4 M ETODOLOGI PENELITIAN 4.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis yang dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan
nyata sekarang sementara berlangsung. Tujuan utama penggunaan metode ini untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat
penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu Travers 1978 in Sevilla et al. 1993. Ada beberapa alasan menggunakan metode
deskriptif. Salah satu diantaranya adalah bahwa metode ini telah digunakan secara luas dan dapat meliputi lebih banyak segi dibanding dengan metode- metode
penyelidikan lain. Metode ini banyak memberikan sumbangan kepada ilmu pengetahuan melalui pemberian informasi keadaan mutakhir dan dapat membantu
peneliti dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang berguna untuk pelaksanaan percobaan.
4.2 Je nis dan Sumbe r Data
Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui survei lapang dan wawancara di lokasi penelitian.
Sedangkan data sekunder diperoleh dari penelusuran pustaka dari Dinas Instansi Lembaga terkait seperti : Coremap Pangkep, Dinas Pariwisata Provinsi
Kabupaten, Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Kabupaten, Badan Pusat Statistik BPS Propinsi Kabupaten, Bappeda Propinsi Kabupaten, PPI serta data
dari Balai TNKT, BKSDA, Bakosurtanal, Lembaga Swadaya Masyarakat LSM, dan Perguruan Tinggi. Selain itu digunakan pula data-data dasar berupa :
1. Peta RBI, Peta Batimetri derah Pulau-pulau Pangkajene Kepulauan Pangkep
dari Bakosurtanal. 2.
Data Spasial dan Data non-spasial tematik pe ndukung lainnya dari Bappeda Provinsi Sulawesi Selatan dan Coremap II Kabupaten Pangkep.
Berdasarkan pengumpulan data primer dan sekunder yang diperoleh, pengumpulan data dikelompokkan terkait dengan variabel- variabel kerentanan
pulau-pulau kecil meliputi kerentanan pantai yang mengacu pada Gornitz 1997. Indeks kerentanan dibangun dari beberapa variabel lingkungan dan ekonomi yang
berpengaruh secara eksternal pada suatu pulau kecil dan didasarkan pada penilaian terhadap berbagai aspek, yang meliputi aspek ekologis, antropogenik,
dan biologi. Tabe l 5 Jenis dan Sumber Data
Jenis Data Sumber Data
I. Data Prime r :
1. Ekologi Geofisik sumberdaya alam
In situ 2.
Sos ial eko nomi budaya dan kelembagaan In situ
masyarakat 3.
Kerentanan sumberdaya alam In situ
4. Pemanfaatan sumberdaya alam
In situ 5.
Identifikasi faktor-faktor strategis sistem dinamik Responden expert pakar
II. Data Skunder :
1. Citra satelit Tahun 2001 – 2010
LAPAN, BPPT, Biotrop, Coremap II
2. Peta Alur Laut Kepulauan Indonesia Dishidros TNI-AL
Skala = 1 : 200.000 3.
Data Oseanografis Batimetri, pasang-surut, Dishidros TNI-AL,
Gelombang, arus laut dan angin Coremap II
4. Peta Rupa Bumi dan Lingkungan Pantai Indonesia Bakos urtanal
Skala = 1 : 50.000 5.
Peta Lingk ungan Laut Nasional Bakos urtanal
Skala = 1 : 500.000 6.
Data sosial ekonomi budaya dan kelembagaan BPS Kabupa ten Pangkep,
Coremap II 7.
Rencana Pemanfaatan Ruang Kabupaten Dinas Tata Ruang dan
Pangkep Permukiman Provinsi
Sulawesi Selatan 8.
Rencana Strategis Kabupaten Pangkep Bapeda Provinsi Sulawesi
Selatan, Bapeda Kabupaten Pangkep
63
4.3 Metode Penga mbilan Contoh
Secara umum, keberhasilan teknik survei yang dilakuka n pada penelitian tergantung pada teknik pe ngambilan contoh sampling techniques. Ada dua pilar
yang harus diperhatika n da lam pengambilan contoh yaitu 1 jumlah contoh dan 2 teknik pengambilan contoh. Pilar pertama menitikberatkan pada asumsi
keterwakilan data data representativeness. Nasution 2007, mengenai jumlah sampel yang sesuai sering disebut aturan sepersepuluh, jadi 10 dari jumlah
populasi. Dalam penelitian ini, digunakan pengambilan sampel strata stratified random sampling, dengan dasar penentuan strata secara geografis, berupa pulau
dan meliputi beberapa karakteristik antara lain pendapatan, pekerjaan, umur, pendidikan, lama tinggal dan sebagainya. Strategi ini memungkinkan untuk
menentukan sejauh mana setiap strata dalam populasi terwakili dalam sampel. Dalam pengambilan sampel, formulasi yang digunakan sebagai berikut Adrianto
2007 :
……………………………………………. 2 Dimana
n = jumlah contoh yang aka n diuk ur
p = proporsi kelompok yang akan diambil contohnya
q = proporsi sisa dalam populasi contoh
Z =
nilai tabel Z dari ½ α dimana jika α = 0,05 maka Z = 1,96 atau jika
α= 0,01 maka Z = 2,58 bisa dilihat pada Tabel Z b
= persentase perkiraan kemungkinan kesalahan dalam menentukan ukuran contoh.
