commit to user 64
generatif meliputi : a. Zigospora yaitu spora yang dibentuk oleh dua hifa yang kompatibel. Contoh pada Rhizopus; b. Askospora yaitu spora di dalam askus
yang dibentuk oleh dua sel atau dua jenis hifa pada kelompok fungi Ascomycotina; c. Basidiospora merupakan spora yang dibentuk dalam basidium
sebagai penggabungan dari dua jenis hifa pada kelompok fungi Basidiomycotina.
c. Klasifikasi Fungi
Spesies fungi yang telah diketahui ada sekitar 100.000 lebih, bahkan para ahli mikologi memperkirakan terdapat sekitar 1,5 juta spesies fungi yang
menghuni permukaan bumi ini. Fungi diklasifikasikan ke dalam 4 divisi seperti tampak pada gambar 5. Keempat divisi tersebut antara lain : Khitridiomikota,
Zigomikota, Askomikota dan Basidiomikota. Para ahli sistematika mulai mengalami kemajuan yang pesat dalam
pemilahan hubungan filogenetik antara fungi dan eukariota lain. Salah satu penghubung antara fungi dan protista mungkin adalah suatu kelompok organisme
yang disebut khitrid Gambar : 2.2. . Sebagian besar khitrid adalah organisme akuatik, beberapa diantaranya adalah saproba, ada yang parasit dalam tubuh
protista, tumbuhan, dan juga invertebrata akuatik. Hingga saat ini sejumlah ahli sistematika menekankan tidak ada sel-sel berflagel sebagai salah satu kriteria bagi
anggota dari Kingdom Fungi. Dengan kriteria tersebut, khitrid dikeluarkan dari Kingdom Fungi dan dikelompokkan dalam Kingdom Protista mirip jamur dalam
Sistem Lima Kingdom, karena khitrid membentuk spora berflagel tunggal yang disebut zoospore. Akan tetapi dalam dekade belakangan ini, para ahli sistematika
molekuler yang membandingkan urutan protein dan urutan asam nukleat pada
commit to user 65
khitrid dan fungi menemukan bukti kuat untuk menggabungkan kembali keduanya dalam satu cabang monofiletik dari pohon silsilah eukariotik.
Gambar 2.2. : Pohon Filogeni Fungi Sumber : Campbell, Biologi 2 Ciri utama yang mirip dengan fungi lainnya pada khitrid adalah cara
nutrisi yang absorptif dan dinding sel dari khitin, sebagian besar hifa senositik meskipun ada juga yang uniseluler, adanya beberapa enzim utama pada jalur
metabolisme fungi yang tidak dimiliki oleh protista mirip fungi lain jamur lendir dan jamur air. Bukti-bukti tersebut menyebabkan para ahli biologi
mengklasifikasikan khitrid ke dalam divisi Khitridiomikota di dalam Kingdom Fungi, hal ini merupakan penjelasan dari hipotesis bahwa fungi berevolusi dari
protista yang memiliki flagel, suatu cirri yang dipertahankan dalam kingdom fungi hanya oleh khitrid.
Divisi Zigomikota : fungi zigot yang membentuk struktur dikariotik yang resisten selama reproduksi seksual. Para ahli mikologi telah mendiskripsikan
sekitar 600 zigomisetes, atau fungi zigot Akhiran misetes = fungi. Fungi ini sebagian besar hidup di darat, dalam tanah atau pada bagian tumbuhan dan hewan
commit to user 66
yang membusuk. Salah satu kelompok besar yang terpenting adalah mikoriza, yaitu asosiasi mutualistik zigomisetes dengan akar tumbuhan. Hifa zigomisetes
bersifat senositik, dengan spora yang hanya ditemukan di tempat sel reproduksi terbentuk. Salah satu jenis zigomisetes yang umum adalah kapang roti hitam
Rhizopus stolonifer. Hifa horisontalnya menyebar keseluruh makanan, menembus, dan menyerap nutrient, meskipun telah ditambahkan bahan pengawet.
