Mengungkapkan Rasa Marah Analisis Wujud Tindak Tutur Ekspresif dalam RKS

commit to user 194 dialami oleh warga negara Indonesia tersebut. Rakyat secara tertib membayar pajak tetapi uang pajak tersebut diselewengkan untuk kepentingan pribadi. Uang pajak tersebut dikorupsi oleh Gayus. Agam merasa nasib yang dialami masyarakat Indonesia sangat malang. Data lain yang menunjukkan tindak tutur ekspresif ‘mengungkapkan rasa simpati’ adalah data dengan nomor kode RKS26 April 2010457.

30. Mengungkapkan Rasa Marah

Mengungkapkan rasa marah adalah mengungkapkan rasa sangat tidak senang, berang, gusar karena dihina atau diperlakukan tidak sepantasnya, dsb KBBI, 2005:715. Tindak tutur ‘mengungkapkan rasa marah’ adalah tindak tutur yang disampaikan oleh penutur untuk mengungkapkan rasa sangat tidak senang, berang, gusar karena dihina atau diperlakukan tidak sepantasnya. Untuk memahami jenis tindak tutur ini dapat diperhatikan data 112 berikut. 112 Konteks Tuturan : Tuturan untuk menanggapi perbuatan Widiyono seorang PNS Klaten disampaikan oleh Harto dari Sragen. Bentuk Tuturan : Saya geram terhadap Widiyono, PNS DPU Klaten yang tega menjual ABG demi nafsu bejatnya. Mohon Bapak Bupati Klaten untuk memecat pegawai yang merusak citra seperti itu karena penganggur yang moralnya baik dan siap menggantikannya masih banyak. RKS18 Maret 2010279 Tuturan pada data 112 disampaikan oleh Harto. Harto merasa marah terhadap Widiyono. Tindak tutur yang disampaikan oleh Harto termasuk ke dalam jenis ti ndak tutur ekspresif ‘mengungkapkan rasa marah’. Tindak tutur ekspresif ‘mengungkapkan rasa marah’ tampak pada tuturan Harto yang mengatakan “Saya commit to user 195 geram terhadap Widiyono, PNS DPU Klaten yang tega menjual ABG demi nafsu bejatnya”. Tuturan tersebut menjadi penanda lingual dari tindak tutur ekspresif ‘mengungkapkan rasa marah’. Harto merasa marah terhadap Widiyono, seorang PNS DPU Klaten yang tega menjual seorang ABG demi nafsu bejatnya. Tindak tutur yang disampaikan oeh Harto di atas terkait dengan perbuatan Widiyono. Widiyono adalah seorang PNS Pegawai Negeri Sipil DPU Dinas Perhubungan Umum Klaten yang telah tega menjual seorang ABG Anak Baru Gede. Setelah berbuat asusila terhadap ABG tersebut, kemudian Widiyono menjual ABG tersebut kepada orang lain. Harto merasa marah terhadap perbuatan Widiyono tersebut. Harto juga memohon kepada Bapak Bupati Klaten untuk memecat Widiyono. Menurut Harto, Widiyono adalah pegawai yang merusak citra PNS. Pemecatan itu perlu dilakukan karena para pengangguran yang memiliki moral baik dan siap menggantikan Widiyono masih banyak. Bentuk tuturan yang termasuk ke dalam tindak tutur ekspresif ‘mengungkapkan rasa marah’ dapat pula ditunjukkan pada data 113 berikut. 113 Konteks Tuturan : Tuturan disampaikan oleh Doelpawiero dari Wonogiri yang ingin menanggapi mengenai demo yang dilakukan oleh mahasiswa di Makassar. Bentuk Tuturan : Demo mahasiswa Makassar sudah jauh dari kesan bahwa mereka adalah kaum terpelajar yang akan menjadi penerus bangsa, mereka berulah dan berjiwa barbar dan melenceng dari tujuan utama demo yang menyuarakan aspirasi, mereka justru anarkis merusak fasilitas umum, tawuran dengan polisi dan warga. Ulah mahasiswa Makassar sungguh memuakkan dan membuat eneg. Buat mahasiswa Solo dan semuanya saja, suarakan aspirasi rakyat dengan cara santun dan bermartabat. Tunjukkan bahwa kalian adalah kaum cendekia pemersatu dan penerus bangsa. RKS10 Maret 2010264 commit to user 196 Tuturan data 113 disampaikan oleh Doelpawiero dari Wonogiri. Doel ingin menanggapi masalah demo yang dilakukan oleh mahasiswa di Makassar. Dia merasa marah terhadap ulah yang dilakukan oleh mahasiswa Makassar. Tuturan yang disampaikan oleh Doel termasuk ke dalam jenis tindak tutur ekspresif ‘mengungkapkan rasa marah’. Tindak tutur ekspresif ‘mengungkapkan rasa marah’ tampak pada tuturan Doel yang mengatakan “mereka berulah dan berjiwa barbar dan melenceng dari tujuan utama demo yang menyuarakan aspirasi, mereka justru anarkis merusak fasilitas umum, tawuran dengan polisi dan warga. Ulah mahasiswa Makassar sungguh memuakkan dan membuat eneg ”. Tuturan tersebut merupakan penanda lingual dari tindak tutur ekspresif ‘mengungkapkan rasa marah’. Melalui tuturan tersebut Doel merasa marah terhadap ulah mahasiswa Makassar dengan mengatakan bahwa para mahasiswa Makassar berjiwa barbar, anarkis, dan ulah mereka sungguh memuakkan dan membuat eneg. Tindak tutur yang disampaikan oleh Doel terkait dengan demo yang dilakukan oleh mahasiswa Makassar. Demo yang dilakukan mahasiswa Makassar selalu berakhir ricuh dengan pihak kepolisian. Bahkan para mahasiswa Makassar membakar pos polisi di Makassar, merusak fasilitas umum, juga bentrok dengan masyarakat setempat. Doel berpendapat bahwa demo mahasiswa Makassar sudah jauh dari kesan bahwa mereka adalah kaum terpelajar yang akan menjadi penerus bangsa. Para mahasiswa berulah dan berjiwa barbar dan melenceng dari tujuan utama demo yang ingin menyuarakan aspirasi. Para mahasiswa bertindak anarkis dengan merusak fasilitas umum, tawuran dengan polisi dan warga. Doel merasa marah terhadap perbuatan mahasiswa Makassar tersebut. Doel berpesan kepada commit to user 197 semua mahasiswa khususnya mahasiswa Solo untuk menyuarakan aspirasi mereka secara santun dan bermartabat. Doel juga memberi tahu bahwa para mahasiswa adalah kaum cendekia calon pemersatu dan penerus bangsa.

31. Mengungkapkan Rasa Muak