commit to user 115
5. Menyindir
Menyindir adalah mengkritik, mencela, dan mengejek seseorang secara tidak langsung atau tidak terus terang KBBI, 2005:1069. Tindak tutur
‘menyindir’ adalah tindak tutur yang disampaikan oleh penutur untuk mengkritik, mencela, dan mengejek seseorang secara tidak langsung atau tidak terus terang.
Untuk memahami jenis tindak tutur ‘menyindir’ dapat diperhatikan pada data 50
berikut.
50 Konteks Tuturan :
Tuturan disampaikan oleh Anas dari Sukoharjo yang ingin menyindir fasilitas-fasilitas yang diberikan pemerintah kepada para pejabat
Indonesia.
Bentuk Tuturan : Setelah mobil mewah untuk pejabat, laptop mahal dan kenaikan
gaji, saya usulkan untuk pemberian tunjangan pulsa dan uang rokok bagi para pejabat. Kalau perlu sekalian tunjangan internet
gratis.
RKS2 Februari 20109 Tuturan data 50 disampaikan oleh Anas dari Sukoharjo. Anas ingin
menyindir fasilitas-fasilitas yang diperoleh pejabat. Tuturan yang disampaikan oleh Anas dilatarbelakangi oleh lengkapnya fasilitas yang diperoleh para pejabat
di Indonesia. Para pejabat telah mendapatkan fasilitas mobil mewah, laptop mahal serta kenaikan gaji. Anas masih mengusulkan untuk memberikan tunjangan pulsa,
uang rokok serta tunjangan internet gratis bagi para pejabat. Usulan dari Anas tersebut sebenarnya ingin menyindir fasilitas-fasilitas yang begitu lengkap yang
diperoleh para pejabat. Anas ingin menyindir Pemerintah yang berencana memberikan mobil mewah kepada para pejabat. Padahal para pejabat sudah
memperoleh gaji yang tinggi dan fasilitas lengkap lainnya. Itulah sebabnya Anas menuturkan sindiran tersebut. Sindiran pemberian tunjangan pulsa, uang rokok,
commit to user 116
dan tunjangan internet mengandung pengertian bahwa pejabat hendaknya tidak perlu diberikan fasilitas apapun lagi.
Tindak tutur yang disampaikan oleh Anas termasuk ke dalam jenis tindak tutur ek
spresif ‘menyindir’. Tindak tutur ekspresif ‘menyindir’ tampak pada tuturan Anas yang mengatakan “Setelah mobil mewah untuk pejabat, laptop
mahal dan kenaikan gaji, saya usulkan untuk pemberian tunjangan pulsa dan uang rokok bagi para pejabat. Kalau perlu
sekalian tunjangan internet gratis.” Tuturan tersebut merupakan penanda lingual dari tindak tutur menyindir. Melalui tuturan
tersebut Anas ingin menyindir fasilitas yang diperoleh para pejabat Indonesia yang begitu lengkap.
Bentuk tuturan yang termasuk ke dalam tindak tutur ekspresif
‘menyindir’ dapat pula ditunjukkan pada data 51 berikut ini. 51
Konteks Tuturan :
Tuturan disampaikan oleh Haryono dari Bekonang yang menyindir program100 Hari KIB jilid II Presiden SBY.
Bentuk Tuturan : Program 100 Hari KIB jilid II berhasil sangat memuaskan karena
dapat menaikkan harga Sembako buat rakyat kecil, dan menaikkan gaji pejabat tinggi negeri ini.
Ironis. RKS6 Februari 201037
Tindak tutur pada data 51 disampaikan oleh Haryono dari Bekonang. Haryono ingin menyindir program 100 Hari KIB jilid II milik Presiden Susilo
Bambang Yudoyono. Tindak tutur yang disampaikan oleh Haryono termasuk ke dalam jenis tindak tutur ekspresif ‘mengkritik’. Tindak tutur ekspresif
‘mengkritik’ tampak pada tuturan Haryono yang mengatakan “Program 100 Hari KIB jilid II berhasil sangat memuaskan karena dapat menaikkan harga Sembako
buat rakyat kecil, dan menaikkan gaji pejabat tinggi negeri ini”. Tuturan tersebut
commit to user 117
merupakan penanda lingual dari tindak tutur menyindir. Berdasarkan tuturan tersebut Haryono ingin menyindir pemerintahan kabinet SBY yang berhasil
sangat memuaskan karena dapat menaikkan harga Sembako untuk rakyat kecil dan menaikkan gaji pejabat tinggi di Indonesia.
Tuturan dari Haryono di atas terkait dengan program 100 Hari KIB jilid II. KIB Kabinet Indonesia Bersatu jilid II merupakan kabinet yang dibentuk
SBY. KIB jilid II melanjutkan KIB jilid I yang dibentuk SBY ketika pertama kali menjabat sebagai Presiden. Haryono menyindir 100 Hari KIB jilid II berhasil
sangat memuaskan karena dapat menaikkan harga sembako sembilan bahan pokok untuk rakyat kecil, dan menaikkan gaji pejabat tinggi di Indonesia.