Pengambilan populasi sampel pada bagian unit populasi yang ada sample enumeration dengan desain cluster random sampling, merupakan teknik
sampling yang mengelompokkan unit-unit elementer dalam kelompok kecil, dimana unit elementer dalam kelompok masih heterogen Nazir 1988.
Pengambilan populasi sampel digunakan untuk mengetahui tingkat komponen- komponen kerentanan pada pulau yang dikaji. Kerangka pengambilan contoh
dapat dilihat pada Gambar 10.
2 2
1
Ζ
≥ b
pq n
α
Keterangan : Pop. P
A
: Populasi Pulau A P
N
Pop P : Populasi Nelayan
B :
Populasi Pulau B P
L
Pop P : Populasi Penduduk Lokal di Pulau selama 10 tahun
C
: Populasi Pulau C P
W
: Populasi Wisatawan PN
A
: Populasi Nelayan Pulau A PL
A
pulau 10 tahun di Pulau A : Populasi Penduduk Lokal yang bermukim di
PN
B
: Populasi Nelayan Pulau B PL
B
pulau 10 tahun di Pulau B : Populasi Penduduk Lokal yang bermukim di
PN
C
: Populasi Nelayan Pulau C PL
C
pulau 10 tahun di Pulau C : Populasi Penduduk Lokal yang bermukim di
Pengumpulan data dengan teknik wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai kondisi wilayah penelitian dan persepsi stakeholders yang
terlibat langsung, sebagai pengguna lahan maupun responden yang dianggap mempunyai kemampuan dan mengerti permasalahan yang terkait dengan
pemanfaatan sumberdaya di kawasan tersebut dan opsi pengelolaan pulau terkait faktor- faktor kerentanan yang ada dan telah terjadi dikawasan tersebut.
Pengumpulan data ekologi, sosial, ekonomi, budaya dan kelembagaan dilakukan dengan menggunakan survei yang melibatkan stakeholders dan masyarakat di
lok asi kajian de ngan teknik wawancara. Pengambilan contoh untuk melihat aspek Gambar 10 Desain Cluster Sampling Pengambilan Respo nde n
I N
P U
T
O U
T P
U
T Populasi Penduduk Pulau-Pulau Kecil
P. N
A
Pop. P
B
Pop. P
C
Pop. P
A
P. L
A
P. W
A
P. N
B
P. L
B
P. W
B
P. L
C
P. N
C
P. W
C
n N
A
n L
A
n W
A
n N
B
n L
B
n W
B
n N
C
n L
C
n W
C
Tahap I Purposive
Sampling
Tahap II Cluster Purposive
Sampling
Tahap III Jumlah Sampling
65 ekologi, sosial, budaya dan kelembagaan dilakukan pada pemanfaatan
sumberdaya yang terdapat di pulau-pulau kecil di Kecamatan Liukang Tupabbriring, Kabupaten Pangkajene Kepulauan Pangkep Gambar 11.
Sedangkan pengambilan sampel untuk penentuan kebijakan dilakukan pada stakeholders terkait yang mengerti dan mengetahui kondisi wilayah pulau-pulau
kecil, khus usnya wilayah yang dikaji. Pulau-pul au yang dikaji merupakan pulau- pulau yang dianggap pemanfaatan sumberdayanya sangat tinggi dan memiliki
banyak faktor- faktor kerentanan. Pulau-pulau tersebut mewakili pembagian zona wilayah pulau-pulau kecil Moka 1995 yaitu ; zona 1, zona 2 da n zona 3 seperti
pada Gambar 12.
