampir sempurna karena dalam penerjemahan yang dilakukan adalah pencarian padanan makna yang seoptimal mungkin. Nababan 2004 dalam disertasinya yang berjudul Translation Processes, Practices, and Products of Professional Indonesian Translators menggunakan dua instrumen untuk menilai kualitas terjemahan. Instrumen tersebut adalah Accuracy-Rating Instrument yang diadaptasi dari Nagao, Tsujii dan Nakamura 1998 yang didasarkan pada skala 1 sampai 4 sebagaimana yang ditunjukkan berikut ini: Tabel 2.2 Skala dan Definisi Kualitas Terjemahan Nababan, 2004 Scale Definition 1 The content of the source sentence is accurately conveyed into the target sentence. The translated sentence is clear to the evaluator and no rewriting is needed. 2 The content of the source sentence is accurately conveyed into the target sentence. The translated sentence can be clearly understood by the evaluator, but some rewriting and some change in word order are needed. 3 The content of the source sentence is accurately conveyed into the target sentence. There are some problems with the choice of lexical items and with the relationship, between phrase, clause, and sentence elements. 4 The source sentence is not translated all into target sentence, i.e., it is omitted or deleted. commit to user 115 Kriteria atau rambu-rambu penilaian hasil terjemahan yang dinyatakan oleh Nababan menunjukkan suatu kemudahan, keefektifan indikator dibanding yang telah dinyatakan oleh Machali, dan hal ini juga ditunjukkan dengan penggunaan skala 1 sampai 4. Namun demikian, perlu dipertimbangkan bahwa dalam menilai terjemahan harus dilihat apa yang akan dinilai, apakah itu teks ilmiah ataukah teks susastra, dan kepada sasaran pembaca yang mana. Lebih lanjut Machali menyatakan bahwa di samping makna dan kriteria, hal pokok dalam menilai karya terjemahan adalah cara menilai hasil terjemahan. Machali 2000:117-123 membagi ke dalam dua cara yaitu cara umum dan cara khusus. Cara umum digunakan untuk teks yang umum, yakni teks yang tidak mempunyai ciri tertentu yang beda dengan yang lain secara universal. Misalnya ciri penggunaan bahasa dalam teks ilmiah mempunyai ciri universal, yaitu efektif, lugas, tidak taksa, dan formal. Ciri tersebut berlaku untuk semua teks ilmiah, misalnya jurnal, makalah, artikel, disertasi, dan lain-lain. Penilaian secara umum dapat dimulai dari asumsi umum bahwa tidak ada terjemahan yang sempurna, penerjemahan semantik dan komunikatif merupakan reproduksi pesan yang umum, dan penilaian bersifat umum dan relatif. Penilaian karya terjemahan dapat dilakukan dengan tahapan penilaian fungsional, penilaian berdasarkan makna dan kriterai, dan penilaian berdasarkan indikator dan nilai untuk menentukan kesepadanan pesan hasil terjemahan, yakni terjemahan yang hampir sempurna, terjemahan sangat bagus, terjemahan baik, terjemahan cukup dan terjemahan buruk. commit to user 116 Sementara itu, cara penilaian khusus digunakan untuk menilai teks yang mempunyai ciri penggunaan yang khusus atau tidak mempunyai ciri penggunaan bahasa yang universal dengan teks lainnya, misalnya puisi. Di samping makna, bentuk puisi harus dipertimbangkan oleh penerjemah sehingga dalam menerjemahkan harus dapat memasukkan minimal dua unsur tersebut agar keindahan bentuknya juga dapat terhubung dalam karya terjemahan puisi. Oleh karena itu, penilaian khusus harus mempertimbangkan bentuk, sifat, dan fungsi. Lebih lanjut Machali 2000:121-122 menjelaskan bahwa kriteria yang dapat digunakan dalam penilaian khusus adalah berubah atau tidak berubah, menyeluruh atau lokal, jelas atau tidak jelas, baku atau tidak baku, wajar atau tidak wajar misalnya puisi yang mengandung metaforik, benar atau tidak. Namun demikian cara yang dilakukan tidak berbeda dengan cara penilaian umum, yakni penilaian fungsional, penilaian berdasarkan makna dan kriteria, dan penilaian berdasarkan indikator dan nilai untuk menentukan keberterimaan, kesepadanan pesan hasil terjemahan, dan kualitas terjemahan, yakni terjemahan hampir sempurna, terjemahan sangat bagus, terjemahan baik, terjemahan cukup, dan terjemahan buruk. Senada dengan cara penilaian khusus yang disampaikan oleh Machali, Zhonggang 2006: 45 menilai suatu karya terjemahan susastra, baik puisi maupun novel, dengan menggunakan skala relevansi. Menurut Zhonggang, yang dimaksud dengan skala relevansi adalah suatu tingkat relevansi yang mana pembaca memahami suatu teks tergantung pada jumlah pengaruh kontekstual terhadap teks dan upaya untuk memahami teks tersebut. Semakin banyak commit to user 117 pengaruh kontekstual, semakin relevan teks tersebut; semakin sedikit upaya yang dilakukan pembaca dalam memahami suatu teks, semakin relevan teks tersebut. Skala relevansi ini dikelompokkan menjadi: relevansi optimal, relevansi kuat, relevansi lemah, dan tidak ada relevansi, sebagaimana tersaji berikut: Tabel 2.3 Skala Relevansi Zhonggang, 2006: 45 Relevance Contextual implication Processing effort Optimal relevance Fully comprehensible Without