Sindiran sangat memuaskan mengandung maksud bahwa pemerintahan selama 100 hari SBY telah gagal. KIB jilid II hanya membuat rakyat kecil menderita
dengan naiknya harga Sembako dan memakmurkan para pejabat tinggi karena gaji mereka yang terus naik.
Bentuk tuturan yang termasuk ke dalam tindak tutur ekspresif
‘menyindir’ dapat pula ditunjukkan pada data 52 berikut ini. 52
Konteks Tuturan :
Tuturan disampaikan oleh Yuli dari Mangkubumen Solo untuk menyindir kebijakan PLN
Bentuk Tuturan : Denda keterlambatan bayar PLN dinaikkan sampai Rp 5.000. Hebat,
PLN sudah tidak punya belas kasihan untuk rakyat kecil. Terima kasih PLN.
RKS24 Februari 2010135 Tuturan di atas disampaikan oleh Yuli dari Solo. Yuli berniat menyindir
kebijakan PLN Perusaahaan Listrik Negara mengenai denda keterlambatan pembayaran. Tuturan yang disampaikan oleh Yuli di atas termasuk ke dalam
commit to user 118
tindak tutur eks presif ‘menyindir’. Tindak tutur ekspresif ‘menyindir’ tampak
pada tuturan Yuli yang mengatakan “Hebat, PLN sudah tidak punya belas kasihan untuk rakyat kecil. Terima kasih PLN.” Tuturan tersebut merupakan penanda
lingual dari tindak tutur menyindir. Berdasarkan tuturan tersebut Yuli ingin menyindir mengenai denda keterlambatan pembayaran PLN.
Tindak tutur yang disampaikan oleh Yuli terkait dengan kenaikan denda keterlambatan pembayaran PLN sebesar Rp 5000,00. Seperti diketahui PLN
memberlakukan kebijakan memberikan denda kepada setiap warga yang terlambat membayar listrik. Kata ‘hebat’ yang dituturkan Yuli mengandung sindiran. Kata
‘hebat’ bukan mengandung makna kata hebat pada umumnya. Yuli mengatakan PLN hebat karena sudah tidak mempunyai rasa belas kasihan kepada rakyat
karena menaikkan denda. Ucapan ‘terima kasih’ yang diucapkan Yuli juga merupakan sebuah sindiran. Terima kasih di sini, bukan merupakan ucapan terima
kasih pada umumnya, tetapi lebih kepada ucapan sindiran karena PLN tidak mempunyai rasa belas kasihan kepada rakyat.
Bentuk tuturan yang termasuk ke dalam tindak tutur ekspresif
‘menyindir’ dapat pula ditunjukkan pada data 53 berikut. 53
Konteks Tuturan :
Tuturan disampaikan oleh Yermia dari Palur Karanganyar untuk menyindir fatwa rokok dari NU di Makassar.
Bentuk Tuturan : Salut untuk NU di Makassar yang memfawatkan rokok= mubah,
karena dengan merokok kita bisa menaikkan peringkat perokok Indonesia dari peringkat 3 menjadi satu di dunia.
RKS31 Maret 2010321 Jenis tindak tutur yang disampaikan oleh Yermia dari Palur Karanganyar
adalah tindak tutur ekspresif ‘menyindir’. Tindak tutur ekspresif ‘menyindir’
commit to user 119
tampak pada tuturan Yermia yang mengatakaan “Salut untuk NU di Makassar yang memfatwakan rokok= mubah, karena dengan merokok kita bisa menaikkan
peringkat perokok Indonesia dari peringkat 3 menjadi satu di dunia.” Tuturan tersebut menjadi penanda lingual tindak tutur ekspresif ‘menyindir. Berdasarkan
tuturan tersebut Yermia ingin menyindir fatwa yang dikeluarkan NU Makassar. Tuturan yang disampaikan oleh Yermia dilatarbelakangi oleh keputusan
yang dikeluarkan oleh NU Makassar. NU Nadhatul Ulama mengeluarkan fatwa bahwa hukum rokok itu mubah. NU merupakan salah satu aliran agama Islam
yang ada di Indonesia. Hukum mubah dalam agama Islam maksudnya adalah boleh. Artinya seseorang yang ingin merokok diperbolehkan, tidak berdosa.
Yermia ingin menyindir fatwa dari NU Makassar tersebut. Dia mengatakan kata salut yang bermaksud menyindir keputusan NU Makassar yang memperbolehkan
merokok. Salut karena akan menyebabkan peringkat perokok Indonesia dari nomor 3 menjadi peringkat 1. Menurut Yermia hukum mubah menyebabkan
orang-orang tidak takut untuk merokok dan akhirnya tingkat perokok semakin meningkat. Itulah sebabnya Yermia menuturkan tuturan tersebut.
Data lain yang menunjukkan tindak tutur ekspresif ‘menyindir’ adalah data dengan nomor kode RKS2 Februari 20106, RKS2 Februari 201017,
RKS3 Februari 201031, RKS6 Februari 201034, RKS6 Februari 201048, RKS19 Maret 2010289, RKS10 April 2010354, RKS19 April 2010396,
dan RKS23 April 2010427 .
commit to user 120
6. Menyayangkan