Gambar 11 Kerangka Pemilihan Indikator Kerentanan Pulau-Pulau
Basis Data Indikator Ke rentanan
Data Primer + Data Sekunder
Karakteristik Pulau-Pulau Kecil
Pemanfaatan Sumber Daya
Ko mposit Data
Kerentanan Pulau- Pulau Kec il
Analisis Kerentanan
4.4 Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian yang dilakukan meliputi tahap deskriptif, kondisi pembatas, kolaborasi dan Implementasi. Tahapan ini secara rinci terdapat pada
Gambar 13 yang menunjukkan tahapan penelitian yang dilakukan, dimulai dengan identifikasi potensi berdasarkan hasil wawancara dengan responden pulau dan
interpretasi peta wilayah yang dijadikan lokasi penelitian dipe roleh dari data-data sekunder. Wawancara yang dilakukan berdasarkan kuisioner yang meliputi
pertanyaan tentang fakta, pendapat dan persepsi diri responden sampel tentang daerah studi. Hasil rumusan kuisioner yang diperoleh, diharapkan dapat memberi
informasi sistem sosial ekologi masyarakat dan peruntuka n lahan yang eksisting sesuai dengan keinginan masyarakat pengguna dan sesuai dengan karakteristik
sumberdaya, faktor-faktor yang memicu kerusakan ekosistem dan pulau sebagai kerentanan wilayah di kajian studi. Data yang diperoleh disesuaikan dengan data
kerentanan yang ada di wilayah studi berdasarkan kondisi eksisting dan kondisi di masa lampau. Selanjutnya data kerentanan kerentanan lingkungan dan
Gambar 12. Peta Lokasi Penelitian
67 kerentanan eko nomi dibobotkan untuk memperoleh informasi peta kerentanan
yang selanjut nya dilakuka n pe rumusan verifikasi data kesesuaian ruang. Data kerentanan lingkungan dan kerentanan ekonomi yang diperoleh
menghasilkan skoring kerentanan lingkungan da n eko nomi yang dikompilasi dengan analisis kesesuaian ruang untuk peruntukan kegiatan penangkapan ikan,
dan kegiatan ecotourism pariwisata bahari dan pemukiman. Hasil kompilasi yang diperoleh dari skoring kerentanan dan kesesuaian ruang pemanfaatan
sumberdaya memberikan output daya dukung wilayah berdasarkan aspek ekologi, sosial dan ekonomi. Selanjutnya untuk memperoleh strategi pengelolaan pulau-
pulau kecil berdasarkan tingkat daya dukung pemanfaatan sumberdaya yang diperoleh, dan untuk implementasi kebijakan pengembangan pulau-pulau kecil
berdasarkan faktor-faktor kerentanan lingkungan, kerentanan ekonomi, kesesuaian lahan da n da ya dukung wilayah khususnya di Kecamatan Liukang Tupabbiring,
Kabupaten Pangkajene Kepulauan dilakukan verifikasi sistem dengan menggunakan analisis stakeholders yaitu analisis Prospektif.
4.5 Metode Analisis Data 4.5.1 Analisis Kerentanan
Kerentanan pulau-pulau kecil dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat beberapa aspek lingkungan, ekologi da n ekonomi yang terdapat di pulau-pulau
kecil. Indeks kerentanan lingkungan yang diacu meliputi indeks rata-rata tunggang pasang surut, naiknya permuka an laut sea level rise, gelombang,
elevasi, dan geomorfologi pulau. Indeks ekonomi meliputi keterpencilan pulau, keterbukaan ekonomi dan dampak ekonomi kenaikan muka laut. Faktor kapasitas
adaptif untuk kerentanan lingkungan pulau menggunakan persentase tutupa n karang, kelimpahan jenis lamun serta jenis karang dan lamun yang mendominasi.
Kapasitas adaptif untuk kerentanan ekonomi digunakan indeks tekanan penduduk dan indeks degradasi lahan.
