Motivasi Belajar Landasan Teori

commit to user 45 secara mandiri. Pendekatan ketrampilan proses ini bertolak dari suatu pandangan bahwa setiap peserta didik memiliki potensi yang berbeda dan dalam situasi yang tepat mereka dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Pendekatan ketrampilan proses sains juga merupakan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan hakikat mata pelajaran biologi, yang mengutamakan keaktifan peserta didik untuk menemukan membangun konsep-konsep biologi dengan menghubungkan pengalaman yang diperoleh dan dimiliki dalam kehidupan sehari-hari.

7. Motivasi Belajar

Menurut Asra 2008:236: ”motivasi didefinisikan sebagai dorongan yang yang muncul dari dalam diri sendiri untuk bertingkah laku”. Jadi motivasi adalah sesuatu yang ada di dalam tubuh organisme yang dapat membangkitkan, mengelola, mempertahankan dan menyalurkan tingkah laku menuju suatu sasaran. Sedangkan menurut Luthans 2002:161 dalam Arko Pujadi 2007:420 disebutkan bahwa : “motivation is a process that starts with a pshycological deficiency or need a drive that is aimed at a goal or incentive.” Dorongan incentive itu pada umumnya diarahkan untuk mencapai sesuatu tujuan. Dorongan dapat dikaitkan dengan prestasi atau keberhasilan, sehingga dikenal motif berprestasi achievement motive. Hal ini berarti bahwa keinginan untuk mencapai keberhasilan merupakan pendorong untuk bertingkah laku atau melakukan suatu kegiatan. Motivasi dapat membangkitkan semangat yang luar biasa terhadap seseorang untuk belajar hingga dapat mencapai apa yang dicita- citakan. commit to user 46 Motivasi penting dalam menentukan seberapa banyak peserta didik akan belajar dari suatu kegiatan pembelajaran atau seberapa banyak menyerap informasi yang disajikan kepada mereka. Peserta didik yang termotivasi untuk belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga peserta didik itu akan menyerap dan mengendapkan materi itu dengan lebih baik. Eysenck dan kawan-kawan seperti dikutip oleh Slameto 1995: 170 memberi batasan tentang motivasi adalah: ”suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan, intensitas, konsistensi serta arah umum tingkah laku manusia, hal ini merupakan konsep yang rumit yang berkaitan dengan konsep-konsep lain seperti minat, konsep diri, sikap dan sebagainya”. Peserta didik yang tampaknya tidak termotivasi mungkin pada kenyataannya cukup termotivasi tetapi tidak dalam hal-hal yang diharapkan guru. Mungkin peserta didik cukup termotivasi untuk berprestasi di sekolah, akan tetapi pada saat-saat yang sama ada kekuatan lain yang menyebabkan menjadi tidak termotivasi, misalnya teman-teman yang mendorongnya untuk tidak berprestasi di sekolah. Motivasi penentu perilaku, guru memiliki peran yang sangat penting dalam mengarahkan perkembangan peserta didik ke arah tujuan yang bermanfaat. Motivasi dapat dikatakan sebagai kecenderungan ke arah jenis perilaku tertentu yang berkembang pada diri individu sebagai akibat keberhasilan yang relatif, atas berbagai macam usahanya dalam memuaskan kebutuhannya. Menurut Sardiman 2010: 89 jenis motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: 1 motivasi intrinsik, yaitu motivasi yang disebabkan oleh faktor- commit to user 47 faktor dari dalam diri peserta didik sendiri, motivasi ini sering disebut motivasi murni. Misalnya: keinginan untuk mendapat keterampilan tertentu, memperoleh informasi, keinginan untuk diterima orang lain. Motivasi intrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari dalam dirinya secara mutlak sehubungan dengan aktivitas belajarnya. 2 motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar diri anak peserta didik, misalnya: pujian, hadiah, persaingan, medali dan hukuman. Berdasarkan uraian di atas, maka yang dimaksud motivasi adalah suatu dorongan baik yang berasal dari dalam diri seseorang maupun dari luar untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan. Oleh sebab itu peranan motivasi dalam proses pembelajaran perlu dipahami oleh pendidik agar dapat melakukan berbagai bentuk tindakan atau bantuan kepada peserta didik. Motivasi dirumuskan sebagai dorongan, baik diakibatkan faktor dari dalam maupun luar peserta didik, untuk mencapai tujuan tertentu guna memenuhi memuaskan suatu kebutuhan. Dalam konteks pembelajaran maka kebutuhan tersebut berhubungan dengan kebutuhan untuk belajar. Peran motivasi dalam proses pembelajaran dapat dianalogikan sebagai bahan bakar untuk menggerakkan mesin, motivasi belajar yang memadai akan mendorong peserta didik berperilaku aktif untuk berprestasi dalam kelas, tetapi motivasi yang terlalu kuat justru dapat berpengaruh negatif terhadap keefektifan usaha belajar peserta didik. Karena motivasi ini akan berdampak sebagai ambisi untuk memuaskan suatu kebutuhan. commit to user 48 Adapun fungsi dari motivasi dalam pembelajaran diantaranya : 1. Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan, tanpa motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan misalnya belajar; 2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan; 3. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan. Pada garis besarnya motivasi mengandung nilai-nilai dalam pembelajaran sebagai berikut : 1. Motivasi menentukan tingkat berhasil atau gagalnya kegiatan belajar peserta didik; 2. Pembelajaran yang bermotivasi pada hakikatnya adalah pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat yang ada pada diri peserta didik; 3. Pembelajaran yang bermotivasi menuntut kreatifitas dan imajinitas guru untuk berupaya secara sungguh-sungguh mencari cara-cara yang relevan dan serasi guna membangkitkan dan memeliharan motivasi belajar peserta didik; 4. Berhasil atau gagalnya dalam membangkitkan dan mendayagunakan motivasi dalam proses pembelajaran berkaitan dengan upaya pembinaan disiplin kelas; 5. Penggunaan asas motivasi merupakan sesuatu yang esensial dalam proses belajar dan pembelajaran. Seseorang akan muncul motivasinya untuk melakukan suatu aktivitas tertentu, tergantung pada lingkungan dimana dia berada dan tentunya juga fasilitas pendukung untuk melakukan aktivitas tersebut. Hal tersebut termasuk motivasi seseorang atau peserta didik yang pada umumnya untuk belajar. Seorang peserta didik termotivasi untuk belajar biologi misalnya, bila dia memiliki pemahaman commit to user 49 dan harapan terhadap sesuatu yang berhubungan dengan materi pelajaran biologi yang sedang dipelajari. Pemahaman tentang materi tersebut dapat diperoleh dari: informasi dari seorang guru atau dari orang-orang yang berpengalaman ahli dibidang biologi, dari suatu artikel tentang biologi serta dari berbagai bidang yang ditekuninya yang dapat dikembangkan. Dengan diperolehnya informasi dari berbagai pihak, motivasi seseorang akan muncul untuk mempelajarinya jika fasilitas pendukungnya terpenuhi. Setiap orang pada hakekatnya memiliki motivasi untuk berprestasi dalam hidupnya dan mereka tidak mudah puas dengan apa yang sudah diraih sebelumnya. Dorongan untuk berprestasi menjadi yang lebih selalu muncul, namun intensitas tinggi rendahnya motivasi berprestasi tersebut antara orang yang satu dengan yang lainnya tidak selalu sama.

