Wawancara Mendalam Teknik Pengumpulan Data

commit to user 134 Highest Tide pada chapter 16 page 117 dan buku PL Pasang Laut pada bab 16 halaman 161. d. Mengklasifikasikan jenis-jenis makna dan yang ada di dalam Tsu dan Tsa. e. Mencatat kesepadanan makna dan gaya yang telah ditandai dan dicatat di dalam kartu data. Penjelasan tentang tata cara pengkodean ini dibahas dalam subbab 3.6. f. Menganalisis hasil kajian dokumen yang diperoleh, dalam arti bahwa data yang sama mengalami proses penyisihan dan dalam proses ini terjadi analisis.

3.4.2 Wawancara Mendalam

Tujuan wawancara mendalam dalam penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data yang berupa informasi tentang proses penerjemahan novel HT dan pertimbangan-pertimbangan yang mendasari penerjemah dalam menerjemahkan serta dampak hasil terjemahan. Wawancara yang dilakukan peneliti ditujukan kepada narasumber penerjemah dan pakar penerjemahan. Garis besar wawancara kepada penerjemah berpusat pada masalah-masalah genetik yang meliputi latar belakang penerjemah, langkah-langkah penerjemah dalam menerjemahkan novel HT, dan strategi penerjemah dalam menerjemahkan hal-hal yang khas dalam novel HT. Adapun wawancara kepada pakar mencakup tentang bagaimana pendapat dan saran serta pengalaman yang dimiliki oleh pakar penerjemahan tersebut. Format wawancara selanjutnya dapat dilihat pada lampiran 6a dan 6b. Teknik wawancara mendalam ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: commit to user 135 a. Menentukan narasumber yang dipandang mampu memberikan data yang diperlukan. Topik-topik yang digunakan sebagai dasar pertanyaan dalam wawancara kepada penerjemah adalah mengenai latar belakang penerjemah, langkah-langkah penerjemah dalam menerjemahkan novel HT, dan strategi penerjemah dalam menerjemahkan hal-hal yang khas dalam novel HT. Topik- topik wawancara dengan pakar penerjemahan adalah mengenai hasil terjemahan novel HT secara umum dan masukan mengenai hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penerjemahan novel HT. b. Menghubungi narasumber guna konfirmasi kesediaannya untuk diwawancarai dan menentukan jadwal wawancara. c. Melakukan wawancara sesuai kesepakatan yang telah dibuat. d. Membuat fieldnote. e. Mengulangi wawancara bila dipandang perlu. Wawancara dengan penerjemah dilakukan pada tanggal 20 Juli 2009 sehari setelah penerjemah mengisi materi pada seminar ‘National Seminar and Workshop on Book and Novel Translation and Translation Editing’ di Universitas Brawijaya, sedangkan wawancara dengan pakar penerjemah dilakukan pada tanggal 27 Juli 2009.

3.4.2 Kuesioner