commit to user 35
dan mengevaluasi
proses pemecahan
masalah hasil temuan mereka serta
diberi kesempatan mengajukan pertanyaan yang
lebih efektif dan produktif. diberi kesempatan
mengajukan pertanyaan yang lebih efektif dan produktif.
Ada beberapa keunggulan dari metode inkuiri dalam kegiatan belajar- mengajar antara lain: 1 peserta didik belajar bagaimana belajar learn how to
learn; 2 belajar menghargai dirinya sendiri; 3 memotivasi diri dan lebih mudah mentransfer; 4 memperkecil atau menghindari hafalan; 5 peserta didik lebih
bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri. Sedangkan kekurangan metode inkuiri antara lain: 1 lebih tergantung pada petunjuk bimbingan Guru; 2 butuh
penguasaan konsep lebih yang terkait dengan materi. Menurut Roestiyah 2002 : 20-21 dalam artikel yang dimuat dalam http:
resolusirijal.blogspot.com201104pembelajaran-discovery-inquiry.html Model pembelajaran discovery-inquiry memiliki kelebihan dan kekurangan:
Kelebihan model pembelajaran inquiry yaitu: a. Mampu mengembangkan
penguasaan ketrampilan untuk berkembang dan maju dengan menggunakan potensi yang ada pada diri peserta didik itu sendiri; b.
Mampu memberikan motivasi belajar, memperkuat, dan menambah kepercayaan pada diri peserta didik
dengan proses menemukan sendiri. Sedangkan kekurangan dari model pembelajaran inquiry yaitu: a.
Peserta didik harus ada kesiapan, kemampuan, dan keberanian untuk mengetahui
keadaan sekitarnya dengan lebih baik; b. Bila kelas terlalu besar, maka bentuk
ini akan kurang berhasil.
6. Ketrampilan Proses Sains
Kurikulum 1984 Sekolah Dasar maupun Sekolah Menengah, pada
commit to user 36
lampiran dan dalam bab pokok – pokok pelaksanaan kurikulum tersurat bahwa proses belajar mengajar dilaksanakan dengan pendekatan ketrampilan proses.
Begitu juga kurikulum 1994 Pendidikan Dasar dan Sekolah Menengah Atas menekankan penggunaan pendekatan ketrampilan proses dalam pengajaran IPA.
Dengan demikian, jelas bahwa aspek proses dituntut dalam pembelajaran IPA. Sudah sewajarnya apabila ketrampilan proses menjadi bagian yang tak
terpisahkan milik Guru IPA pada jenjang pendidikan manapun. Aspek produk dan proses yang terdapat dalam kurikulum 2006 tampak
terinci dan lebih jelas. Hal itu dimaksudkan agar para guru sebagai pelaksana di lapangan dapat lebih memahami dan menerjemahkannya ke dalam rencana atau
persiapan mengajar mereka. Garis besar dan ringkasan perbandingan aspek produk dan proses kurikulum 1984 hingga kurikulum KTSP dapat dilihat pada
tabel 2.3.
Tabel 2.3. Perbandingan kurikulum 1984, 1994 dan KTSP untuk IPA
GBPP ASPEK
Kurikulum 1984 Kurikulum 1994
Kurikulum 2006KTSP
Konsep dan Proses
Terdapat dalam satu tujuan
kurikuler Terdapat dalam satu
tujuan kurikuler dan setiap TPU
Terdapat dalam Standar Kompetensi
Konsep Lebel konsep
berupa pokok- pokok bahasan
Terjabar berupa ”working definition”
Terjabar dalam Kompetensi Dasar
Proses Ketrampilan
proses KP sebagai
penjabaran metode ilmiah
KP tercermin dalam bulatan alternative
pembelajaran sebagai contoh
KP dijabarkan dalam indicator
Pendekatan Konsep, ketrampilan
Konsep, PKP, lingkungan, STM,
Konsep, PKP, lingkungan, STM,
commit to user 37
proses PKP, lingkungan,
terpadu PKG Penemuan
Penemuan
Keterangan : hasil analisis dan rangkuman Nuryani Rustaman, 2000 Namun kenyataanya yang terjadi di lapangan, masih banyak guru yang
belum melaksanakannya. Ketrampilan proses baru dikenal secara harfiah, belum dikuasai oleh para calon guru, guru maupun dosen LPTK. Hal itu diduga karena
adanya pendapat bahwa dengan menguasai konsep –konsep IPA, segalanya menjadi beres. Ketrampilan proses tidak dirasa perlu untuk dikembangkan dalam
pembelajaran IPA dilapangan. Soal – soal EBTANAS UAN hampir tidak pernah memunculkan soal – soal yang mengukur ketrampilan proses.