8. Prestasi Belajar

Dokumen yang terkait

Pembelajaran Analisis Kimia Menggunakan Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri Bebas Termodifikasi Ditinjau dari Kreativitas dan Kemampuan Verbal

0 6 19

PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS MASALAH MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI DAN KEMANDIRIAN BELAJAR

1 9 154

PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) DAN METODE INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI (MODIFIED FREE INQUIRY) DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI DAN SIKAP ILMIAH SISWA

0 2 132

Pembelajaran Fisika Berbasis Masalah melalui Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri Bebas Termodifikasi Ditinjau dari Gaya Belajar dan Kreativitas Verbal.

0 0 17

PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI KONSTRUKTIVISME MENGGUNAKAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI DAN SIKAP ILMIAH.

0 0 22

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN SIKAP ILMIAH SISWA.

0 0 19

PEMBELAJARAN IPA DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN BEBAS TERMODIFIKASI DAN EKSPERIMEN TERBIMBING DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA.

0 0 9

Pembelajaran Biologi Melalui Inkuiri Terbimbing Dan Inkuiri Bebas Termodifikasi Ditinjau Dari Keterampilan Proses Sains Dan Kreativitas Siswa | Dwijono | Jurnal Edukasi Matematika dan Sains 686 1237 1 SM

0 0 10

PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENDEKATAN STARTER EKSPERIMEN (PSE) MELALUI INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI DITINJAU DARI KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN KREATIVITAS SISWA | Dwijono | Inkuiri 3792 8385 1 SM

0 0 10

PERBANDINGAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN BEBAS TERMODIFIKASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR

0 0 13