commit to user 16
B. Landasan Teori
1. Definisi Pragmatik
Istilah pragmatik pertama kali muncul berasal dari seorang filosof pada tahun 1938 yang bernama Charles Morris. Dia membagi ilmu tentang tanda atau semiotik
menjadi tiga konsep dasar, yaitu sintaksis, semantik, dan pragmatik. Menurut Charles Morris yang dikutip dari Levinson dalam Nadar 2009:5 mengartikan bahwa
pragmatik sebagai “the study of relation of signs to interpreters” atau studi relasi antara tanda-tanda dengan para penafsirnya. Oleh karena itu, tanda-tanda yang
dimaksud dalam pengertian tersebut adalah bahasa yang berawal dari suatu pemikiran dan kemudian berkembang pragmatik sebagai salah satu cabang ilmu linguistik.
Pragmatik terus mengalami perkembangan, yakni ditandai dengan semakin banyaknya teori-teori yang dikeluarkan oleh para ahli. Para ahli seperti Austin, Searle
dan Grice menghasilkan teori-teori baru tentang ilmu pragmatik. Austin dan Searle mengemukakan teori-teori tentang tindak tutur speech act, sedangkan Grice tentang
prinsip kerjasama cooperative principles dan implikatur percakapan conversational implicature dalam Rustono, 1999:1. Definisi pragmatik telah banyak disampaikan
para linguis yang menggeluti pragmatik. Beberapa pengertian mengenai pragmatik akan disampaikan pada bagian ini agar didapatkan gambaran yang jelas apa
sebenarnya yang dimaksud dengan pragmatik itu. Levinson dalam Kunjana Rahardi, 2005:48 mendefinisikan pragmatik
sebagai studi bahasa yang mempelajari relasi bahasa dengan konteksnya. Konteks
commit to user 17
yang dimaksud tergramatisasi dan terkodifikasi sehingga tidak dapat dilepaskan dari struktur bahasanya.
Menurut Parker, dalam Kunjana Rahardi, 2005:48 pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal. Adapun yang
dimaksud dengan hal itu adalah bagaimana satuan lingual tertentu digunakan dalam komunikasi yang sebenarnya. Tokoh ini membedakan pragmatik dengan studi tata
bahasa yang dianggapnya sebagai studi seluk beluk bahasa secara internal. Menurutnya, studi bahasa tidak perlu dikaitkan dengan konteks, sedangkan studi
pragmatik mutlak dikaitkan dengan konteks. Dalam buku Prinsip-Prinsip Pragmatik edisi terjemahan oleh M. D. D. Oka,
Leech mengatakan “pragmatik adalah studi tentang makna ujaran di dalam situasi- situasi ujar
speech situation” 1993:8. Leech melihat pragmatik sebagai bidang kajian dalam linguistik yang mempunyai kaitan dengan semantik. Keterkaitan ini ia
sebut semantisisme, yaitu melihat pragmatik sebagai bagian dari semantik; pragmatisisme, yaitu melihat semantik sebagai bagian dari pragmatik; dan
komplementarisme, atau melihat semantik dan pragmatik sebagai dua bidang yang saling melengkapi. Karya Leech yang paling menonjol di bidang pragmatik adalah
teori prinsip kesantunan politeness principles. Thomas 1995 dalam bukunya yang berjudul Meaning in Interaction: an
Introduction to Pragmatics juga memberikan batasan dalam ilmu pragmatik. Menurut Thomas 1995:22, pragmatik adalah bidang ilmu yang mengkaji makna dalam
interaksi atau meaning in interaction. Pengertian tersebut dengan mengandaikan bahwa pemaknaan merupakan proses dinamis yang melibatkan negoisasi antara
commit to user 18
pembicara dan pendengar serta antara konteks ujaran fisik, sosial, dan linguistik dan makna potensial yang mungkin dari sebuah ujaran.
Thomas 1995:2 membagi pragmatik menjadi dua bagian, yaitu menggunakan sudut pandang sosial dan menggunakan sudut pandang kognitif.
Dengan menggunakan sudut pandang sosial, berarti menghubungkan pragmatik dengan makna pembicara atau speaker meaning. Pragmatik yang menggunakan sudut
pandang kognitif, berarti menghubungkan pragmatik dengan interpretasi ujaran atau utterance interpretation. Pendekatan kognitif sering digunakan oleh para ahli
pragmatik, lebih
terfokus pada
pendengar karena
berkaitan dengan
menginterpretasikan sebuah tuturan. George Yule dalam bukunya yang berjudul Pragmatics edisi terjemahan oleh
Indah Fajar Wahyuni dan Rombe Mustajab menyebutkan beberapa batasan ilmu pragmatik. Menurutnya 2006:3-4 ilmu pragmatik mempunyai empat batasan:
1. Pragmatik adalah studi yang mempelajari tentang maksud penutur.
2. Pragmatik adalah studi yang mempelajari tentang makna kontekstual.
3. Pragmatik adalah studi yang mempelajari tentang bagaimana agar lebih banyak
yang disampaikan daripada yang dituturkan. 4.
Pragmatik adalah studi yang mempelajari tentang ungkapan jarak hubungan. Pragmatik adalah disiplin ilmu bahasa yang mempelajari makna satuan-satuan
lingual atau kebahasaan secara eksternal. Pragmatik mengamati bagaimana satuan- satuan kebahasaan dikomunikasikan. Dalam mengemukakan pendapatnya Wijana
mengarah pada pendapat Parker yang mengemukakan bahwa pragmatik berbeda
commit to user 19
dengan gramatika yang mempelajari struktur bahasa secara internal. Pragmatik adalah kajian tentang bagaimana bahasa digunakan untuk berkomunikasi I Dewa Putu
Wijana, 1996:2. Menurut Asim Gunarwan dalam PELLBA 7, 1994:83-84, pragmatik adalah
bidang linguistik yang mempelajari maksud ujaran, bukan makna kalimat yang diujarkan. Pragmatik mempelajari maksud ujaran atau daya force ujaran. Pragmatik
juga mempelajari fungsi ujaran, yakni untuk apa suatu ujaran itu dibuat atau diujarkan.
Pragmatik mengungkapkan maksud suatu tuturan di dalam peristiwa komunikasi, oleh karena itu analisis pragmatis berupaya menemukan maksud
penutur, baik yang diekspresikan secara tersurat maupun yang diungkapkan secara tersirat di balik tuturan. Maksud tuturan dapat diidentifikasikan dengan
mempertimbangkan komponen situasi tutur yang mencakupi penutur, mitra tutur, tujuan, konteks, tuturan sebagai hasil aktivitas, dan tuturan sebagai tindakan verbal
Rustono, 1999:17. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas maka dapat ditegaskan bahwa
pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan itu digunakan dalam komunikasi.
Pragmatik menyelidiki makna yang terikat pada konteks yang mewadahi dan melatarbelakangi bahasa itu. Jadi dapat dikatakan bahwa hubungan antara bahasa
dengan konteks merupakan dasar dalam pemahaman pragmatik.
commit to user 20
2. Situasi Tutur