Pendekatan ketrampilan proses dapat diartikan sebagai wawasan atau
anutan pengembangan
ketrampilan-ketrampilan intelektual,
sosial, dan fisik yang bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang
prinsipnya telah ada dalam diri peserta didik. Pendekatan ketrampilan proses sains lebih menekankan pada pembentukan ketrampilan untuk
memperoleh pengetahuan dan mengkomunikasikan hasilnya. Menurut
Dimyati dan
Mujiono 2002;138
dalam Singgih
Trihastuti 2008: makalah, yang diambil dari pendapat Funk 1985, bahwa : 1. Pendekatan ketrampilan proses dapat mengembangkan hakekat
ilmu pengetahuan
peserta didik.
Peserta didik
terdorong untuk
memperoleh ilmu pengetahuan dengan baik karena lebih memahami fakta dan konsep ilmu pengetahuan; 2. Pembelajaran melalui ketrampilan
proses akan memberi kesempatan pada peserta didik untuk bekerja dengan
ilmu pengetahuan,
tidak hanya
menceritakan dan
atau
commit to user 38
mendengarkan sejarah ilmu pengetahuan; 3. Ketrampilan proses dapat digunakan oleh peserta didik untuk belajar proses dan sekaligus produk
dari ilmu pengetahuan. Dari uaraian diatas nampak bahwa dengan penerapan ketrampilan proses menuntut adanya keterlibatan fisik dan
mental intelektual peserta didik. Disamping itu juga mengembangkan sikap-sikap ilmiah dan kemampuan peserta didik untuk menemukan dan
mengembangkan fakta, konsep, dan prinsip ilmu atau pengetahuan. Hal senada juga diungkapkan oleh Uzer Usman 1995:42 dalam Singgih
Trihastuti 2008: makalah, bahwa pendekatan ketrampilan proses sains merupakan pendekatan pembelajaran yang mengarah pada pengembangan
kemampuan mental, fisik, dan sosial sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri peserta didik.
Ada beberapa
alasan yang
melandasi perlunya
diterapkan pendekatan
ketrampilan proses
sains dalam
kehidupan sehari-hari.
Alasan pertama, perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung semakin cepat sehingga tidak mungkin guru mengajarkan semua fakta dan konsep
kepada peserta didik. Kedua, para ahli psikologi umumnya sependapat bahwa anak-anak mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan
abstrak jika disertai dengan contoh-contoh konkret, wajar sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi, dengan mempraktekkan sendiri upaya
penemuan konsep melalui perlakuan fisik, pengamatan benda-benda yang benar-benar nyata. Ketiga, penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat
mutlak benar, penemuan bersifat relatif. Keempat, dalam proses belajar
commit to user 39
mengajar seharusnya
pengembangan konsep
tidak lepas
dari pengembangan sikap dan nilai dalam diri peserta didik. Konsep di satu
pihak serta sikap dilain pihak harus saling terkait. Ketrampilan proses melibatkan beberapa ketrampilan seperti kognitif atau
intelektual, manual dan proses sosial. Ketrampilan kognitif atau intelektual terlihat karena dengan melakukan ketrampilan proses siswa menggunakan pikirannya.