Pada fase aseksual, sporangium-sporangium bulat berwarna hitam berkembang pada ujung hifa yang tegak. Gambar 2.3
Dalam tiap sporangium terdapat ratusan spora haploid yang berkembang dan kemudian tersebar melalui udara. Spora yang jatuh pada makanan yang lembab
akan berkecambah dan tumbuh menjadi miselia baru. Jika kondisi lingkungan semakin memburuk misalnya makanan sudah habis, dan terdapat miselia dari
tipe lain yang berlawanan dengan inti yang secara genetik berbeda, maka Rhizopus akan melakukan reproduksi secara seksual. Zigosporangia yang
terbentuk resisten terhadap pembekuan dan pengeringan, dan secara metabolis
Gambar 2.3. Rhizopus sp. Dengan sporangium Sumber: Biologi Gonzaga. http : Blogspot.com
commit to user 67
tidak aktif. Ketika kondisi lingkungan membaik, zigosporangia melepaskan spora haploid yang secara genetic beragam, yang akan membentuk kolonisasi substrat
baru. Beberapa zigomisetes seperti Pilobolus dapat mengarahkan sporanya ke
arah cahaya matahari dimana banyak rumput-rumputan tumbuh dengan membengkokkan hifanya yang mengandung sporangium. Hal ini bertujuan agar
spora tersebut menempel pada rumput yang kemudian akan dimakan oleh herbivora seperti sapi. Dengan demikian siklus hidup secara aseksual akan
berlangsung dan selesai ketika herbivore tersebut menebarkan spora dalam fesesnya. Pilobolus hidup dengan menguraikan kotoran hewan.
Divisi Askomikota : fungi kantung yang menghasilkan spora seksual dalam aski yang mirip kantung. Para ahli telah mendiskripsikan lebih dari 60.000 spesies
askomisetes atau fungi kantung sac fungi. Fungi ini memiliki habitat yang sangat luas antara lain darat, air tawar dan laut. Ukuran fungi ini bervariasi mulai
dari yang uniseluler seperti khamir hingga fungi kecil berbintik daun sampai yang berbentuk mangkuk rumit. Askomisetes ada yang pathogen pada tumbuhan,
saproba bagi tumbuhan, bersimbiosis dengan alga membentuk Lichen, dan ada yang membentuk mikorhiza. Sebagian lainnya hidup pada permukaan mesofil
daun dan melindungi jaringan tumbuhan dari serangan serangga, dengan cara mengeluarkan senyawa yang beracun.
Ciri yang mengelompokkannya dalam askomycota adalah adanya spora seksual yang dihasilkan dalam aski askus =tunggal yang mirip kantung. Fungi kantung
commit to user 68
memiliki tahapan seksual dalam badan buah makroskopik yang disebut askokarpus. Askomisetes bereproduksi aseksual dengan menghasilkan spora
aseksual dalam jumlah besar, yang juga disebarkan oleh angin. Spora aseksual ini dihasilkan oleh ujung hifa dalam bentuk rantai panjang atau dalam kelompok.
Spora tersebut tidak terbentuk dalam sporangia seperti pada Zigomikota. Spora terbuka seperti ini disebut konidia, dari bahasa Yunani yang berarti “debu”.
Seperti tampak pada gambar 2.4.
Gambar 2.4. Konidiospora pada Ascomikota Sumber : Biologi Gonzaga http : Blogspot.com
Dibandingkan dengan zigomisetes, askomisetes memiliki tahapan dikariotik yang lebih panjang, yang dihubungkan dengan pembentukan askokarpus. Plasmogami
akan menjadi hifa dikariotik, dan sel-sel pada ujung hifa menjadi aski. Di dalam aski, kariogami akan menggabungkan kedua genom induk, dan kemudian
membelah meiosis membentuk askospora yang secara genetic beragam. Masing- Konidispora
commit to user 69
masing aski akan menghasilkan 8 askospora dalam barisan yang berurutan. Kedelapan askospora tersebut terbentuk dari sebuah zigot tunggal. Perbedaan
genetic antara miselia yang ditumbuhkan dari askospora yang diambil dari satu askus memperlihatkan pindah silang dan pasangan kromosom secara independen
selama pembelahan meiosis.
