Uji Lanjut Anava Pengujian Hipotesis Anava

commit to user 126 dengan metode inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi dengan motivasi belajar peserta didik. e. Hipotesis Kelima : P-value 0,041 α 0,05 dengan demikian H 0AC ditolak dan H 1AC diterima. Artinya, terdapat interaksi antara pembelajaran kuantum dengan metode inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi dengan ketrampilan proses sains peserta didik. f. Hipotesis Keenam : P-value 0,401 α 0,05 dengan demikian H 0BC diterima dan H 1BC ditolak. Artinya, tidak terdapat interaksi antara motivasi belajar dengan ketrampilan proses sains peserta didik. g. Hipotesis Ketujuh : P-value 0,651 α 0,05 dengan demikian H 0ABC diterima dan H 1ABC ditolak. Artinya, tidak terdapat interaksi antara pembelajaran kuantum dengan metode inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi dengan motivasi belajar dan ketrampilan proses sains, terhadap hasil belajar.

2. Uji Lanjut Anava

Setelah dilakukan uji analisis varians, maka tahap selanjutnya adalah dilakukan uji lanjut anava terhadap hasil pengujian dengan H ditolak. Uji lanjut bertujuan untuk mengetahui perlakuan mana yang lebih berpengaruh. Berdasarkan hasil uji anava, maka hipotesis yang perlu dilakukan uji lanjut adalah H 0AB , dan H 0AC. Karena dalam penelitian ini hanya melibatkan dua kategori, maka uji lanjut yang digunakan adalah grafik dengan bantuan software excell. Uji Scheeff tidak digunakan sebab uji tersebut untuk pengujian data dengan tiga kategori. Hasil uji lanjut untuk motivasi belajar disajikan pada tabel 4.19. berikut, Tabel 4.19. Interaksi Motivasi dengan Metode terhadap Prestasi Belajar commit to user 127 Rerata Prestasi Motivasi Metode Tinggi Rendah IT A 79,38 76,76 IBT B 77,52 70,36 Agar lebih jelas maka digambarkan dalam grafik 4.9. berikut : Gambar 4.9. grafik interaksi antara motivasi dengan metode pembelajaran. Berdasarkan tabel 4.19. dan grafik 4.9. diatas tampak bahwa motivasi belajar tinggi sangat berpengaruh pada prestasi belajar pada metode inkuiri terbimbing yaitu dengan rerata prestasi belajar 79,38, sedangkan motivasi belajar rendah dengan metode inkuiri bebas termodifikasi menunjukkan prestasi belajar yang terendah. Dan bila garis diteruskan akan saling berpotongan disatu titik, hal ini menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara motivasi belajar tinggi-rendah dengan metode pembelajaran. Dengan demikian semakin tinggi motivasi belajar peserta didik bila diajar dengan metode inkuiri terbimbing akan mendapatkan prestasi belajar yang semakin 64 66 68 70 72 74 76 78 80 82 T R METODE A METODE B commit to user 128 baik, sebaliknya bila motivasi belajar peserta didik semakin rendah dan diajar dengan metode inkuiri bebas termodifikasi maka prestasi belajarnya akan semakin rendah. a. Ketrampilan Proses Sains dengan Metode Pembelajaran Hasil uji lanjut untuk Ketrampilan proses sains disajikan pada tabel 4.20. berikut, Tabel 4.20. Interaksi antara KPS dengan Metode Pembelajaran Rerata Prestasi KPS Metode Tinggi Rendah IT A 80,96 72,92 IBT B 75,00 74,87 Agar lebih jelas maka digambarkan dalam grafik 4.10. berikut : Gambar 4.10. Interaksi antara KPS dengan Metode Pembelajaran. Berdasarkan tabel 4.20. tampak perbedaan antara peserta didik dengan ketrampilan proses tinggi dengan metode inkuiri terbimbing menunjukkan rerata prestasi belajar yang tinggi sedangkan peserta didik dengan ketrampilan proses sains tinggi tetapi diajar dengan metode Inkuiri bebas termodifikasi menunjukkan 65 70 75 80 85 T R KPS METODE A METODE B commit to user 129 rerata prestasi belajar yang rendah. Hal ini dapat digambarkan dengan grafik 4.10. diatas yang menunjukkan perpotongan dan menunjukkan adanya interaksi.

D. Pembahasan Hasil Analisis 1. Hipotesis Pertama

Dokumen yang terkait

Pembelajaran Analisis Kimia Menggunakan Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri Bebas Termodifikasi Ditinjau dari Kreativitas dan Kemampuan Verbal

0 6 19

PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS MASALAH MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI DAN KEMANDIRIAN BELAJAR

1 9 154

PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) DAN METODE INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI (MODIFIED FREE INQUIRY) DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI DAN SIKAP ILMIAH SISWA

0 2 132

Pembelajaran Fisika Berbasis Masalah melalui Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri Bebas Termodifikasi Ditinjau dari Gaya Belajar dan Kreativitas Verbal.

0 0 17

PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI KONSTRUKTIVISME MENGGUNAKAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI DAN SIKAP ILMIAH.

0 0 22

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN SIKAP ILMIAH SISWA.

0 0 19

PEMBELAJARAN IPA DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN BEBAS TERMODIFIKASI DAN EKSPERIMEN TERBIMBING DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA.

0 0 9

Pembelajaran Biologi Melalui Inkuiri Terbimbing Dan Inkuiri Bebas Termodifikasi Ditinjau Dari Keterampilan Proses Sains Dan Kreativitas Siswa | Dwijono | Jurnal Edukasi Matematika dan Sains 686 1237 1 SM

0 0 10

PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENDEKATAN STARTER EKSPERIMEN (PSE) MELALUI INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI DITINJAU DARI KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN KREATIVITAS SISWA | Dwijono | Inkuiri 3792 8385 1 SM

0 0 10

PERBANDINGAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN BEBAS TERMODIFIKASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR

0 0 13