Ketrampilan manual jelas terlihat dalam ketrampilan proses karena mereka melibatkan penggunaan alat dan bahan pengukuran, penyusunan atau perakitan
alat. Dengan ketrampilan sosial dimaksudkan bahwa mereka berinteraksi dengan sesamanya dalam melaksanakan kegiatan belajar misalnya mendiskusikan hasil
pengamatan. Menurut Nuryani Y. Rustaman ___: 95, SAPA Science A Process
Approach, pendekatan ketrampilan sains KPS merupakan pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada IPA. Namun dalam tujuan dan
pelaksanaannya terdapat perbedaan proses dalam membentuk konsep. Selain itu SAPA menuntut pengembangan pendekatan proses secara utuh yaitu metode
ilmiah dalam setiap pelaksanaannya , sedangkan jenis-jenis ketrampilan proses dalam pendekatan KPS dapat dikembangkan secara terpisah – pisah bergantung
metode yang
digunakan. Umumnya
dalam mendemonstrasikan
dapat dikembangkan ketrampilan proses tertentu observasi, interpretasi, komunikasi,
dan aplikasi konsep. Dengan demikian dalam penilaian KPS tidak selalu semua aspek menjadi subjek penilaian sehingga dapat dikembangkan pendekatan KPS
yang sesuai dengan materi atau topik pembelajaran.
commit to user 40
Ketrampilan proses terdiri atas sejumlah ketrampilan yang satu sama lain sebenarnya tak dapat dipisahkan, namun ada penekanan khusus dalam masing –
masing ketrampilan proses tersebut. 1 Melakukan pengamatan observasi;
Menggunakan indera penglihatan, pembau, pendengaran, pengecap, dan peraba
pada waktu mengamati ciri-ciri semut, capung, kupu-kupu, dan hewan lain yang termasuk serangga merupakan kegiatan yang sangat dituntut dalam belajar IPA.
Menggunakan fakta yang relevan dan memadai dari hasil pengamatan juga
termasuk ketrampilan proses mengamati. 2 Menafsirkan pengamatan
interpretasi; Mencatat setiap hasil pengamatan tentang fermentasi secara terpisah antara hasil utama dan hasil sampingan termasuk menafsirkan atau
interpretasi. Menghubung-hubungkan hasil pengamatan tentang bentuk alat gerak
dengan habitatnya menunjukkan bahwa siswa melakukan interpretasi. Begitu pula
jika siswa menemukan pola atau keteraturan dari satu seri pengamatan tentang
jenis-jenis makanan berbagai burung, misalnya semua bergizi tinggi, dan menyimpulkan
bahwa makanan
bergizi diperlukan
oleh burung.
3 Mengelompokkan Klasifikasi; Penggolongan makhluk hidup dilakukan setelah
siswa mengenali ciri-cirinya. Dengan demikian dalam proses pengelompokan tercakup beberapa kegiatan seperti mencari perbedaan, membandingkan ciri-ciri,
mencari kesamaan. 4 Meramalkan prediksi; Ketrampilan meramalkan atau
prediksi mencakup ketrampilan mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang
belum terjadi berdasarkan suatu kecenderungan atau pola yang sudah ada.
Memperkirakan bahwa besok matahari akan terbit dari timur merupakan contoh
prediksi. 5 Berkomunikasi; Membaca grafik, tabel dan diagram dari hasil
commit to user 41
percobaan tentang faktor –faktor yang mempengaruhi pertumbuhan atau pernapasan termasuk berkomunikasi dalam pembelajaran IPA. Menggambarkan
data empiris dengan grafik, tabel, atau diagram juga termasuk berkomunikasi.
Selain itu termasuk kedalam berkomunikasi juga adalah menjelaskan hasil
percobaan misalnya mempertelakan atau memberikan tahap-tahap perkembangan
daun termasuk menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis dan jelas.
