Ciri-ciri Fungi Kingdom Fungi Jamur :

commit to user 59 menguraikan organisme yang mati, dan bahan organik lain menjadi unsur kimia vital kembali ke lingkungan hingga dapat diserap oleh tumbuhan. Selain itu fungi juga mempunyai peran dalam pembentukan antibiotik, mengembangkan adonan kue, memfermentasikan bir dan anggur atau bahan makanan lain sehingga memiliki nilai ekonomi dan kandungan gizi yang lebih tinggi.

a. Ciri-ciri Fungi

Fungi dikelompokkan dalam kingdom tersendiri, tetapi sebelumnya fungi dimasukkan dalam kingdom plantae. Fungi adalah eukariota multiseluler, strukturnya yang menyerupai tumbuhan tetapi tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrop, reproduksi dengan spora, dan memperoleh nutrisi dengan cara menyerap atau menguraikan substrat dengan mengeluarkan enzim. Berdasarkan kajian molekuler, fungi dan hewan kemungkinan berasal dari satu nenek moyang yang sama. Cara hidup heterotrof pada fungi dengan mensekresikan enzim hidrolitik ke dalam makanannya. Enzim tersebut akan menguraikan molekul kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana yang dapat diserap oleh fungi. Cara memperoleh nutrien yang absorptif ini menjadikan fungi sebagai pengurai saproba, parasit atau simbion-simbion mutualistik. Fungi saprobik menguraikan bahan organik yang sudah mati, seperti batang pohon yang sudah tumbang, bangkai hewan, atau buangan organisme hidup. Fungi parasitik menyerap zat makanan dari sel-sel inang yang masih hidup. Sebagian besar fungi parasitik bersifat patogen baik pada manusia atau hewan. Fungi mutualistik juga menyerap zat makanan dari sel inang, akan tetapi fungi tersebut membalasnya dengan fungsi commit to user 60 yang menguntungkan bagi inangnya, misalnya membantu inang tumbuhan untuk menyerap mineral dan air dari dalam tanah. Habitat fungi sangat luas, antara lain di darat, air laut dan tawar bahkan di dalam tubuh makhluk hidup lain. Misalnya Lichen, simbiotik antara fungi dan alga, banyak terdapat dimana-mana dan ditemukan dibeberapa tempat yang sangat tidak bersahabat di bumi ini : gurun yang dingin dan kering di Antartika, tundra Alpin, dan Arktik. Fungi simbiotik yang hidup dalam jaringan tumbuhan yang sehat antara lain membentuk mutualisme pengkonsumsi selulosa dengan serangga, semut dan rayap. Struktur tubuh fungi terdiri dari unit-unit yang disebut hifa, yaitu benang halus yang merupakan bagian dari dinding tubuler yang mengelilingi membrane plasma dan sitoplasma. Sitoplasma mengandung organel yang umumnya ditemukan pada eukariota. Hifa membentuk suatu hamparan anyaman yang disebut miselium, yaitu jaringan “makan” dari suatu fungi. Miselia fungi dapat berukuran sangat besar, meskipun meskipun tidak terlihat oleh mata-karena miselia dapat hidup di bawah permukaan tanah. Seperti miselium dari fungi Armillaria ostoyae di Negara Bagian Washington yang dapat menyebar dalam tanah hingga seluas 6.5 km 2 yang berlokasi di tiga county semacam kabupaten. Sebagian besar fungi merupakan organisme multiseluler dengan hifa yang dibagi menjadi sel-sel oleh dinding yang bersilangan atau septa, meskipun ada juga yang uniseluler seperti khamir. Septa umumnya memiliki pori yang cukup besar agar ribosom, mitokondria, dan bahkan nucleus dapat mengalir dari satu sel ke sel lain. Dinding sel fungi berbeda dari dinding sel tumbuhan, pada sebagian besar fungi dinding selnya dari kitin chitin, suatu polisakarida mengandung commit to user 61 nitrogen yang kuat namun fleksibel yang mirip dengan kitin pada kerangka eksternal serangga dan arthropoda. Beberapa fungi yang asepta hifa tidak bersekat dikenal sebagai fungi senositik, yaitu fungi yang terbentuk dari suatu massa sitoplasmik yang kontinu dengan banyak nucleus. Kondisi senositik tersebut adalah hasil pembelahan inti berulang-ulang tanpa pembelahan sitoplasmik. Fungi parasit umumnya memiliki sejumlah hifa yang termodifikasi sebagai haustoria, ujung hifa penyerap makanan yang menembus jaringan inang. Hubungan antara struktur dan fungsi merupakan salah satu tema mendasar dalam biologi. Struktur mirip filamen pada miselium memberikan luas permukaan yang sangat besar, yang sesuai dengan nutrisi absorptif pada fungi : 10 cm 3 tanah organik yang subur dapat mengandung sebanyak 1 km hifa. Jika hifa-hifa ini memiliki diameter 10 µm, maka sekitar 314 cm 2 luas permukaan fungi akan berinteraksi dengan 10 cm 3 tanah itu. Pertumbuhan miselium fungi sangat cepat, tiap hari bertambah sebanyak 1 km. Pertumbuhan yang cepat ini terjadi karena protein dan bahan lain yang disintesis oleh keseluruhan miselium tersebut disalurkan oleh aliran sitoplasmik ke bagian ujung dari hifa yang menjulur. Energi dan sumber daya fungi dihimpun untuk menambah panjang hifa yang tentunya juga menambah luas permukaan absorptifnya. Perpanjangan ujung-ujung hifa ini dapat membantu fungi untuk mencari sumber makanan dan bahkan pasangannya.

b. Reproduksi Fungi

Dokumen yang terkait

Pembelajaran Analisis Kimia Menggunakan Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri Bebas Termodifikasi Ditinjau dari Kreativitas dan Kemampuan Verbal

0 6 19

PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS MASALAH MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI DAN KEMANDIRIAN BELAJAR

1 9 154

PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) DAN METODE INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI (MODIFIED FREE INQUIRY) DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI DAN SIKAP ILMIAH SISWA

0 2 132

Pembelajaran Fisika Berbasis Masalah melalui Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri Bebas Termodifikasi Ditinjau dari Gaya Belajar dan Kreativitas Verbal.

0 0 17

PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI KONSTRUKTIVISME MENGGUNAKAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI DAN SIKAP ILMIAH.

0 0 22

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN SIKAP ILMIAH SISWA.

0 0 19

PEMBELAJARAN IPA DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN BEBAS TERMODIFIKASI DAN EKSPERIMEN TERBIMBING DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA.

0 0 9

Pembelajaran Biologi Melalui Inkuiri Terbimbing Dan Inkuiri Bebas Termodifikasi Ditinjau Dari Keterampilan Proses Sains Dan Kreativitas Siswa | Dwijono | Jurnal Edukasi Matematika dan Sains 686 1237 1 SM

0 0 10

PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENDEKATAN STARTER EKSPERIMEN (PSE) MELALUI INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI DITINJAU DARI KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN KREATIVITAS SISWA | Dwijono | Inkuiri 3792 8385 1 SM

0 0 10

PERBANDINGAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN BEBAS TERMODIFIKASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR

0 0 13