Penentuan tingkat kerentanan pada penelitian ini menggunakan tingkat kerentanan yang dikembangkan oleh Gornitz et al. 1997, Kaly et al. 2004
dengan rujukan yang dikembangkan Briguglio 1995; Adrianto and Matsuda
2002; 2004 and EVI-SOPAC 2004, yang membagi tingkat kerentanan dalam 5 tingkatan dari yang tertinggi hingga yang paling rendah dengan warna pada
pemetaan yang berbeda. Tingkat kerentanan yang paling tinggi extremely vulnerable disimbolkan dengan warna orange dengan jumlah nilai data
kerentanan 365, tingkat kerentanan yang menunjukkan suda h sangat berba haya highly vulnerable dengan jumlah nilai data kerentanan 315 dan dipetakan
dengan warna coklat, tingkat kerentanan yang sudah berbahaya vulnerable dengan jumlah nilai data 265 disimbolkan dengan warna kuning, tingkat
kerentanan yang menunjukkan kondisi sifat sistem lingkungan yang sedang menghadapi bahaya low vulnerable dengan jumlah nilai data 215 dan
disimbolkan dengan warna putih dan yang terakhir adalah kondisi lingkungan tidak menghadapi bahaya non vulnerable dengan jumlah nilai data 215 dan
disimbolkan dengan warna hijau. Tingkat kerentanan tersebut dikolaborasi dengan tingkat kerentanan yang digunakan oleh Briguglio 1995, Adrianto and Matsuda
2002;2004 yang menunjukkan tingkat kerentanan secara kuantitatif dan kualitatif berdasarkan hasil standarisasi variabel SV atau komposit indeks
kerentanan CVI yang memiliki kisaran dari 0 hingga 1 0 ≤CVI≤1. Kerentanan
yang dikembangkan pada penelitian ini meliputi kerentanan fisik Gornitz et al. 1997, kerentanan ekonomi Adrianto and Matsuda 2002;2004 serta kerentanan
sos ial EVI-SOPAC 2004.
69
4.5.2 Kerentanan Lingk ungan
Kerentanan lingkungan terdiri dari 3 tiga variabel pengukur yaitu Exposure Keterbukaan, Sensitifity kepekaan dan kapasitas adaptif. Variabel-
variabel tersebut dijelaskan sebagai berikut : Gambar 13 Tahapan Penelitian
I N
P U
T
P R
O S
E S
O U
T P
U
T
Identifikasi Potensi Sumberdaya Expert Identifikasi Kerentanan Su mberdaya PPK
- Lingkungan -
Ekonomi
Daya Dukung Su mberdaya Pulau- Pulau Kec il
Analisis Kesesuaian Lahan dengan memasukkan Kerentanan Lingkungan
exposure, sensitivity, adaptif capacity, Kerentanan Ekonomi exposure, sensitivity,
adaptif capacity
Peru musan Strategi Pengembangan Pulau-Pulau
Peru musan Model Pengembangan Pulau-pulau Pangkep
Selesai
Kerentanan PPK
Skoring Kesesuaian ,
berdasarkan Kerentanan
Daya Dukung Pemanfaatan Pulau
Mulai
Tahap I: Deskriptif
Tahap II: Kondisi
Pembatas
Tahap III: Kolaborasi
Tahap IV: Implementasi
A Exposure Keterterbukaan
1 Kenaikan Muka Laut Sea Level Rise
Data kenaikan muka laut ini diperoleh melalui satelit altimeter seperti Topex Poseidon. Jason 1 dan Jason 2 yang dapat diunduh melalui situs
http:www.aviso.oceanobs.comennewsocean-indicatorsmean- sealevelindex.html
. Data yang dihasilkan berformat NetCDF Network Common Data Form menggunakan sistem grid dengan ukuran 0.25
o
x 0.25
o
atau kurang lebih 27.8 km x 27.8 km dan tersedia dari Oktober 1992 hingga Desember 2010
dengan cakupan seluruh dunia Hartanto and Maulana 2010. Kenaikan permukaan laut Global Measure Sea Level GMSL sekitar 3,2
mmtahun Gambar 14 dihitung setelah menghilangkan sinyal tahunan dan semi- tahunan meliputi penapisan pola musiman, tekanan atmosfir, proses baroklinik
laut da n pengaruh angin. Filter 2 bulanan diterapkan pada titik-titik biru, sementara filter 6 bulanan digunakan pada kurva merah dan menerapkan koreksi
postglacial rebound -0,3 mmtahun. Dalam perhitungan kenaikan permukaan laut globa l dilakukan analisis ketidakpastian dari setiap koreksi altimetri serta
perbandingan dengan hasil tide gauge yang memberikan kesalahan pada trend sekitar 0,6 mmtahun pada selang kepercayaan 90.
Pengolahan data trend kenaikan muka laut diawali dengan mengekstrak data berformat netcdf .nc dengan menggunakan ODV Ocean Data View menjadi
data berformat teks .txt pada area yang berkoordinat batas 0,5
o
LS – 12,5
o
LS dan 101,5
o
BT – 118,5
o
BT. Untuk keperluan informasi yang lebih detail sebagai masukan dalam sel di pantai maka dilakukan interpolasi hingga ukuran spasial
grid menjadi 1 km x 1 km. Selanjutnya hasil interpolasi tersebut dicari yang posisinya terdekat dengan posisi sel yang ada di pantai.