commit to user 140
as in some types of inquiry instruction.” Jadi bila guru menginginkan pembelajarannya berhasil, maka harus ada kerjasama antara pebelajar peserta
didik dengan pembelajar guru. Dengan adanya kerjasama tersebut maka kemampuan berfikir dan ketrampilan akan dapat dimiliki oleh peserta didik
sehingga motivasi belajar juga terbangun. Dari uraian tersebut jelas bahwa ada keterkaitan antara metode inkuiri dengan motivasi belajar, dimana motivasi
belajar dapat dibangun dengan pelaksanaan metode inkuiri dalam pembelajaran.
5. Hipotesis Kelima
Berdasarkan hasil analisis variansi tiga jalan diketahui bahwa terdapat interaksi antara pembelajaran kuantum dengan metode inkuiri terbimbing dan
inkuiri bebas termodifikasi dengan ketrampilan proses sains peserta didik terhadap prestasi belajar. Hal ini ditunjukkan oleh hasil perhitungan P-value
0,041 α 0,05 dengan demikian H
0AC
ditolak dan H
1AC
diterima. Artinya, ada interaksi atau pengaruh antara tinggi rendahnya ketrampilan proses sains yang
dimiliki peserta didik dan model serta metode pembelajaran terhadap prestasi belajarnya.
Hal ini sesuai dengan tabel 4.20. bahwa peserta didik yang KPS-nya tinggi dan diajar dengan metode inkuiri terbimbing maupun inkuiri bebas termodifikasi,
cenderung memperoleh rerata prestasi belajar yang lebih tinggi dibanding dengan peserta didik yang KPS-nya rendah. Tetapi bila dibandingkan rerata prestasi
belajar peserta didik yang KPS-nya rendah dan diajar dengan metode inkuiri terbimbing dengan yang diajar menggunakan metode inkuiri bebas termodifikasi
terdapat perbedaan. Peserta didik yang belajar dengan metode inkuiri bebas
commit to user 141
termodifikasi memperoleh rerata prestasi lebih tinggi daripada yang belajar dengan metode inkuiri terbimbing. Hal ini dapat terjadi karena antusiasme atau
motivasi belajar peserta didik dalam kelompok tersebut cukup tinggi ditunjukkan oleh banyaknya pertanyaan yang diajukan kepada guru pengajar, sehingga peran
guru pengajar sebagai fasilitator menjadi kabur. Disamping itu dengan metode inkuiri bebas termodifikasi peserta didik mempunyai keluasan alternative
pembentukan konsep sehingga disatu pihak justru dapat lebih meningkatkan pemahaman konsep oleh peserta didik setelah mendapat pengarahan dari guru.
Dari gambar 4.10. juga tampak bahwa grafik rerata prestasi belajar dari peserta didik dengan KPS tinggi dan rendah saling berpotongan, hal ini mengindikasikan
bahwa antara KPS dan metode pembelajaran berpengaruh pada prestasi belajar. Dalam pembelajaran inkuiri peserta didik terlibat langsung dalam
membentuk konsep materi melalui tahap-tahap proses belajar yang identik dengan metode ilmiah. Dan dalam metode ilmiah itu sendiri termasuk di dalamnya
langkah-langkah penerapan ketrampilan proses sains. Semua proses kegiatan belajar tersebut telah terangkum dalam metode pembelajaran Inkuiri melalui
pengembangan ketrampilan proses. Hal ini sesuai dengan pendapat Wayne Welch dalam artikel oleh Singgih Trihastuti, 2008 yang menyatakan bahwa teknik-
teknik yang diperlukan dalam pembelajaran Sains sama dengan teknik untuk penyelidikan ilmiah. Metode ilmiah dapat dianggap sebagai proses inkuiri.
Salah satu keuntungan belajar dengan metode inkuiri bebas termodifikasi adalah adanya kemungkinan peserta didik dalam memecahkan masalah open
ended dan mempunyai alternatif pemecahan masalah lebih dari satu cara, karena
commit to user 142
tergantung bagaimana cara mereka mengkonstruksi jawabannya sendiri. Selain itu, ada kemungkinan mereka menemukan cara dan solusi yang baru atau belum
pernah ditemukan oleh orang lain dari masalah yang diselidiki, sehingga memungkinkan pemahaman konsep yang lebih mendalam setelah berdiskusi
dengan teman atau dengan guru. Berdasarkan uraian tersebut jelaslah kaitan antara metode pembelajaran
inkuiri dengan ketrampilan proses sains. Metode pembelajaran inkuiri adalah cara pembelajarannya, sedangkan KPS adalah langkah-langkah atau isi dari cara
pembelajaran tersebut. Dengan demikian bila KPS peserta didik tinggi, maka mereka akan dapat meningkatkan prestasi belajarnya dengan melalui metode
pembelajaran inkuiri terbimbing. Demikian pula sebaliknya bila tingkat KPS peserta didik rendah, maka mereka akan merasa kesulitan belajar menemukan
konsep materi dengan metode inkuiri bebas termodifikasi tanpa motivasi dan fasilitasi dari guru. Bila peserta didik tidak aktif meminta bantuan guru, fasilitas
belajar tidak lengkap dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi pada kegiatan pembelajaran maka mereka akan kesulitan untuk membangun konsep materi
secara mandiri.
6. Hipotesis Keenam