commit to user 166
19. Mengungkapkan Rasa Jengkel atau Sebal
Mengungkapkan rasa jengkel adalah mengungkapkan rasa kesal hati atau mendongkol karena kecewa, tidak senang, dsb KBBI, 2005:469. Tindak tutur
‘mengungkapkan rasa jengkel’ adalah tindak tutur yang disampaikan oleh penutur untuk mengungkapkan rasa kesal hati atau mendongkol karena kecewa, tidak
senang, dan sebagainya. Untuk memahami jenis tindak tutur ini dapat diperhatikan pada data 89 berikut.
89 Konteks Tuturan :
Tuturan disampaikan oleh Ana dari Gemolong yang ingin mengungkapkan perasaannya terhadap mobil dinas yang akan
diterima oleh para menteri.
Bentuk Tuturan : Keterlaluan sekali,
mobil dinas Crown Royal Saloon buat para menteri saja, rakyat belum ikhlas, eh ini gaji pejabat mau dinaikkan.
Rakyat tidak ikhlas dobel-dobel.
RKS3 Februari 201025 Tuturan data 89 disampaikan oleh Ana dari Gemolong. Ana ingin
mengungkapkan perasaannya terhadap pemerintah yang akan memberikan mobil dinas kepada para menteri. Ana merasa jengkel terhadap keputusan pemerintah
yang akan memberikan mobil dinas Crown Royal Saloon untuk para menteri. Menurut Ana hal ini sangat keterlaluan. Ana berpendapat rakyat merasa sangat
tidak ikhlas. Belum selesai masalah fasilitas mobil yang akan diberikan kepada para menteri, rakyat sudah dikejutkan oleh rencana pemerintah yang akan
menaikkan gaji para pejabat. Ana sebagai rakyat sangat tidak ikhlas terhadap rencana tersebut. Hal inilah yang membuat Ana merasa jengkel.
Tindak tutur yang disampaikan oleh Ana termasuk ke dalam jenis tindak tutur ekspresif ‘mengungkapkan rasa jengkel’. Tindak tutur ekspresif
commit to user 167
‘mengungkapkan rasa jengkel’ terdapat pada tuturan Ana yang mengatakan
“Keterlaluan sekali” dan tuturan “Rakyat tidak ikhlas dobel-dobel”. Kedua tuturan
tersebut menjadi penanda lingual dari tindak tutur mengungkapkan rasa jengkel. Bentuk tuturan yang termasuk ke dalam tindak tutur ekspresif
‘mengungkapkan rasa jengkel’ dapat pula ditunjukkan pada data 90 berikut.
90 Konteks Tuturan :
Tuturan disampaikan oleh Chris dari Solo yang ingin menanggapi kasus GLA di Karanganyar.
Bentuk Tuturan : Saya kok
gemes banget dengan kasus korupsi GLA Karanganyar.
Beraninya hanya menumbalkan orang yang menjadi bonekanya saja. Bapak-ibu sadar, kalian itu yang pakai uang buat menambah kekayaan
kalian sendiri. Kok ya tega-teganya cuci tangan dan mengorbankan orang lain?
RKS27 Februari 2010152 Tindak tutur pada data 90 disampaikan oleh Chris dari Solo. Chris ingin
menanggapi kasus GLA di Karanganyar. Jenis tindak tutur yang disampaikan oleh Chris termasuk ke dalam tindak tutur ekspresif ‘mengungkapkan rasa jengkel’.
Tindak tutur ekspresif ‘mengungkapkan rasa jengkel’ tampak pada tuturan Chris yang mengatakan “saya kok gemes banget dengan kasus korupsi GLA
Karanganyar”. Tuturan tersebut menjadi penanda lingual dari tindak tutur mengungkapkan rasa jengkel. Melalui tuturan tersebut Chris merasa jengkel
dengan kasus korupsi GLA Karanganyar. Tuturan yang disampaikan oleh Chris terkait dengan kasus korupsi GLA
Griya Lawu Asri di Karangayar. Proyek pembangunan perumahan Griya Lawu Asri dicurigai terdapat korupsi. Korupsi dana dari Kementrian Perumahan Rakyat
tersebut sebesar 15 miliar. Orang yang terlibat dalam kasus korupsi tersebut adalah para petinggi di Karanganyar. Chris merasa jengkel dengan kasus korupsi
commit to user 168
tersebut. Menurut Chris, para petinggi itu hanya berani menumbalkan orang yang menjadi boneka mereka. Chris berharap agar para Bapak-Ibu pejabat tersebut
sadar bahwa merekalah yang memakai uang rakyat untuk menambah kekayaan mereka. Chris merasa jengkel terhadap para pejabat yang cuci tangan dari masalah
dan tega mengorbankan orang lain demi kepentingan pribadi. Bentuk tuturan yang termasuk ke dalam tindak tutur ekspresif
‘mengungkapkan rasa jengkel’ dapat pula ditunjukkan pada data 91 berikut ini.
91 Konteks Tuturan :
Tuturan disampaikan oleh Pino dari Solo yang merasa jengkel terhadap Satpol PP.
Bentuk Tuturan : Satpol PP enggak mutu, menghabiskan anggaran saja.
Bubarkan saja, pasti banyak yang setuju.
RKS19 April 2010392 Tuturan pada data 91 disampaikan oleh Pino dari Solo. Pino merasa
jengkel terhadap tindakan Satpol PP. Tindak tutur yang disampaikan oleh Pino termasuk ke dalam jenis tindak tutur ekspresif ‘mengungkapkan rasa jengkel’.
Tindak tutur ekspresif ‘mengungkapkan rasa jengkel’ terdapat pada tuturan Pino yang mengatakan “Satpol PP enggak mutu, menghabiskan anggaran saja”.
Tuturan tersebut merupakan penanda lingual dari tindak tutur mengungkapkan rasa jengkel. Melalui tuturan tersebut, Pino merasa jengkel dengan mengatakan
bahwa Satpol PP tidak bermutu karena hanya menghabiskan anggaran negara. Tindak tutur yang disampaikan oleh Pino terkait dengan dengan insiden
bentrokan di Koja pada tanggal 14 April 2010. Insiden tersebut terkenal dengan sebutan tragedi Mbah Priok. Bentrokan ini bermula saat para Polisi dan Satpol PP
ingin menggusur lokasi pemakaman Mbah Priok. Aksi ini ditentang oleh
commit to user 169
keturunan Mbah Priok dan masyarakat sekitar, sehingga terjadilah bentrok dan menyebabkan adanya korban. Korban yang meninggal sebanyak 3 orang dan
korban yang mengalami luka ringan hingga luka berat mencapai puluhan orang. Pino merasa jengkel kepada Satpol PP Satuan Polisi Pamong Praja atas kejadian
tersebut. Pino merasa akibat ulah Satpol PP banyak korban berjatuhan. Menurut Pino, Satpol PP seharusnya tidak memukul rakyat secara membabi buta. Pino juga
mengusulkan agar Satpol PP dibubarkan saja. Dia merasa yakin bahwa usul tersebut disetujui oleh sebagian besar masyarakat. Itulah yang menyebabkan Pino
menyampaikan tuturan di atas. Data lain yang menunjukkan tindak tutur ekspresif ‘mengungkapkan rasa
jengkel’ adalah data dengan nomor kode RKS2 Maret 2010177, RKS3 Maret 2010192, RKS10 Maret 2010264, dan RKS18 Maret 2010274.
20. Mengungkapkan Rasa Prihatin