commit to user 210
37. Mengejek
Mengejek adalah mengolok-olok, menertawakan, menyindir untuk menghinakan atau mempermainkan dengan tingkah laku KBBI, 2005:286.
Tindak tutur ‘mengejek’ adalah tindak tutur yang disampaikan oleh penutur dengan mengolok-olok, menertawakan, menyindir untuk menghinakan atau
mempermainkan dengan tingkah laku. Untuk memahami jenis tindak tutur ‘mengejek’ dapat diperhatikan pada data 124 berikut.
124 Konteks Tuturan :
Tuturan untuk menanggapi rencana Solo menjadi ibukota Jawa Tengah disampaikan oleh Christ dari Karanganyar.
Bentuk Tuturan : Kalau Solo positif jadi ibukota Provinsi Jateng, maka siap-siap
disebut kota metropolitannya Jateng yang penuh sesak, macet, panas dan semakin banyak polusi.
RKS5 Maret 2010231 Tuturan data 124 disampaikan oleh Christ dari Karanganyar. Christ
ingin mengejek rencana Solo menjadi ibukota Jawa Tengah. Tuturan yang disampaikan oleh Christ termasuk ke dalam jenis tindak tutur ekspresif
‘mengejek’. Tindak tutur ekspresif ‘mengejek’ tampak pada tuturan Christ yang mengatakan “maka siap-siap disebut kota metropolitannya Jateng yang penuh
sesak, macet, panas dan semakin banyak polusi”. Tuturan tersebut menjadi
penanda lingual dari tindak tutur mengejek. Melalui tuturan tersebut Christ ingin mengejek jika Solo positif menjadi ibukota Provinsi Jateng maka siap-siap disebut
menjadi kota metropolitan Jateng yang penuh sesak, macet, panas dan semakin banyak polusi.
Tindak tutur yang disampaikan Christ terkait dengan rencana untuk menjadikan kota Solo sebagai ibukota Jawa Tengah. Christ ingin mengejek
commit to user 211
rencana tersebut. Apabila Solo telah menjadi ibukota Provinsi Jateng maka kota Solo harus bersiap-siap memperoleh sebutan kota metropolitan Jateng yang penuh
sesak, macet, panas, dan semakin banyak polusi. Ejekan inilah yang ingin disampaikan oleh Christ.
Bentuk tuturan yang termasuk ke dalam tindak tutur ekspresif ‘mengejek’ dapat pula ditunjukkan pada data 125 berikut ini.
125 Konteks Tuturan :
Tuturan disampaikan oleh Bunegi dari Songgolangit yang ingin mengejek Gayus
Bentuk Tuturan : Kepada Gayus,
kau dijuluki GMR=Gayus Markus Rakus. Senyummu lebar penuh misteri. Badanmu kekar kelebihan gizi.
Kamu pintar tapi hobi mencuri. Rakyat lapar negara kau buat rugi. Nyanyilah hai Gayus, siapa mengajari untuk korupsi?
RKS10 April 2010351 Tuturan data 125 disampaikan oleh Bunegi dari Songgolangit. Bunegi
ingin mengejek Gayus. Tuturan yang disampaikan oleh Bunegi terkait dengan kasus korupsi yang dilakukan Gayus Tambunan. Gayus mengkorupsi uang pajak
senilai 25 miliar rupiah. Bunegi mengejek Gayus dengan mengolok-olok. Olok- olokan dari Bunegi yaitu kau dijuluki GMR=Gayus Markus Rakus. Senyummu
lebar penuh misteri. Badanmu kekar kelebihan gizi. Kamu pintar tapi hobi mencuri. Rakyat lapar negara kau buat rugi. Nyanyilah hai Gayus, siapa
mengajari untuk korupsi? Tindak tutur pada data 125 yang disampaikan oleh Bunegi termasuk ke
dalam jenis tindak tutur ekspresif ‘mengejek’. Tindak tutur ekspresif ‘mengejek’
tampak pada tuturan Bunegi yang mengatakan “Kepada Gayus, kau dijuluki GMR=Gayus Markus Rakus. Senyummu lebar penuh misteri. Badanmu kekar
commit to user 212
kelebihan gizi. Kamu pintar tapi hobi mencuri. Rakyat lapar negara kau buat rugi. Nyanyilah hai Gayus, siapa mengaj
ari untuk korupsi?”. Tuturan tersebut menjadi penanda lingual dari tindak tutur ekspresif ‘mengejek’. Bunegi mengejek Gayus
melalui olok-olokan tersebut. Data lain yang menunjukkan tindak tutur ekspresif ‘mengejek’ adalah
data dengan nomor kode RKS5 Maret 2010221 dan RKS26 April 2010454.
38. Menghina