commit to user 15
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
1. Pengertian Belajar-Mengajar
Proses belajar mengajar merupakan interaksi antara peserta didik dan guru dalam rangka pencapaian tujuan belajar. Belajar merupakan proses pertumbuhan
yang dihasilkan oleh perkembangan kondisi stimulus dan respon. Menurut Sudjana, Nana 2004: 28 :
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai akibat hasil
proses belajar ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah
lakunya, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya kreasinya, daya penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada
individu melalui berbagai pengalaman yang diperolehnya. Dari pernyataan tersebut, belajar berarti usaha yang dilakukan oleh
seseorang untuk mengadakan perubahan situasi dalam proses perkembangan kemampuan berpikir dan bernalar dalam dirinya. Untuk mencapai hasil yang
optimal, maka belajar harus dilaksanakan dengan baik. Menurut Nana Sudjana 2004; 29, “Mengajar adalah suatu proses yakni
proses mengatur, mengorganisasi lingkungan dan mendorong peserta didik melakukan proses belajar”. Dengan demikian mengajar adalah suatu kegiatan
yang dilakukan oleh guru dalam menciptakan suatu kegiatan belajar peserta didik untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Disini guru berperan penting sebagai
koordinator dalam kegiatan belajar mengajar. Mengajar merupakan suatu proses yang dilakukan oleh guru untuk mengatur lingkungan belajar yang kondusif agar
15
commit to user 16
terjadi interaksi belajar mengajar yang baik antara peserta didik dengan guru dalam rangka mencapai tujuan belajar secara optimal. Hal ini akan terwujud bila
guru dapat memilih model dan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi, situasi dan kondisi peserta didik.
Beberapa pendapat tentang prinsip-prinsip mengajar antara lain : menurut Slameto 2003: 35, “bahwa prinsip mengajar meliputi 10 prinsip yaitu :
perhatian, aktivitas, apersepsi, peragaan, repetisi, korelasi, konsentrasi, sosialisasi, individualisme dan evaluasi”. Dimana uraiannya sebagai berikut: 1
Perhatian, di dalam mengajar guru harus dapat membangkitkan perhatian peserta didik kepada pelajaran yang akan diberikan oleh guru; 2 Aktivitas, dalam proses
belajar-mengajar guru perlu menimbulkan aktivitas peserta didik dalam berpikir maupun berbuat; 3 Apersepsi, guru dalam mengajar harus dapat
menghubungkan antara materi pelajaran dengan pengetahuan awal yang dimiliki peserta didik, sehingga peserta didik dapat memperoleh hubungan antara
pengetahuan yang telah dimiliki dengan pelajaran yang akan diterima; 4 Peragaan, guru diharapkan saat akan mengajar dapat menunjukkan benda yang
sebenarnya, atau bila kesulitan dapat menggunakan model, gambar atau tiruan; 5 Repetisi, bila guru menjelaskan materi perlu diulang-ulang sehingga
pengertian itu semakin jelas; 6 Konsentrasi, hubungan antara mata pelajaran dapat diperluas sehingga anak dapat memperoleh pengetahuan secara luas dan
mendalam bila pikiran peserta didik terfokus pada materi yang sedang dibahas; 7 Korelasi, hubungan antara setiap mata pelajaran perlu diperhatikan supaya
dapat memperdalam pengetahuan itu sendiri; 8 Sosialisasi, dalam perkembangan
commit to user 17
anak perlu bergaul dengan temannya, dan bekerja dalam kelompok dapat meningkatkan cara berpikir mereka sehingga dapat memecahkan masalah dan
menyimpulkan pengetahuannya sendiri secara berkelompok; 9 Individualisme, peserta didik merupakan makhluk yang masing-masing mempunyai perbedaan,
sehingga guru harus bisa menyesuaikan dengan kemampuannya; 10 Evaluasi, dapat menggambarkan kemajuan peserta didik dan prestasinya serta dapat
digunakan sebagai umpan balik bagi guru itu sendiri. Dengan demikian peran guru dalam kegiatan pembelajaran sangat menentukan berhasil tidaknya proses
pembelajaran. Untuk itu guru harus mempunyai kompetensi seperti yang tertuang dalam kesepuluh prinsip mengajar tersebut.
2. Teori-teori Belajar