unnecessary effort Strong relevance Relatively clear With some necessary effort Weak relevance Implied Considerable effort taken Irrelevance Vague and unclear All the effort is in vain Ketiga cara penilaian yang telah disampaikan oleh Machali, Nababan, dan Zhonggang di atas merupakan rambu-rambu penilaian hasil terjemahan yang, menurut hemat peneliti, lebih mengutamakan pada keakuratan makna. Di dalam penelitian ini, selain makna, penggunaan gaya dalam penerjemahan novel ini juga sama pentingnya dengan makna. Sebagaimana diuraikan di dalam sub-bab 2.1.3. bahwa makna dan gaya merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam penerjemahan Siad Shiyab, 2003:5. Penerjemahan atau pencarian padanan makna tanpa penerjemahan gaya yang sesuai, hasil terjemahan akan menjadi tidak lengkap dan tidak efisien. Makna adalah apa yang dikomunikasikan ke pembaca terjemahan, sedangkan gaya adalah cara bagaimana mengkomunikasikan makna tersebut ke pembaca terjemahan. commit to user 118 Selain itu, hal penting lainnya adalah tingkat pemahaman pembaca atau unsur keterbacaan terjemahan. Keterbacaan, menurut para pakar terjemahan, mengacu pada seberapa mudah teks tulis dapat dibaca dan dipahami oleh pembaca. Keterbacaan merupakan keseluruhan unsur dalam sebuah teks tulis yang mempengaruhi keterpahaman pembaca dalam Nababan; 2004, 29. Sementara itu, Suryawinata 1982: 104-105 menyatakan bahwa keterbacaan adalah berpusat pada masalah mudah tidaknya suatu teks untuk dibaca dan dipahami oleh pembacanya dan tidak mempermasalahkan kesetiaan suatu teks terjemahan terhadap sumber aslinya. Dari beberapa pendapat para pakar terjemahan tersebut dapat disimpulkan bahwa keterbacaan adalah suatu kriteria mengenai sejauh mana suatu teks dapat dipahami oleh para pembaca dan seberapa besar usaha yang dilakukan para pembaca terhadap teks tersebut. Jadi, keterbacaan suatu teks sangatlah tergantung pada pembaca karena pada dasarnya suatu teks tidak dapat dibaca sendiri oleh teks tersebut. Di sini jelas bahwa tingkat keterbacaan ditentukan oleh pembaca dengan tingkat kemampuan, pengetahuan, dan konsentrasi pembaca dalam memahami teks terjemahan, meskipun keterbacaan itu sendiri juga dipengaruhi oleh fitur-fitur teks sebagaimana dikutip dalam Nababan 2004: 29 bahwa keterbacaan sebuah teks dapat diukur secara empirik, yang didasarkan pada panjang rata-rata kalimat, kompleksitas struktur kalimat, jumlah kata baru yang digunakan dalam teks, kosa kata, konstruksi kalimat yang digunakan penulis, penggunaan kata asing dan daerah, penggunaan kata dan kalimat taksa, penggunaan kalimat tak lengkap, dan alur pikir yang tidak runtut. commit to user 119 Oleh karena itu, berdasarkan perpaduan dari kriteria-kriteria penilaian hasil terjemahan yang telah disampaikan oleh Machali, Nababan, Zhonggang di atas, dan juga parameter penggunaan unsur-unsur gaya yang ada dalam penerjemahan dan unsur pemahaman pembaca, maka kriteria penilaian hasil terjemahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 2.4 Kriteria Penilaian Terjemahan dalam Penelitian ini Kategori Nilai Indikator Terjemahan hampir sempurna Terjemahan sangat bagus Terjemahan baik Terjemahan cukup Terjemahan kurang 86-90 A 76-85 B 61-75 C 46-60 D 20-45 E Makna dalam bahasa sumber diterjemahkan secara akurat ke dalam bahasa sasaran; penyampaian wajar dan hampir tidak terasa seperti terjemahan; teks sangat jelas, tidak perlu upaya keras untuk memahaminya; secara keseluruhan tidak ada kesalahanpenyimpangan gaya: pilihan kata, ekspresi idiomatik, gaya bahasa, jenis katastruktur kata tertentu, dan tanda baca. Makna dalam bahasa sumber diterjemahkan secara akurat ke dalam bahasa sasaran; tidak ada terjemahan harfiah yang kaku dan tidak terasa seperti terjemahan; teks sangat jelas dan dengan sedikit upaya untuk memahaminya; ada satu-dua kesalahanpenyimpangan gaya: pilihan kata, ekspresi idiomatik, gaya bahasa, jenis katastruktur kata tertentu, dan tanda baca. Makna dalam bahasa sumber diterjemahkan secara akurat ke dalam bahasa sasaran; ada terjemahan harfiah yang kaku namun tidak terlalu terasa seperti terjemahan; teks jelas tetapi dengan sedikit upaya untuk memahaminya; ada satu-dua kesalahanpenyimpangan gaya: pilihan kata, ekspresi idiomatik, gaya bahasa, jenis katastruktur kata tertentu, dan tanda baca. Makna dalam bahasa sumber diterjemahkan secara akurat ke dalam bahasa sasaran; terasa sebagai terjemahan; teks lumayan jelas namun dengan upaya yang agak keras untuk memahaminya; ada beberapa terjemahan harfiah yang kaku, kesalahan idiom dantata bahasa, penggunaan istilah yang tidak bakuumum, gaya bahasa, dan tanda baca. Makna dalam bahasa sumber tidak diterjemahkan sama sekali ke dalam bahasa sasaran; sangat terasa sebagai terjemahan; teks sangat kabur dan tidak jelas, dengan upaya yang susah payah untuk memahaminya; terlalu banyak terjemahan harfiah yang kaku, dan kekeliruan penggunaan istilah, idiom, gaya bahasa, dan tanda baca. commit to user 120

2.2.11 Pendekatan Kritik Holistik