Makna Sosiokultural Sebagaimana dinyatakan di dalam subbab 2.2.3.1.2 bahwa makna

commit to user 170 Tsa : “Profesor Kramer menyatakan setuju,” ujarnya menggebu-gebu, seraya mengatakan bahwa Profesor pernah mengingatkan sudah tiba saatnya melakukan inventarisasi hewan dan tumbuhan laut di teluk South Sound. “Bahkan Profesor Kramer ingin mengadakan aksi massal yang disebutnya ‘Bio Blitz’, yang akan melibatkan para ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu untuk menggelar sensus hewan di pesisir selatan Puger Sound.” Nama BioBlitz, juga ditulis tanpa huruf kapital bioblitz, merupakan salah satu bidang studi tersendiri, yang mana sekelompok ilmuwan dan para sukarelawan melakukan inventarisasi biologis secara intensif 24 jam, dengan berusaha mengidentifikasi dan mencatat semua spesies makhluk hidup di wilayah tertentu yang telah ditentukan. Pemilihan wilayah biasanya dilakukan di taman terbuka atau konservasi alam. Istilah atau konsep bioblitz tidak terdaftar, memiliki hak paten, atau bermerek dagang, namun merupakan gagasan yang dapat digunakan atau dimodifikasi oleh suatu kelompok secara bebas tergantung tujuan mereka sendiri. Namun demikian, bioblitz ini biasanya memiliki dua tujuan utama, yaitu menentukan tingkat diversifikasi biologis di dalam suatu wilayah dan membantu memopulerkan ilmu pengetahuan. Para pakar tanaman, ahli biologi, pakar ekologi, maupun ahli serangga semua terlibat dan memiliki peran yang penting di dalam kegiatan bioblitz ini. Secara keseluruhan, data penelitian yang memiliki makna tekstual dapat dilihat pada lampiran 2c.