6 Berhipotesis; Hipotesis menyatakan hubungan anatara dua variable atau
mengajukan perkiraan penyebab sesuatu terjadi. Dengan berhipotesis diungkapkan cara melakukan pemecahan masalah, karena dalam rumusan
hipotesis biasanya terkandung cara untuk mengujinya. 7 Merencanakan percobaan atau penyelidikan; Beberapa kegiatan menggunakan pikiran termasuk
kedalam ketrampilan proses merencanakan penyelidikan. Apabila dalam lembaran kegiatan siswa tidak dituliskan alat dan bahan secara khusus, tetapi tersirat dalam
masalah yang dikemukakan, berarti siswa diminta merencanakan dengan cara menentukan alat dan bahan untuk penyelidikan tersebut. Menentukan variable
atau peubah yang terlibat dalam suatu percobaan tentang pengaruh pupuk terhadap laju pertumbuhan tanaman termasuk kegiatan merancang penyelidikan.
Selanjutnya menentukan variable control dan variable bebas, menentukan apa yang diamati, diukur atau ditulis, serta menentukan cara dan langkah kerja juga
termasuk merencanakan penyelidikan. 8 Menerapkan konsep atau prinsip; Apabila seorang siswa mampu menjelaskan peristiwa baru misal banjir dengan
menggunakan konsep yang telah dimiliki erosi dan pengangkutan air, berarti ia menerapkan prinsip yang telah dipelajarinya. Begitu pula apabila siswa
commit to user 42
menerapkan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru. 9 Mengajukan pertanyaan; Pertanyaan yang diajukan dapat meminta penjelasan tentang apa,
mengapa, bagaimana atau menanyakan latar belakang hipotesis. Pertanyaan dapat menunjukkan bahwa siswa ingin mengetahui, berfikir, menggunakan pemikiran
untuk menguji atau memeriksanya. Dengan demikian jelaslah bahwa bertanya tidak sekedar bertanya tetapi melibatkan pemikiran.
Ketrampilan intelektual dan ketrampilan fisik diperlukan ketika peserta didik berupaya untuk menerapkan gagasan mereka pada situasi baru. Ternyata hal
ini perlu didukung oleh guru, atau guru berperan dalam mengembangkan ketrampilan proses peserta didik. Dalam mengembangkan ketrampilan proses
peran guru dapat dibahas secara umum, maupun secara khusus. Secara umum peran guru terutama berkaitan dengan pengalaman mereka membantu peserta
didik mengembangkan ketrampilan proses sains. Menurut Harlen 1992 dalam artikel Singgih Tri H. sedikitnya terdapat lima aspek yang perlu diperhatikan oleh
guru dalam berperan mengembangkan ketrampilan proses. Pertama, memberikan kesempatan untuk menggunakan keterampilan proses dalam melakukan eksplorasi
materi dan fenomena. Pengalaman langsung tersebut memungkinkan peserta didik untuk menggunakan alat – alat inderanya dalam mengumpulkan informasi atau
bukti – bukti untuk kemudian ditindak lanjuti dengan pengajuan pertanyaan, merumuskan hipotesis berdasarkan gagasan yang ada. Kedua, memberi
kesempatan untuk berdiskusi dalam kelompok – kelompok kecil dan juga diskusi kelas. Tugas-tugas dirancang agar mereka berbagi gagasan, menyimak teman lain,
menjelaskan dan mempertahankan gagasannya, sehingga mereka belajar berfikir
commit to user 43
reflektif tentang hal-hal yang sudah dilakukannya, menghubungkan gagasan dengan bukti dan pertimbangan orang lain untuk memperkaya pendekatan yang
mereka rencanakan. Berbicara dan menyimak untuk menyiapkan dasar berfikir untuk bertindak.
