Uji Taraf Kesukaran Daya Pembeda

commit to user 102 Koefisien Alpha. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung Koefisien Alpha adalah : R ∑σ i 2 α = 1 - R – 1 σ x 2 Keterangan : R = jumlah butir soal σ i 2 = varian butir soal σ x 2 = varian skor total Varian butir soal diperoleh dengan rumus: σ x 2 = P i q i Keterangan : P i adalah tingkat kesukaran soal dan q i adalah 1 - P i Berdasarkan hasil uji reliabilitas tes hasil belajar dan angket motivasi belajar dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut : Tabel 3.6. Rangkuman hasil uji reliabilitas instrumen penilaian kognitif dan angket motivasi belajar. Jenis Instrumen Jumlah soal Reliabilitas Kriteria Prestasi Belajar 40 0,942 Reliabel Angket Motivasi Belajar 40 0,894 Reliabel Adapun hasil uji validitas dan reliabilitas instrumen penilaian kognitif dan angket motivasi belajar yang lebih rinci dapat dilihat pada lampiran 15 dan lampiran 16.

3. Uji Taraf Kesukaran

Suatu tes hasil belajar yang baik memiliki proporsi butir soal yang tingkat kesukarannya seimbang, artinya berdistribusi normal. Salah satu ciri butir soal yang baik adalah soal tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah untuk kelompok tertentu yang akan dites. Taraf kesukaran suatu item dinyatakan dalam suatu commit to user 103 bilangan indeks yang disebut indeks kesukaran IK, yaitu bilangan yang merupakan hasil perbandingan antara jawaban benar yang diperoleh dengan jawaban benar yang seharusnya diperoleh dari suatu item. Makin tinggi prosentase peserta didik yang menjawab benar pada suatu butir soal, maka makin mudah soal tersebut, atau sebaliknya. Indeks kesukaran diujikan pada instrumen tes hasil belajar. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : B N IK = N Keterangan : IK = Indeks Kesukaran. N = Jumlah seluruh peserta didik B N = Jumlah peserta didik pengikut yang menjawab benar. Klasifikasi taraf kesukaran dapat dilihat pada tabel 3.7. Tabel 3.7 Klasifikasi Taraf Kesukaran IK Kategori 0 – 20 Sangat Sukar SS 21- 40 Sukar S 41- 70 Sedang Sd 71- 90 Mudah Md 91 – 100 Sangat Mudah SM Hasil uji taraf kesukaran tes hasil belajar dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut : . Tabel 3.8. Rangkuman Indeks Kesukaran Soal Instrumen Penilaian Kognitif. Jumlah Soal Taraf Kesukaran Soal Sukar Sedang Mudah 40 8 1, 4, 7, 9, 13, 16, 20, 23, 35 26 2, 3, 11, 12, 14, 15, 17, 19, 21, 25, 27, 28, 29, 30, 31, 34, 35, 36, 37 6 5, 6, 10, 17, 18, 19 commit to user 104 Tabel lebih rinci dapat dilihat di lampiran 15.

5. Daya Pembeda

Butir soal dikatakan baik selain memenuhi kriteria di atas adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara peserta didik yang kelompok atas dengan kelompok bawah dalam kaitannya dengan butir-butir soal lainnya yang terdapat pada tes yang bersangkutan. Untuk menghitung bilangan daya pembeda suatu item digunakan rumus sebagai berikut : B A B B DP = - N A N B Keterangan : DP = Daya Pembeda B A = Jumlah jawaban benar kelompok atas B B = Jumlah jawaban benar kelompok bawah N A = Jumlah pengikut peserta didik kelompok atas N B = Jumlah pengikut peserta didik kelompok bawah Adapun klasifikasi daya pembeda seperti pada tabel 3.9. di bawah ini. Tabel 3.9. Interpretasi Daya Pembeda DP Kualifikasi Negatif - 0,19 Sangat Kurang Membedakan SKM 0,20 – 0,39 Kurang Membedakan KM 0,40 – 0,59 Cukup Membedakan CM 0,60 – 0,79 Membedakan M 0,80 – 1,00 Sangat Membedakan SM commit to user 105 Hasil uji daya beda soal instrumen penilaian kognitif yang dilakukan terangkum dalam tabel 3.10. Tabel 3.10. Rangkuman Hasil Uji Daya Beda Instrumen Penilaian Kognitif. Jumlah Soal Kriteria SKM KM CM M 40 5 17, 19, 24, 29, 30 Tidak dipakai 5 5, 11, 26, 35, 36 Tidak dipakai 17 2, 3, 6, 9, 10, 12, 14, 18, 22, 25, 27, 28, 32, 33, 34, 39, 40 Dipakai 13 1, 4, 7, 8, 13, 15, 16, 20, 21, 23, 31, 37, 38 Dipakai Tabel lebih rinci dapat dilihat pada lampiran 15.

I. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis

Dokumen yang terkait

Pembelajaran Analisis Kimia Menggunakan Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri Bebas Termodifikasi Ditinjau dari Kreativitas dan Kemampuan Verbal

0 6 19

PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS MASALAH MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI DAN KEMANDIRIAN BELAJAR

1 9 154

PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) DAN METODE INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI (MODIFIED FREE INQUIRY) DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI DAN SIKAP ILMIAH SISWA

0 2 132

Pembelajaran Fisika Berbasis Masalah melalui Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri Bebas Termodifikasi Ditinjau dari Gaya Belajar dan Kreativitas Verbal.

0 0 17

PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI KONSTRUKTIVISME MENGGUNAKAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI DAN SIKAP ILMIAH.

0 0 22

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN SIKAP ILMIAH SISWA.

0 0 19

PEMBELAJARAN IPA DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN BEBAS TERMODIFIKASI DAN EKSPERIMEN TERBIMBING DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA.

0 0 9

Pembelajaran Biologi Melalui Inkuiri Terbimbing Dan Inkuiri Bebas Termodifikasi Ditinjau Dari Keterampilan Proses Sains Dan Kreativitas Siswa | Dwijono | Jurnal Edukasi Matematika dan Sains 686 1237 1 SM

0 0 10

PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENDEKATAN STARTER EKSPERIMEN (PSE) MELALUI INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI DITINJAU DARI KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN KREATIVITAS SISWA | Dwijono | Inkuiri 3792 8385 1 SM

0 0 10

PERBANDINGAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN BEBAS TERMODIFIKASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR

0 0 13