4.1.1.2.1.5 Makna Sosiokultural Sebagaimana dinyatakan di dalam subbab 2.2.3.1.2 bahwa makna

sosiokultural adalah makna suatu bahasa yang sangat berkaitan erat dengan sosiokultural di mana bahasa itu digunakan sebagai alat komunikasi oleh masyarakat Soemarno,1999:7. Kelompok masyarakat yang satu dengan lainnya commit to user 171 sebagai pengguna bahasa tentu saja mempunyai istilah-istilah budaya yang bersifat unik yang kadang-kadang tidak dapat ditemukan padanannya dalam bahasa yang lain. Makna sosiokultural seringkali dipengaruhi oleh pola hidup masyarakat sebagai pengguna bahasa itu. Makna ini, selain sering ditemukan dalam bentuk kata-kata istilah budaya, seperti thanksgiving, labamba, mitoni, dan sebagainya, sering juga ditemukan dalam ungkapan-ungkapan idiomatik yang tidak dapat dijelaskan maknanya dari kata-kata yang membentuk ungkapan itu, seperti miss the boat, feel like a million buck, black sheep dan sebagainya. Data mengenai makna sosiokultural yang berhubungan dengan ungkapan budaya materi ditemukan sebanyak tujuh 7 data, istilah ekologi sebanyak tujuh 7 data, budaya sosial sebanyak empat puluh lima 45 data, dan gaya bahasa sebanyak dua puluh dua 22 data. Contoh dari makna sosiokultural yang ditemukan dalam penelitian ini adalah: 018.HT.Chap4.Pg24PL.Bb4.Hal39 Tsu : I’d seen it building inside her, this troubling investigation into the sequence of events that stranded her in a tiny, stilted house with an unambitious baseball fanatic who still barhopped with his high school pals-the three Dons-and cried during Academy Awards speeches. My mother had little use for sentimentality. Our family photo stayed in shoe boxes, and Santa, the Easter Bunny and the Tooth Fairy stopped showing up once I turned seven. Maybe, I thought, her pathetic job at the state personnel department was what disappointed her most. Tsa : Kulihat kekesalan yang semakin menumpuk di hati Ibu, setiap kali dia mengenang berbagai rangkaian kejadian yang mendamparkannya ke sebuah rumah kecil reyot bersama seorang penggemar bisbol tanpa ambisi, yang masih keluyuran dengan teman-teman SMU-nya-tiga bersaudara Don-dan suka menangis terharu kalau mendengarkan pidato pada malam penganugerahan Academy Awards. Ibuku tak suka sentimental. Foto-foto keluarga kami disimpannya di kotak sepatu, dan boneka Santa, Kelinci commit to user 172 Paskah, dan Peri Gigi sudah dibuangnya sejak aku berumur tujuh tahun. Kurasa, mungkin pekerjaannya yang memuakkan di departemen kepegawaian negara bagian adalah yang paling membuatnya kecewa. Makna sosiokultural di dalam contoh di atas dinyatakan di dalam Tsu yaitu Santa, the Easter Bunny and the Tooth Fairy, yang dipadankan ke dalam Tsa menjadi boneka Santa, Kelinci Paskah, dan Peri Gigi. Di dalam budaya sumber makna dari Santa, Easter Bunny dan Tooth Fairy masing-masing mempunyai istilah-istilah budaya yang menarik dan unik. Santa, misalnya, di dalam budaya sumber disebut juga dengan Santa Claus, Saint Nicholas, Father Christmas, Kris Kringle merupakan figur legendaris dan mitis, yang di beberapa budaya Barat disimbolkan dengan membawa hadiah ke rumah-rumah bagi anak- anak yang baik menjelang tengah malam atau sesaat menjelang Christmas Eve pada tanggal 24 desember atau pada saat Saint Nicholas Day pada tanggal 6 desember. Sementara itu, The Easter Bunny atau Easter Hare merupakan suatu karakter atau sosok yang digambarkan sebagai kelinci antromorpis berkarakter manusia. Dalam legenda ini, makhluk ini membawa keranjang-keranjang yang di isi penuh dengan telur berwarna-warni, permen, dan mainan yang diberikan ke rumah anak-anak pada malam sebelum Easter hari libur umat Kristiani untuk merayakan kebangkitan Jesus Kristus. The Easter Bunny akan menaruh keranjang-keranjang tersebut sedemikian rupa atau menyembunyikannya di dalam rumah yang kemudian akan ditemukan oleh anak-anak pada saat mereka bangun tidur di pagi hari. The Tooth Fairy, merupakan figur legendaris yang dikarakterisasikan sebagai seorang peri yang memberi uang atau hadiah kepada anak-anak sebagai ganti dari gigi susunya yang telah copot. Anak-anak biasanya commit to user 173 menempatkan gigi susunya yang telah tanggal di bawah bantal pada malam hari, dan kemudian peri akan mengambil gigi yang ada di bawah bantal tersebut dan menggantinya dengan uang atau hadiah pada saat anak-anak terlelap tidur. Gambar 4.4 The Easter Bunny, Santa, The Tooth Fairy Contoh lain dari makna sosiokultural ini adalah sebagai berikut: 025.HT.Chap6.Pg36PL.Bb6.Hal53 Tsu : She looked to see if I was enjoying this. She’d definitely been crying. I glared at frankie, and he smiled warmly back. He was such an effortless Marlboro man he made me feel like a circus midget. Tsa : Angie melirik padaku untuk melihat reaksiku. Matanya sembap, dia pasti habis menangis. Aku melotot pada Frankie, tapi dibalasnya dengan senyum hangat. Dia memang lelaki yang memesona, dan di hadapannya aku merasa seperti badut cebol di sirkus. Marlboro Man di dalam Tsu dipadankan menjadi lelaki yang memesona di dalam Tsa. Sebenarnya, Marlboro Man ini merupakan sosok yang digunakan di dalam kampanye iklan tembakau untuk rokok Marlboro. Sosok ini pertama kali dicitrakan sebagai seorang koboi dengan sebatang rokok yang secara alami selalu melekat padanya. commit to user 174 Gambar 4.5 Marlboro Man Iklan tersebut sebenarnya digunakan untuk mempopulerkan rokok filter yang sebelumnya dianggap sebagai rokok feminim rokoknya orang perempuan. Kampanye iklan Marlboro ini disebut sebagai salah satu iklan yang paling brilian pada saat itu, yaitu yang mentransformasikan citra feminisme ke dalam cita rasa maskulin, bahwa rokok filter adalah juga rokoknya lelaki atau rokoknya koboi. Data penelitian yang memiliki makna sosiokultural secara keseluruhan dapat dilihat pada lampiran 2d.

4.1.1.2.1.6 Makna Implisit