Ketiga, mendengarkan pembicaraan peserta didik dan mempelajari produk mereka untuk menemukan proses yang diperlukan untuk membentuk
gagasan mereka. Keempat, mendorong peserta didik mengulas review secara kritis tentang bagaimana kegiatan mereka telah dilakukan. Selama dan setelah
menyelesaikan percobaan, mereka seyogianya mendiskusikan bagian – bagian atau keseluruhan penyelidikan. Mereka juga hendaknya didorong untuk
mempertimbangkan cara-cara alternative untuk meningkatkan kegiatan mereka. Hal ini memungkinkan mereka untuk mengenali ketrampilan-ketrampilan yang
perlu ditingkatkan. Kelima, memberikan teknik atau strategi untuk meningkatkan ketrampilan khususnya ketepatan dalam observasi dan pengukuran misalnya, atau
teknik-teknik yang perlu rinci dikembangkan dalam berkomunikasi. Begitu pula dalam penggunaan alat, karena mengetahui bagaimana cara menggunakan alat
tidak sama dengan menggunakannya. Menggunakan teknik secara tepat berarti memerlukan pengetahuan bagaimana cara bertanya yang baik.
Sedangkan peran guru secara khusus dilakukan bila seorang guru akan mengembangkan ketrampilan proses tertentu, hendaknya dia memperhatikan
syarat-syarat tertentu dan menyiapkan kondisi yang diperlukan untuk itu. Sebagai contoh, membantu menggunakan ketrampilan observasi. Kesempatan untuk
menggunakan alat- alat indera untuk memperoleh fakta dari obyek atau fenomena
commit to user 44
dijajagi. Sangatlah baik apabila menggunakan obyek untuk memulai topik baru beberapa saat sebelumya untuk meningkatkan minat peserta didik. Selanjutnya
dapat ditampilkan contoh-contoh lainya agar peserta didik, dapat menangkap esensi dari sejumlah objek yang ditampilkan. Memang untuk mengembangkan
ketrampilan observasi diperlukan waktu lebih banyak dari pada ketrampilan proses lainya.
Namun tidak semua observasi perlu dilakukan didalam kelas. Persiapan yang direncanakan dengan baik untuk melakukan ekspedisi observasi diluar
kelas, diluar jam pelajaran juga memungkinkan kegiatan yang kaya dengan observasi. Memberikan lembar pengamatan yang sudah dirancang dengan
mempertimbangkan aspek – aspek penting yang harus diamati sangat membantu guru dan peserta didik untuk mengungkap hasil pengamatan mereka.
Ketrampilan klasifikasi merupakan ketrampilan “beyond observation”. Seperti dalam mempersiapkan ketrampilan observasi, guru juga perlu
menyiapkan beragam objek yang perlu diobservasi sebagai persiapan, mengembangkan ketrampilan klasifikasi. Berdasarkan hasil observasi, ditentukan
ciri tertentu yang diamati yang akan digunakan sebagai dasar klasifikasi. Setelah itu barulah dilakukan pemilahan anggota objek yang memiliki ciri tersebut dan
tidak. Untuk itu perlu disiapkan format lembar kerja yang berisi aspek-aspek tersebut ciri yang teramati, ya, tidak dalam bentuk matriks.
Dari uraian
diatas dapat
disimpulkan bahwa
pendekatan ketrampilan proses adalah suatu pendekatan atau cara yang melibatkan
peserta didik dalam kegiatan-kegiatan penyusunan atau penemuan konsep
commit to user 45
secara mandiri. Pendekatan ketrampilan proses ini bertolak dari suatu pandangan bahwa setiap peserta didik memiliki potensi yang berbeda dan
dalam situasi yang tepat mereka dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Pendekatan ketrampilan proses sains juga merupakan pendekatan
pembelajaran yang sesuai dengan hakikat mata pelajaran biologi, yang mengutamakan keaktifan peserta didik untuk menemukan membangun
konsep-konsep biologi
dengan menghubungkan
pengalaman yang
diperoleh dan dimiliki dalam kehidupan sehari-hari.
7. Motivasi Belajar