Divisi Basidiomikota : Fungi gada yang memiliki miselia dikariotik berumur panjang dan suatu tahapan diploid sementara. Sekitar 25.000 fungi yang
meliputi cendawan, fungi rak, puffball, dan rust dikelompokkan ke dalam divisi ini. Nama itu berasal dari basidium Latin =”alas kecil”, yaitu suatu tahapan
diploid sementara dalam siklus hidupnya. Bentuk basidium yang mirip gada juga menyebabkan fungi tersebut dikenal sebagai fungi gada club fungi. Basiomisetes
meliputi pengurai kayu, bersimbiosis mutualistis membentuk mikorhiza, dan ada yang parasit pada tumbuhan. Diantara semua fungi, basidiomisetes saprobik
adalah yang paling baik dalam menguraikan polimer lignin yang kompleks, suatu komponen kayu yang sangat berlimpah. Banyak diantara fungi ini menjadi parasit
pada kayu pohon yang lemah atau rusak dan menguraikan kayu tersebut. Dua kelompok basidiomisetes, rust dan smut, merupakan parasit pada tumbuhan yang
sangat merusak. Contoh basidiokarpus antara lain jamur merang, jamur kuping dan
cendawan. Tudung cendawan menyokong dan melindungi permukaan basidia yang sangat luas. Cendawan tersebut dapat melepaskan milyaran basidiospora
yang jatuh di bawah tudung dan tertiup angin. Stinkhorn adalah basidiomisetes yang menghasilkan basidiospora dalam suatu kumpulan lender dan berbau busuk
commit to user 70
pada permukaan atas basidiokarpus, yang mirip dengan daging. Hal ini dapat mengundang lalat dan serangga pemakan bangkai yang dapat membantu
penyebaran sporanya yang lengket. Cara hidup tertentu yang melibatkan spesialisasi morfologis dan ekologis
telah berkembang secara independen pada fungi zigot, fungi kantung, dan fungi gada. Gaya hidup yang beragam itu memungkinkan fungi tersebut memanfaatkan
habitat yang tidak umum. Kemampuan fungi ini dimanfaatkan manusia untuk berbagai tujuan komersial. Kapang mold adalah fungi yang tumbuh cepat dan
bereproduksi secara aseksual. Fungi ini hidup sebagai saproba atau parasit pada berbagai jenis substrat, contohnya Rhizopus kapang roti. Pada tahap awal
kehidupannya kapang istilah pada tahap aseksual menghasilkan spora aseksual, kemudian dilanjutkan dengan reproduksi seksual menghasilkan zigosporangia,
askokarpus, atau basidiokarpus. Ada kapang yang tidak dapat dikelompokkan sebagai zigomisetes,
askomisetes atau basidiomisetes, karena mereka tidak memiliki tahapan seksual yang diketahui. Kapang tersebut dikelompokkan sebagai Deuteromisetes, atau
fungi tak sempurna dari penggunaan botanical istilah tak sempurna untuk mengacu pada tahapan seksual siklus hidup. Fungi tak sempurna bereproduksi
aseksual dengan menghasilkan spora. Contoh lain fungi tak sempurna adalah fungi pemangsa yang hidup di tanah dengan menjerat, membunuh, dan memakan
protista serta hewan-hewan kecil seperti cacing gilig atau nematoda. Hal ini dilakukan fungi sebagai sumber nitrogen tambahan yang sedikit terdapat pada
kayu yang sedang diurai.
commit to user 71
d. Peran Fungi