commit to user 53
3. Melarang
Melarang adalah memerintahkan supaya tidak melakukan sesuatu atau tidak memperbolehkan berbuat sesuatu KBBI, 2005:640. Tindak tutur
‘melarang’ adalah tindak tutur yang disampaikan oleh penutur untuk mencegah mitra tutur melakukan sesuatu. Untuk dapat memahami jenis tindak tutur ini dapat
diperhatikan pada data 5 berikut.
5 Konteks Tuturan :
Tuturan disampaikan oleh Nissa dari Solo untuk berhati-hati dalam menggunakan facebook FB.
Bentuk Tuturan :
Kepada teman-teman semua yang punya FB, lebih baik kita berhati- hati. Jangan mudah percaya dengan orang yang kita kenal
melalui FB. Karena kejahatan ada bukan karena niat tapi juga
karena ada kesempatan. RKS24 Februari 2010124
Nissa melalui tuturan data 5 ingin melarang semua orang yang mempunyai FB Facebook untuk tidak mudah percaya terhadap orang yang
dikenal melalui FB. Melalui tuturan “Jangan mudah percaya dengan orang yang
kita kenal melalui FB”, Nissa ingin melarang untuk tidak mudah percaya dengan orang yang baru dikenal melalui FB.
Kata ‘jangan’ menjadi penanda lingual tindak tutur direktif dalam bentuk tuturan melarang.
Tindak tutur direktif ‘melarang’ yang disampaikan oleh Nissa terjadi karena sekarang ini banyak terjadi penipuan melalui FB. FB adalah salah satu
situs jejaring sosial yang sedang marak sekarang ini. Melalui FB, orang-orang bisa berteman dengan siapa saja dan menuliskan perasaan mereka. Sekarang
banyak terjadi penipuan melalui FB dan banyak yang menjadi korban penipuan lewat situs jejaring ini. Melalui tuturannya, Nissa ingin menyampaikan bahwa
commit to user 54
orang-orang harus berhati-hati dalam menggunakan FB. Nissa juga melarang untuk tidak mudah percaya kepada orang yang dikenal lewat FB. Menurutnya
kejahatan ada bukan karena niat tetapi juga karena ada kesempatan. Bentuk tuturan yang termasuk ke
dalam tindak tutur direktif ‘melarang’ dapat pula ditunjukkan pada data 6 berikut.
6 Konteks Tuturan :
Tuturan disampaikan oleh Udin dari Boyolali mengenai kampanye Cabup dan Cawabup Boyolali.
Bentuk Tuturan : Kepada Cabup dan Cawabup, jangan berkampanye dengan
kata-kata kotor. Anda itu calon pemimpin, masyarakat sudah tahu
siapa Anda. Apakah hal seperti itu menguntungkan Anda? Jadikan Boyolali kondusif.
RKS19 Maret 2010295
Tuturan yang disampaikan oleh Udin pada data 6 temasuk ke dalam jenis tindak tutur direktif ‘melarang’. Tindak tutur direktif ‘melarang’ dapat
dilihat pada tuturan Udin yang berbunyi “Kepada Cabup dan Cawabup, jangan berkampanye dengan kata-kata
kotor ”. Kata ‘jangan’ menjadi penanda lingual tindak tutur direktif dalam bentuk tuturan melarang. Melalui tuturan tersebut Udin
ingin melarang para Cabup Calon Bupati dan Cawabup Calon Wakil Bupati untuk tidak berkampanye dengan menggunakan kata-kata kotor.
Tuturan yang disampaikan oleh Udin dilatarbelakangi oleh adanya Cabup dan Cawabup Boyolali yang menggunakan kata-kata kotor saat
berkampanye. Pemilihan Cabup dan Cawabup Boyolali dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 9 Mei 2010. Sebelum pemilihan biasanya para Cabup dan
Cawabup mengadakan kampanye terlebih dahulu. Pada saat kampanye inilah ada Cabup dan Cawabup Boyolali yang menggunakan kata-kata kotor. Untuk itulah,
commit to user 55
Udin melarang para Cabup dan Cawabup Boyolali agar tidak berkata-kata kotor pada saat berkampanye. Para Cabup dan Cawabup adalah calon pemimpin bangsa,
masyarakat juga sudah mengetahui siapa mereka. Menurut Udin berkampanye dengan kata-kata kotor tidak menguntungkan mereka. Ia berharap kampanye
Cabup dan Cawabup di Boyoali bisa kondusif. Data lain yang menunjukkan tindak tutur direktif ‘melarang’ adalah
data dengan nomor kode RKS3 Februari 201028, RKS6 Februari 201040, RKS11 Februari 201055, RKS13 Februari 201076, RKS17 Februari
2010105, RKS24 Februari 2010141, RKS27 Februari 2010158, RKS2 Maret 2010178, RKS3 Maret 2010204, RKS3 Maret 2010215
, RKS10
Maret 2010252, RKS10 Maret 2010262, RKS9 April 2010344, RKS10 April 2010348, RKS13 April 2010369, RKS16 April 2010377, RKS19
April 2010397, RKS21 April 2010413, RKS21 April 2010420, dan RKS23 April 2010438.
4. Menasihati